Aku masih betah berlama-lama dalam pelukan ibuku. aku hanya ingin meluapkan segala kerinduan ku selama ini. "Ibu, biarkan aku memeluk tubuh ibu lebih lama lagi. aku sangat rindu dengan pelukan ibu." ucapku sembari menguatkan pelukanku
"Dengar nak. ibu selalu memeluk tubuhmu setiap hari. tetapi itu ibu lakukan disaat kamu sudah tertidur lelap."
Aku melonggarkan pelukanku. aku menatap wajah kesungguhan ibu. "Kenapa Bu?" tanyaku tidak mengerti.
"Karena ibu masih belum bisa menerima kenyataan ini Nia. ibu terlalu naif untuk mengakui rasa sayang ibu kepadamu. namun semakin ibu berusaha membencimu maka hati ibu semakin sakit. sekali lagi maafkan ibu nak. sekarang kamu adalah anak ibu sampai kapanpun, ibu sangat menyayangi kamu Nia."
"Ah, Ibu.. aku juga sangat menyayangi ibu. aku akan selalu ada buat ibu."
***
Kini sudah beberapa Minggu setelah kejadian itu. dan kini sikap ibu benar2 sudah berubah. aku selalu bersyukur kepada Allah,yang telah mendengarkan segala Do'aku. kini hari2ku dipenuhi kebahagiaan. ibu selalu menyayangi aku.dan perlahan beliau sudah bisa tersenyum dan tertawa lepas.
Pagi ini aku dan ibu sudah bersiap untuk berangkat ke perkebunan teh. ya, kini ibu sudah mau ikut bersamaku untuk memetik Teh. sebenarnya bagiku tidak ada masalah. ibu mau ikut bekerja atau tidak. karena aku masih bisa memenuhi kebutuhan aku dan ibu. tetapi ibu tetap bersikeras ingin bekerja. dan aku juga bersyukur karena ibu sudah mau terlepas dari bayang2 masa lalunya.
Ya Allah. semoga aku dan ibu selalu bahagia. hilangkan semua rasa trauma masa lalu ibuku ya Rabb. dan lancarkanlah rezeki aku dan ibu. itulah Do'aku pagi ini.
"Nia, hari ini kita kan kerahan. jadi besok kita kepasar ya. soalnya ibu mau beli bahan2 kue. ibu mau buat kue ulang tahun spesial buat kamu." ujar ibu yang mengingat hari ulang tahunku.
"Jadi ibu ingat hari ulang tahunku? sedangkan aku saja tidak pernah ingat Bu." aku memang tidak pernah ingat hari ulang tahunku.dan aku sangat senang karena ibu akan membuatkan kue ulang tahun untukku.
"Tentu saja ibu ingat Nia. ibu tidak pernah melupakan hari yang paling bersejarah itu. dimana dua puluh empat tahun yang lalu kamu ibu lahirkan ke dunia ini. dengan segala rasa berkecamuk dalam hati ibu waktu itu. ah, sudahlah. ibu tidak ingin membahas tentang itu lagi."
"Yasudah, kita tidak usah bahas itu lagi Bu. lebih baik kita menghayal masa depan yang cerah saja. semoga Allah memberikan kita rezeki yang berlimpah. Terus kita bisa jalan2 keluar negeri." ujarku pada ibu, agar ibu segera menghilangkan pikirannya yang tadi mulai mengingat masalalu kelam itu lagi.
"Ya benar itu nak. yasudah sekarang ayo kita jalan, nanti kita kesiangan, nanti pendapatan kita jadi berkurang deh."
Aku dan ibu Sudah berangkat menuju perkebunan teh itu. seperti biasanya kami hanya berjalan kaki, karena jaraknya tidak terlalu jauh sehingga masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja. saat aku sedang beriringan berjalan dengan ibu. tiba tiba ibu menyebrang jalan aspal itu.
"Lihat Nia. ada anak kelinci disana! ya ampun lucu sekali."
"Ibuu... Awaass!!!
Braaaakkkk!!!!
"Ibuuuuuu.......!"
Duniaku runtuh seketika. tubuhku bergetar hebat. aku menyaksikan sendiri dengan kedua mataku. ibu terpental beberapa meter dari jarak aku berdiri saat ini.
"Ibuuuu.. bertahanlah! jangan tinggalkan aku. Huuuu... hiks.. Hiks.." tangisku pecah. air mataku bagaikan menganak sungai.
"Ibuu, maafkan aku Bu. ibu bertahanlah aku akan membawamu ke RS sekarang." aku mendengar suara Pria yang telah menabrak ibuku itu. aku melihat wajah Pria itu. aku terkesiap saat mengetahui bahwa pria itu adalah orang yang telah menyelamatkan aku saat itu.
Pria itu begitu khawatir dan panik. dia segera mengangkat tubuh ibu yang sudah berlumuran darah.aku segera mengikuti langkahnya dari belakang dan aku ikut masuk kedalam mobil itu. aku memeluk tubuh ibu.
"Ni-nia..ja-ngan menangis nak." suara lirih ibu hampir tak terdengar. "Ibu, bertahanlah Bu. ibu pasti bisa sembuh." aku memeluk tubuh ibu dengan erat hatiku benar2 takut. Ya Allah aku mohon selamatkan ibuku. sembuhkan ibu ya Rabb. jangan ambil ibu dariku. karena aku benar-benar tidak siap.
Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. sehingga tidak berapa lama mobil itu sudah berhenti disebuah RS swasta di daerah itu.
Dia kembali mengangkat tubuh ibu. "Dokter..!suster..! tolong Dokter. tolong selamatkan beliau!" ujarnya dengan nada panik dan gelisah. perawat segera mendorong brankar ibu masuk kedalam ruangan ICU. "Dokter, aku ingin menemani ibuku, Dok."
"Maaf. Anda tunggulah diluar. kami akan segera menangani ibu Anda." dokter itu melarang ku. "Tidak dokter! aku mau menemani ibukuu!" jeritku. namun sebuah tangan menahan tubuhku yang hendak mengikuti Dokter itu
"Nia, tenanglah! aku percaya ibu akan baik2 saja." pria itu membawaku kedalam pelukannya. kembali tangisku pecah. "aku takut mas. aku takut sekali." lirihku didalam pelukannya. aku ingin marah dan kesal kepadanya. namun aku menyadari bahwa ini bukan salahnya. karena ibu yang tiba-tiba saja nyebrang disaat jarak mobil itu sudah dekat.
"Ssstt.. sudah kamu tenang dulu ya! ibu pasti baik2 saja." dia kembali menenangkan aku.
Kini aku sudah duduk di kursi tunggu itu. sesekali aku berdiri dan mengintip kedalam ruang ICU itu. kulihat Pria yang bernama Ikshan itu tak lagi ada disampingku. entah kapan dia pergi. mungkin karena aku terlalu fokus dengan pikiranku sendiri sehingga aku tidak menyadari dia pergi.
Aku merasakan Dokter begitu lama didalam ruangan itu. apakah keadaan ibu benar-benar parah? apakah ibu benar2 kritis? ah ya Allah. aku mohon selamatkan ibuku.
Kembali tangisku tumpah. aku membekap mulutku dengan tangan,agar tangisku tidak pecah.
"Nia, minum dulu ya. kamu pasti haus kan? tenanglah jangan menangis lagi." dia memberi aku sebotol air mineral. aku segera meneguk air itu hingga habis. aku memang sangat haus. mungkin karena terlalu banyak menangis sehingga kerongkonganku kering.
Cklekk!
Pintu ruangan itu terbuka. aku dan mas ikhsan segera berdiri dan menghampiri Dokter yang menangani ibu itu.
"Dokter, bagaimana keadaan beliau?" tanya mas ikhsan mewakili pertanyaan yang sama akan aku lontarkan.
"Keadaannya Kritis. dan beliau ingin bertemu dengan anda." ujar dokter itu. aku berpikir kenapa ibu hanya ingin bertemu dengan mas ikhsan? kenapa ibu tidak ingin bertemu denganku. ah mungkin ibu ingin memarahi Pria yang telah menabraknya itu. ya, begitulah pikiranku.
Mas, ikhsan segera masuk menemui ibu. aku hanya menunggu diluar. padahal aku ingin sekali bertemu ibu. tetapi dokter melarang ku untuk masuk.
Cukup lama Pria itu didalam. entahlah. entah apa yang sedang dia bicarakan dengan ibu. apakah ibu begitu marah padanya?
Hingga tak berapa lama, Mas ikhsan keluar dari ruangan itu, dengan langkah gontai dan sepertinya dia sedang menangis. aku sangat heran. apakah ibu benar2 marah dan tidak bisa memaafkan pria itu?
Aku segera menghampiri mas ikhsan.dengan bermacam pertanyaan didalam hatiku. "Mas, bagaimana keadaan ibuku? apakah ibu baik2 saja? tapi kenapa mas ikhsan menangis? ibu sangat marah ya mas. maafkan ibu ya mas. sebenarnya ibuku itu sangat baik. mungkin beliau belum hilang rasa terkejutnya."
Tak ada jawaban yang aku dengar dari bibir Pria itu. dia semakin menatapku dengan air matanya yang ikut jatuh. "Mas, tenanglah. aku yakin,nanti setelah ibu sembuh dia akan memaafkan mas ikhsan. sudah tidak apa-apa mas. nanti aku yang akan bicara pada ibu." kembali aku meyakinkan mas ikhsan.
Namun aku tak kunjung mendapatkan jawaban dari Pria itu. dia mendekati aku dan seketika itu juga dia memeluk tubuhku dan menangis. "Nia, maafkan aku. Maafkan aku Nia. maaf..."
Deg!
Jantungku berdegup kencang.hatiku merasa gelisah. dan pikiran buruk itu menari nari dalam benakku. apa yang terjadi pada ibu? kenapa mas ikhsan meminta maaf kepadaku. aku segera melerai pelukan Pria itu dan sedikit mendorong tubuhnya agar menjauh.
Bersambung...
Jangan lupa dukungannya ya agar Author semangat Update, terimakasih 🙏🥰🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Neni Rusdianti
lanjut lg yg agak cpat ya.menunggu sambungan nya.cerita nya sdih.
2022-12-12
1
Nci
Mas Ikhsan lagi..😅
2022-08-21
0
Sri Menanti
lanjut thorrr
2022-08-18
2