Kinan tidak kuasa menahan air matanya, dirinya tidak pernah membayangkan akan jauh dari Ayah dan Adik nya.
Kinan memeluk Ayah nya.
"Kinan pergi yah, Kinan akan bekerja lebih keras lagi untuk kesembuhan Ayah."
Kinan melepas pelukan nya, lalu beralih memeluk Adik kesayangannya.
"Nasywa jaga Ayah ya, Kakak kerja dulu buat Nasywa sekolah, Kakak titip Ayah sama Nasywa."
"Kakak mau kemana, pulang nya kapan.?"
"Kakak mau kerja jagain Adik kecil."
Nasywa pun mengangguk.
Kinan bangkit meraih ransel nya lalu meninggalkan kamar sang Ayah.
"Ayo Bu."
Ningsih bangkit lalu menggandeng tangan Kinan, mereka berjalan menuju depan gang untuk menunggu angkot.
Setelah mendapatkan Angkot mereka menuju club malam milik Mamy Angel.
"Bu aku titip Ayah dan Nasywa ya."
"Iya asal kamu kerja yang benar!"
"Iya Bu."
Angkot yang mereka tumpangi telah berhenti di depan club malam milik Mamy Angel.
"Ayo ikut !"
Kinan mengikuti Ningsih, tangan nya tak di lepaskan oleh Ningsih membuat kinan cukup heran.
Kinan mengedarkan pandangan nya
"Tempat apa ini Bu?"
Namun Ningsih diam tak menjawab,mereka masuk dalam ruangan Mamy Angel, senyum Mamy Angel merekah saat melihat kedatangan Ningsih dan Kinan.
"Akhir nya kalian datang juga."
"Saya selalu tepat waktu." Ningsih menjawab dengan bangga.
Mamy melihat kinan dari atas sampai bawah.
"Lebih cantik yang nyata di banding foto nya hahaha..."
"Mana bayaran nya ?"
"Dasar tidak sabaran !"
Mamy menuliskan cek senilai lima puluh juta lalu menyerahkan kepada Ningsih.
"Terimakasih, sekarang gadis ini jadi milik mu, permisi."
Saat Ningsih hendak pergi Kinan menahan nya
"Apa maksud semua ini Bu, apa Ibu menjual Kinan, Ibu membohongi Kinan?"
Kini Kinan telah berurai air mata.
"Sekarang dia adalah Tuan mu, turuti kata-kata nya, dan jangan pernah berfikir untuk kabur!"
Ningsih meninggalkan Kinan bersama Mamy Angel dan dua orang pengawal nya, Saat Kinan akan mengejar Ningsih Anak buah Mamy Angel menahan nya.
Mamy Angel tersenyum.
"Bawa dia menuju kamar atas, hati-hati jangan sampai lecet dia adalah berlian mahal ku."
"Baik bos.."
"Ayo ikut!" Anak buah Mamy Angel menarik kedua tangan Kinan.
"Tidak...aku ingin pulang, lepaskan aku, apa sebenarnya yang terjadi."
Kinan terus memberontak sambil terisak, membuat Mamy Angel naik pitam, Mamy Angel mencengkram mulut Kinan.
"Dengar kan saya, Ibu tiri mu itu telah menjual kamu kepada saya, saya membeli kamu dengan harga lima puluh juta, mengerti!"
Bagai tersambar petir Kinan mendengar Ningsih telah menjual nya.
"Saat ini kamu adalah berlian karena kamu gadis virgin, jika nanti kamu sudah laku, dan virgin mu telah hilang jangan coba-coba melawan seperti ini atau akan saya patahkan tulang mu."
Kinan menangis sejadi-jadinya.
"Saya mohon lepaskan saya Nyonya."
Kinan mencoba berlutut di kaki Mamy Angel namun Anak buah Mamy Angel dengan cepat menarik nya, lalu Kinan di bawa menuju lantai dua.
"Masuk Gadis manis, suatu saat nanti pasti kita akan bercinta dengan indah"
Pengawal itu memegang dagu Kinan
"Jangan sentuh aku!"
"Hmm... Manis nya."
Laki-laki itu langsung menutup pintu, Kinan berusaha membuka namun sia-sia saja.
"Kenapa Ibu tega melakukan ini, apa salah ku Tuhan."
Kinan terus menangis meratapi nasibnya.
🍃🍃🍃
"Mas.. Mas Herman!!"
Ningsih memasuki rumah sambil berteriak memanggil Ayah Kinan.
Ningsih membuka pintu kamar.
"Mas Herman, Anak kamu itu si Kinanti, kabur bersama Laki-laki, bikin malu saja, terpaksa saya kembalikan uang lima juta yang sudah saya terima dari calon majikan nya."
Ayah Kinan menggeleng pelan, tentu saja beliau tidak percaya begitu saja ucapan Ningsih.
"Kamu tidak percaya, sebenarnya saya lelah menutupi ini Mas, mungkin sekarang saat nya saya beritahu kamu bagaiman kelakuan Kinan."
Ningsih sibuk mengutak-atik ponsel nya.
"Ini lihat, kelakuan Anak mu."
Ningsih memperlihatkan foto-foto vulgar Kinanti dengan Laki-laki berbeda di setiap foto nya.
Tentu saja itu hanya editan, sebagian rencana Ningsih untuk membuat Ayah Kinan drop.
