Pelukan ibu

Setelah mendengar semua penjelasan Bu Asih. aku sudah tidak bersemangat lagi untuk bekerja. aku hanya ingin pulang untuk segera bertemu dengan ibu.

Setibanya di rumah. aku segera membersihkan diri. rencanannya aku ingin kepasar. aku ingin belanja dan masak yang enak, semoga saja ibu senang.

Kini aku sudah bersiap untuk pergi ke pasar. namun saat aku keluar dari kamar, aku berpapasan dengan ibu. aku melihat mata ibu masih sembab. apakah pertanyaanku tadi malam benar2 telah membuat perasaan ibu terluka?

"Ibu, maafkan aku. maaf atas segala kesalahanku selama ini. maaf juga jika aku sudah banyak merepotkan ibu. aku berjanji tidak akan pernah menanyakan hal itu lagi pada ibu." ucapku sembari memegang tangan ibu.

Tak ada jawaban dari ibu. namun aku melihat air mata ibu jatuh. dia menatapku dengan raut wajah tanpa ekspresi, hanya kekosongan yang terlihat Dimata sayu itu. dia melepaskan tanganku dan segera berlalu dari hadapanku.

Ya Allah. aku mohon sembuhkan ibu dari rasa trauma, dan kembalikan jiwa ibuku yang dulu.jangan engkau timpakan rasa sedih dihatinya. sudah cukup penderitaannya. biarkan ibu bahagia ya Rabb. Doa'aku dalam hati

Aku segera keluar, dan pergi kepasar untuk belanja dengan uang gajiku kemaren. aku akan memasak makanan kesukaan ibu. yaitu ikan gurame saus Padang.

***

Setelah selesai memasak, aku segera memanggil ibu untuk makan. semoga saja ibu suka dengan semua masakan ku. mungkin aku belum bisa membuat ibu bahagia. tapi aku berharap ada sedikit saja senyum dibibir wanita yang sangat berarti dalam hidupku itu.

"Bu, kita makan dulu yuk. ibu pasti sudah lapar. maaf ya Bu, tadi pagi aku tidak sempat masak. tapi hari ini aku masak lauk kesukaan Ibu. ibu pasti suka."

Ibu hanya diam tetapi dia mengikuti langkahku. dia segera duduk di kursi makan itu. "Kamu masak enak2 begini apakah tidak Boros? nanti uang kamu cepat habis dan tidak cukup untuk satu Minggu," ujar ibu mengeluarkan suaranya.

"Tidak apa-apa Bu. ibu tenang saja. kan gaji aku Minggu ini lebih dari Minggu kemarin. jadi semuanya cukup kok. lagian mulai besok, aku akan lebih giat dan semangat lagi untuk mencari uang. agar aku bisa selalu memasak makanan yang enak buat ibu." jawabku dengan senyum.

Aku melihat ibu menatapku dengan tatapan sendu. seperti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. namun lidahnya terlalu kelu. sehingga kata2 itu tak sampai di Indra pendengar ku. namun yang membuat aku tidak percaya dan sangat bahagia. yaitu, ibu menarik sedikit ujung bibirnya untuk tersenyum.

Alhamdulillah ya Allah, akhirnya aku bisa mengukir senyum di bibir ibu.

Kami segera makan, tak ada suara atau pertanyaan lagi yang aku lontarkan. karena aku sudah tahu apa penyebab ibu bersikap seperti itu kepadaku.

Aku harus lebih sabar lagi. aku ingin berusaha mengembalikan separuh jiwa ibu yang hilang karena di bawa oleh masa lalu kelamnya.

Setelah selesai makan. ibu segera meninggalkan meja makan itu. dia kembali masuk ke kamarnya. ya, begitulah kegiatannya sehari-harinya. dulu sebelum aku mengetahui semua tentang Ibu. aku selalu heran dan bertanya tanya. kenapa ibu tidak mau bersosialisasi. dan kenapa ibu sangat betah mengurang diri dikamar.

Aku juga melihat jika para tetangga disini. sepertinya mereka tidak heran. mungkin mereka sudah mengetahui semuanya tentang kondisi ibuku. sehingga mereka menganggap itu sudah hal biasa.

