Surya dan Tata pun berjalan mengikuti Bulan sambil bertanya tanya apa yang sedang di pikirkan oleh Bulan.
sementara itu Bulan yang merasakan ke tertarik dengan awan langsung mengikuti dan menghampiri nya tanpa berfikir panjang.
"Hai Awan kan, kenalin gua Bulan Mahendra," seru Bulan sambil mengulurkan tangannya namun tangannya hanya melayang di udara .
"Tumben orang kaya mau ngobrol sama orang kayak kita." saut Sunny dengan wajah judesnya,
namun Bulan malah menatapnya dengan tatapan sinis, bola matanya melihat dari bawah sampai atas yang benar saja, Sunny memang terlihat seperti pereman pasar dengan pakaian serba hitam bahkan dia tidak mengenakan gaun tapi malah mengenakan jaket kulit dengan rambut yang di kuncir kuda, memang sunny adalah gadis yang tomboy, dia tidak terlalu suka mengenakan pakaian yang ribet dan dia suka menjadi diri sendiri, ini yang membuat Bulan memiliki pandangan yang buruk terhadap Sunny.
"Gua gak mau ngomong sama lu, gua maunya ngomong sama Awan, lagian lu siapa si gua gak kenal sama lu ? lu dari kelas bawah ya! lihat baju lu serba hitam kayak mau ngelayat bukan ke pesta tau gak!" seru Bulan.
"Emang mau ngomong apa sama saya, sampai sampai kamu ngehina orang kayak gitu?" seru Awan yang sedikit kesal karna ucapan Bulan yang terdengar seperti hinaan kepada sahabatnya.
"Gua cuma mau ngomong, lu mau gak jadi pacar gua?" seru Bulan yang membuat semua orang yang memperhatikan nya dari tadi, tertegun dan langsung melihat ke arah Awan, tak terkecuali sahabat sahabat bulan yaitu Tata dan Surya mereka sangat tertegun mendengar ucapan Bulan yang sangat tidak masuk akal itu.
"Ini benar benar gila, Bulan yang biasanya nolak cowok, ini malah dia yang nembak ini gak mungkinkan? gua pasti cuma mimpi!" batin Tata yang masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Pasti hari ini matahari terbit dari barat!" ujar Surya.
"Kenapa kalian semua terlihat aneh?" seru Bulan sambil melihat ke sekelilingnya yang terdiam dan melihat kearahnya dengan tatapan yang menurutnya aneh.
"Yang aneh itu bukan kita tapi lu tau gak, gua tadi pasti salah dengarkan atau lu lagi bercanda sama kita?" seru Tata.
"Gua gak bercanda, gua serius gimana Awan lu mau gak?" tanya Bulan sambil menatap mata Awan.
"Gak!" jawab Awan singkat.
"Ha??" jawaban awan malah membuat semua orang lebih kaget di pikiran mereka, bagaimana bisa ada orang yang menolak wanita idaman semua pria di sekolah, dimata mereka bulan adalah seorang dewi yang dikaruniai paras yang cantik dia juga keturunan orang yang berkuasa dan kaya raya siapa yang tidak mau di jadikan kekasih oleh wanita yang seperti itu, tapi sayang awan tidak berfikir seperti itu menurutnya berhubungan dengan orang kaya hanya akan membuat hidupnya lebih menderita karna memang di dunia ini orang kaya dan miskin memang tidak akan pernah bisa setara.
"Ha? apa lu nolak gua, lu gak tau siapa gua? apa tadi gua lupa nyebut nama?" tanya Bulan.
"Gak, saya tau kamu Bulan mahendra cucu pertama tuan Jaya Mahendra alias pewaris dari keluarga Mahendra, keluarga kamu juga pemilik sah dari sekolah SMA Mahendra" jawab Awan.
"Lu tau tapi, kenapa lu masi berani nolak gua, atau gini aja lu jadi pacar gua dan lu bakal dapetin semua kemewahan di gold class dan gua tanggung semua biaya hidup lu?" seru Bulan yang melakukan penawaran.
(Gold class adalah kelas vipp di sekolah mahendra hanya orang kaya tingkat tinggi yang dapat masuk ke kelas itu.)
"Jawaban nya sama gak! lagian kita gak se akrab itu sampai kita bisa menjalin hubungan." tolak Awan dengan nada yang sangat sopan.
"Emang harus akrab dulu baru bisa pacaran?" tanya Bulan polos karna memang Bulan tidak pernah pacaran sama sekali.
"Aduh bodo banget saudara gua, Lan lu bener bener ya bikin gua malu astaga!" seru Tata yang merasa malu dengan tingkah Bulan.
"Kenapa emang Ta?"tanya Bulan.
