MKA 4

***

'Huh!

Lelah sekali yang kurasa saat ini, aku memilih untuk duduk sambil meluruskan kakiku ke depan. Baru lima menit aku menikmatinya, Mama mertuaku sudah berada di hadapanku. "Kenapa duduk? Tidak nyapu? Rumah kotor sekali, Dhira."

"Pinggang Dhira sakit, Ma. Sebentar lagi ya, tunggu Mas Rayyan pergi kerja."

"Alasan saja kamu ini, pinggang sakit atau nunggu Rayyan kerja? Ah, sudahlah!" Wanita paruh baya itu pergi meninggalkanku.

"Hiks ... hiks ...."

Menangis dalam diam, itulah yang aku lakukan saat ini. Aku sudah tidak tahan! Rasanya ingin aku bertanya, siapa aku? Aku menantu atau babu?

Apa aku harus menjadi wanita karier agar aku dianggap ada? Apa aku harus berpenghasilan agar aku dibanggakan?

"Sayang, ada apa?" Mas Rayyan sudah selesai mandi, bahkan kini ia sudah sangat rapi.

"Nggak pa-pa, Mas." Aku mengelak, walaupun sebenarnya aku ingin jujur tetapi aku tidak ingin menciptakan keretakan antara ibu dan anak.

"Yakin?"

Aku mengangguk, "sudah mau pergi, Mas?"

"Iya, bekal Mas mana?"

"Sudah Dhira siapkan, Mas. Bentar ya!" Aku mengambil tempat bekal tersebut dan ku berikan padanya. "Ini, Mas. Nanti siang jadi temanin aku kontrol 'kan, Mas?"

"Iya, kamu siap-siap saja nanti ya. Tengah hari nanti Mas pulang, Oke?"

"Iya, Mas hati-hati."

Tak seperti biasanya, aku tidak mencium dadanya Mas Rayyan membuatnya sedikit bingung saat ini. Aku benar-benar lupa karena aku terlalu memikirkan rasa kecewaku kepada ibu mertuaku.

Pagi menjadi siang, aku sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Mas Rayyan untuk menjenguk calon buah hati kami ke dokter spesialis kandungan. Aku sudah tidak sabar, aku ingin melihat perkembangannya. Apa dia baik-baik saja, atau malah menderita karena aku sering mengajaknya untuk menangis.

Tiba'lah kami di rumah sakit, aku sudah mengambil nomor antrian. Ternyata aku mendapatkan nomor 20 dan sekarang antrian baru sampai nomor 5. Itu tandanya aku harus lebih sabar lagi menunggu. Ku elus perutku yang sudah tampak membesar itu. Sesekali ku rasakan kedutan yang dahsyat disana, itu tandanya bayiku merespon tanganku.

"Ny. Adhira ..." Namaku dipanggil oleh salah seorang perawat.

Aku dan Mas Rayyan masuk ke dalam, ternyata kami sudah di tunggu oleh dokter cantik yang sudah tak lagi muda. "Selamat siang, Ma ... Pa ...."

"Siang, dok."

"Wah, kabar mamanya gimana ini? Jangan banyak pikiran ya!"

Hah? Pesan seperti apa ini? Aku nggak berani mengatakan iya karena setiap hari Mama mertua dan sekelilingku yang berada di rumah itu selalu membuatku kesal.

"Baiklah, yuk baring Ma."

Aku naik ke tempat tidur tersebut, lalu perawat tersebut mengoleskan gel yang dingin, ia ratakan ke sekeliling perutku lalu menunggu sang dokter tiba. Tak lama bu dokter tersebut datang dengan memegang alatnya, dan memutarkannya ke sembarang sisi di perutku. Aku dan Mas Rayyan menatap layar di monitor, terlihatlah semua bagian yang dijelaskan oleh dokter tersebut.

"Dedeknya normal ya, Ma. Sepertinya dedenya sangat aktif nih, gerak terus!"

"Dok, saya mau lihat wajahnya."

"Iya, kita lihat ya!" Dokter tersebut menggerakkan lagi alatnya, "dedeknya ngumpet, Ma." Kata dokter tersebut sambil terkekeh.

Sedikit kecewa, tetapi aku malah geli karena ia seperti tahu jika aku dan Ayahnya ingin melihatnya. "Nggak apa, nanti kita lihat lagi," dokter tersebut seperti tahu apa yang ada dipikiranku.

'Hap!

*****

Sambil menunggu kelanjutan dari Dhira, yuk baca punya teman Author yang nggak kalah serunya ... cekidot👇

Blurb:

Kejadian masa lalu membuat Hasna harus bertemu dengan pria dingin yang menurutnya begitu menakutkan.

Namun, pada akhirnya dia sendiri yang malah terjebak dengan pesona pria dingin itu.

Bima, seorang asisten pengusaha muda yang cukup terkenal. Dia adalah si genius perusahaan Walton.Corp yang terkenal dengan sikap dingin dan tegasnya.

Dengan sikap dinginnya, Bima seolah membangun dinding besar yang kuat untuk tidak bisa orang lain menyentuhnya.

Namun, masa lalu Tuannya telah mempertemukan dia dengan gadis manis yang siap menggoyahkan hatinya yang beku.

"Aku masih menunggu gadis di masa laluku"

Kata yang membuat seorang Hasna mundur dan melupakan perasaanya pada pria dingin yang dia cintai itu. Bima yang telah menolak perasaannya secara terang-terangan, bahkan sebelum Hasna sempat mengungkapkannya.

Kisah cinta dengan masa lalu yang rumit..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!