Ayah menangis sambil memegang dada nya yang sakit dan terasa sesak.
Melihat itu Ningsih cepat-cepat memanggil tetangga, tetangga yang mendengar teriakan Ningsih berbondong-bondong datang.
"Ada apa dengan Pak Herman Bu Ningsih?"
"Nanti saya ceritakan, sekarang tolong bawa Suami saya menuju Puskesmas terdekat."
Ucap Ningsih sembari menangis histeris.
Warga pun langsung membawa Ayah kinan menuju Puskesmas.
Sampai di Puskesmas Ayah Kinan langsung di tangani oleh Dokter.
Warga yang penasaran langsung menanyakan kepada Ningsih mengapa sampai Ayah Kinan bisa drop seperti ini.
Dengan akting menangis tersedu-sedu Ningsih menceritakan nya, warga yang tidak tahu jika itu hanya akal-akalan Ningsih pun sangat marah mendengar nya.
"Dasar Anak tidak tahu untung Kinan itu, Ayah nya sakit begini dia malah sibuk berbuat zinah."
"Iya dasar Anak durhaka."
"Tidak kasihan dengan Orang tua."
"Tidak seperti kelihatan nya ya."
Dan masih banyak lagi cemoohan yang Kinan dapat atas perbuatan yang tidak pernah ia lakukan.
Dokter keluar dari ruang UGD
"Keluarga pasien."
Ningsih langsung berdiri dan menghampiri Dokter.
"Saya Istri pasien Dok, bagaimana dengan keadaan Suami saya.?"
"Maafkan kami buk, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun nyawa Pak Herman tidak tertolong, selain karena sakit stroke yang sudah lama di idap oleh Pak Herman, Pak Herman juga mengalami serangan jantung."
Ningsih menangis histeris mendengar penjelasan Dokter.
Para warga yang mengantar Ayah Kinan menuju rumah sakit mencoba menenangkan Ningsih.
Mereka segera mengurus pemulangan dan pemakaman Almarhum Pak Herman.
Kini jenazah Pak Herman sudah berada di rumah duka.
"Di mana kamu Kinan, Ayah mu sudah tiada Nak, pulang lah Nak hiks...hiks...hiks..."
Ningsih terus bersandiwara di depan para warga.
Salah satu tetangga menenangkan Ningsih.
"Sudahlah Bu Ningsih, jangan di ingat lagi Anak itu, terlalu sakit jika Pak Herman mendengar namanya."
"Sudah lama Kinan berprilaku buruk, tapi saya selalu merahasiakan nya, agar Mas Herman tidak mengetahui nya, namun hari ini adalah titik ketidakmampuan saya untuk menyembunyikan nya lagi hiks...hiks...hiks....."
Ningsih menangis sembari memeluk Nasywa.
"Yang Bu Ningsih lalukan ini sudah benar, sekarang Bu Ningsih fokus membesarkan Nasywa, mulai lah membuka lembaran baru Bu."
"Jenazah sudah siap untuk di mandikan.." Ucap Pak RT
Warga segera memandikan jenazah Ayah Kinan, lalu di sholat kan selanjutnya di makamkan.
Para pelayat berangsur-angsur sepi, hanya tersisa tetangga kanan kiri yang menemani Ningsih dan Nasywa.
"Bu... Kak Kinan mana, kenapa tidak pulang?"
Nasywa yang sudah berusia delapan tahun sudah mengerti keadaan saat ini, termasuk Ayah nya yang telah tiada
"Nanti Ibu cari Kak Kinan ya."
"Sudahlah Bu, jangan di cari lagi Anak itu, membawa nya kembali pulang akan mengingatkan kita pada perilaku nya yang membuat Ayah nya sampai tiada!"
Tetangga sekitar kini sudah terpengaruh ucapan Ningsih.
"Mungkin saya dan Nasywa akan pergi jauh, disini terlalu banyak kenangan saya dan Mas Herman hiks...hiks...hiks..."
"Apapun itu jika Bu Ningsih merasa itulah yang terbaik lakukanlah Bu."
Ucap tetangga Ningsih sembari mengelus punggung nya
🍃🍃🍃
Kinan sedang duduk termenung di atas ranjang, air mata nya serasa sudah kering karna menangis berjam-jam.
Waktu menunjukan pukul 05:00 sore hari.
Tiba-tiba pintu terbuka membuat Kinan terkejut, ternyata Mamy Angel yang datang.
"Ini pakai, dan dandan yang cantik malam ini ada pria kaya yang akan membayar mahal untuk keper*wanan mu, ingat lakukan tugas mu dengan benar!!"
Mamy Angel melempar kan dress dan beberapa make up untuk di pakai Kinan.
Kinan tetap diam dengan pandangan kosong.
Mamy Angel menutup pintu dengan kuat.
Doar....
"Hahhhhhh....... Ayah, Nasywa tolong.....hiks...hiks...hiks..."
Kinan tersungkur lalu berteriak sembari memukul-mukul lantai.
Kinan benar-benar putus asa dengan nasib yang di alami nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Nia Nara
Bu ningsih just like my mother. Bedanya kinan yg menfitnah ibu tiri kalau aku ibu kandung. Beda isi fitnahnya cuma yg namanya fitnah kan kejam ya. Pembunuhan karakter
2023-10-08
0
andi hastutty
kasian ayahnya meninggal karena kebohongan ibunya
2023-02-27
0