Setelah selesai membersihkan meja makan itu. aku ingin duduk diluar untuk mencari angin, karena sore ini sangat gerah. namun saat aku melewati kamar ibu. rasa penasaranku datang. aku membuka pintu kamarnya dengan pelan.

Aku melihat ibu sedang merokok. dan menatap lurus keluar jendela. aku segera masuk dan menghampiri ibu. aku duduk disampingnya dan mengambil rokok ditangannya itu, dan aku matikan rokok itu. aku tidak peduli ibu marah kepadaku.

"Nia! kenapa kamu buang rokok itu?! kamu jangan menggangguku. lebih baik kamu keluar sekarang!" bentak ibu kepadaku

"Aku tidak akan keluar Bu. aku akan tetap disini. ibu tidak boleh seperti ini. karena dengan ibu merokok dan mengurung diri dikamar. itu tidak akan mengurangi beban pikiran ibu."

Ibu kembali menatapku dengan amarah. "Tahu apa kamu dengan beban pikiranku? sekarang kamu keluarlah!"

"Aku tahu Bu. aku tahu dengan beban pikiran ibu. aku juga tahu dengan perasaan ibu. tapi sampai kapan ibu mau menghukum diri ibu sendiri? bukankah hidup ini akan terus berjalan Bu. tapi kenapa ibu masih larut dengan masa lalu ibu?"

"Bu, aku mohon. segeralah bangkit dari segala keterpurukan dan trauma masa lalu ibu. tolong jangan seperti ini lagi Bu, aku sangat menyayangi ibu. aku hanya ingin melihat ibu tersenyum dan bahagia." aku menangkup kedua telapak tanganku dengan air mata yang sudah mengalir deras, dan memohon kepada ibu

seketika itu juga ibu luruh kelantai. ibu menangis dengan sesenggukan. dan aku ikut duduk di hadapannya. "Ibu, aku mohon jangan menangis lagi. aku akan selalu ada buat ibu. aku tidak akan pernah meninggalkan ibu. bahkan aku rela melakukan apa saja agar ibu bisa bahagia dan tersenyum."

Aku memeluk tubuh rapuh ibuku. dan tangisku kembali pecah. karena aku merasakan ibu juga membalas pelukanku. aku sangat rindu dengan pelukan ini.

"Maafkan Ibu, Nak. maaf jika selama ini ibu sudah banyak menyakiti perasaan kamu.bahkan ibu sengaja telah membuat kamu menjadi gadis yang bodoh. semua ibu lakukan. karena ibu takut kehilangan kamu Nia. ibu takut suatu saat kamu akan pergi meninggalkan ibu. kamu pasti malu mempunyai ibu sepertiku."

"Tidak Bu. jangan berpikir seperti itu. aku tidak pernah menyesal jika aku menjadi wanita buta huruf dan bodoh. dan aku juga tidak pernah menyesal jika aku terlahir sebagai anak tanpa nasab. aku tidak akan pernah meninggalkan ibu. karena aku hanya mempunyai Ibu. aku sangat menyayangi ibu."

"Rania, Anakku.. Hiks..hiks.. maafkan ibu nak. maaf atas segala sikap kasar ibu selama ini. ibu sangat menyayangi kamu nak. bahkan disetiap bangun tidur. ibu selalu memastikan bahwa kamu masih ada bersama ibu. ibu sangat takut jika kamu tiba-tiba pergi meninggalkan ibu."

"Nia, kamu jangan Takut nak. ibu berjanji akan mencarikan kamu jodoh yang baik. dan yang bisa menerima segala kekuranganmu. percayalah nak! ibu juga ingin melihat kebahagiaanmu."

"Tidak Bu! ibu jangan pikirkan soal itu. aku tidak memikirkannya. sekarang yang aku inginkan adalah hidup bahagia bersama ibu. walaupun aku tidak mempunyai pasangan hidup sekalipun, itu tidak jadi masalah bagiku."

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🙏😘🤗

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

terharu, sedih, semoga suatu saat Rania dan ibunya bahagia.

2023-06-01

0

Naomi Boru Angin

Naomi Boru Angin

ampun sedih nya😭😭😭

2022-08-23

0

Buna_Qaya

Buna_Qaya

segini dulu ya kak 🤗🥰

2022-08-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!