"Lu salah minum obat ya? hari ini atau lu mabuk?" Tanya Surya.
"Gak kok gua sadar 100%." jawab Bulan.
"Udah, Bulan ayo iku gua" seru Tata sambil mengapai tangan Bulan dan menarik nya meninggalkan pesta, Surya pun mengikuti mereka dari belakang.
sesampainya di tempat parkir Tata pun langsung menyeprot kan seprotan anti kuman di sekujur tubuh Bulan.
"Lu ngapain si Ta? uhukkk uhukk," seru Bulan yang risih dengan tingkah Tata yang menyeprot terlalu banyak sampai membuat dia tersedak.
"Gua nyemprotin anti kuman, lu tau gak si Awan itu dari kelas bawah orang miskin hidupnya kumuh jorok, ngapain si lo deket deket sama cowok kayak gitu?" seru Tata.
"Bener kata Tata, kenapa hari ini lu aneh banget gua sampek mau pingsan gara gara lu nembak si Awan itu kayak bukan lu tau gak?" seru Surya.
"Kenapa kalian kok gak dukung gua kayak biasa nya si?" tanya Bulan.
"Ya, karna lu aneh." jawab Tata dan Surya serentak.
"Apanya yang aneh?" Tanya Bulan.
"Lu aneh, tapi Awan lebih aneh!" jawab Surya.
"Iya si pertama kali gua ngeliat dia, gua ngerasa aneh, rasa nya tuh kayak saat gua ngeliat cincin berlian biru, gua pengen banget dapetin dia!" seru Bulan.
Cincin berlian biru adalah cincin yang sangat di incar oleh Bulan tapi sampai sekarang dia tidak bisa mendapatkan nya karna cincin itu sangat langkah hanya ada 2 di dunia.
"Cincin berlian biru yang lu incer itu?" tanya Tata.
"Kok malah ngomongin cincin si, maksud gua Awan aneh itu karna dia nolak Bulan, Bulan Mahendra lo yang di tolak, gila tu anak!" seru Surya.
"Bener juga orang berlomba lomba naklukin Bulan dia malah nolak Bulan gitu aja." ucap tata.
"Tapi, katanya tadi harus akrab dulu baru bisa punya hubungan emang akrab nya harus kayak apa pelukan dulu gitu?" seru Bulan yang tidak mengerti bagaimana cara nya akrab dengan orang karna memang dia tidak pernah berhubungan dengan orang lain kecuali keluarganya.
"Ya, gak pelukan juga si, ngimana jelasinnya?" ucap Surya.
"Emang lu, beneran mau akrab sama cowok miskin itu?" tanya Tata.
"Gua, mau dapetin dia bagaimana pun caranya!" jawab Bulan.
"Harus banget gitu? si Awan?" tanya Surya memastikan perkataan Bulan.
"Iya mokoknya harus dia!! untuk saat ini kalau bukan dia, gua gak mau!" seru Bulan.
Memang sudah menjadi sifat Bulan, apapun yang ia inginkan harus ia dapatkan.
Sebenarnya memang dari awal Bulan hanya mengingginkan syal rajutan ibu Awan, tapi saat Awan bilang kalau tidak ada yang lebih berharga dari seorang ibu, kata itu yang membuat Bulan tertegun dan membuat ia tertarik kepada Awan.
"Yaudah, mau pulang atau masuk ke pesta lagi?" Tanya Surya.
"Pulang aja." jawab Tata sambil memasukan seprotan anti kuman kedalam tasnya.
"Tapi kan baru sampai, masuk lagi aja!" seru Bulan sambil menarik tangan Tata, mengajak untuk masuk kembali ke pesta itu namun Tata menolak.
"Ngak, pulang aja gua malu banget!" seru Tata yang langsung melepaskan tangannya dari ngengaman Bulan.
"Tapi gua mau masuk, kalau lu mau pulang pulang aja sana," seru Bulan dengan nada kesal dan langsung berbalik ia melangkah meninggalkan Tata dan Surya.
"Lan, katanya lu mau tau caranya akrab sama orang!" seru Surya yang membuat langkah Bulan terhenti dan langsung berbalik menghampiri Surya.
"Gimana caranya?" Tanya Bulan dengan wajah penasaran.
"Kita masuk mobil dulu, nanti gua kasih tau," Seru Surya membujuk Bulan supaya dia mau pulang.
"Oke." seru Bulan yang langsung masuk ke mobil milik Surya.
"Waw good bro." seru Tata berjalan masuk kemobil sambil menepuk pundak Surya .
"Siapa dulu Surya," ucap Surya membanggakan dirinya dan surya pun ikut masuk ke dalam mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
L u k e e
🆙🆙🆙🆙
2022-08-28
1