BAB 2

Alexander Yudista Miller, putra pertama dari Xavier Anderson Miller dan Vanesa Angelista Paramita kaka dari Zergan Yudista Miller saudara kembarnya. Alexander terkenal dengan kekejamannya saat di kantor namun saat bersama keluarga nya ia lebih lebih lembut terlebih dengan ibu dan adik perempuannya.

Alexander juga memiliki 2 adik, satu adik kembarnya dan satu lagi adik perempuannya yang baru menginjak 18 tahun. Laki-laki berumur 27 tahun dan menjabat sebagai wakil CEO di perusahaan ayahnya, di usia mudanya dia sudah sesukses ini.

Namun sayang hari ini ia mengalami kecelakaan membuatnya tidak sadarkan diri dan harus ke rumah sakit. Alexander di antar ke rumah sakit oleh seorang gadis yang sempat mencuri perhatiannya.

Sesampainya ambulan di rumah sakit, para perawat dan dokter Carla berlari ke dalam dan segera membawa Alexander ke UGD. Sudah ada beberapa dokter dan perawat yang menunggu di sana dengan panik, namun kepanikan mereka mereda saat pasian sudah berada di tangan dokter Carla.

"Dokter Carla kami serahkan ini kepadamu, " Ucap dokter laki-laki kepada Carla.

Carla hanya mengangguk dan tersenyum, lalu segera masuk ke dalam ruang UGD dengan di ikuti oleh perawat laki-laki. Di dalam ia tidak sempat memakai jas putihnya, ia langsung melihat keadaan laki-laki itu menggunakan stetoskop.

Setelah merasa jantung dari laki-laki itu normal, ia segera mempercepat infus agar cairan di tubuh laki-laki itu tidak kurang namun mereka tidak menyangka jika laki-laki itu kehilangan cukup banyak darah meski sudah di tahan oleh kain di kepalanya.

"Cepat ambil 2 kantung darah sesuai golongan, dan juga bawa alat jahit, " Ujar dokter Carla langsung di laksanakan.

Para perawat ada yang mengambil kantung darah dan ada yang mengambil alat jahit, saat keduanya sudah sampai dokter Carla mulai mencopot infus dan di ganti dengan tranfusi darah.

Carla melakukan dengan telaten dan tulus makanya banyak yang menyukainya di rumah sakit, meski ia hanya dokter umum biasa tapi karena kepribadian dia yang baik banyak yang menyukainya.

"Baiklah, alat jahitnya mana? " Tanya Carla sambil membuka balutan kain di kepala Alex.

Lalu perawat memberikan alat jahit setelah itu, Carla mulai menjahit bagian kepala yang sobek. Ia melakukannya dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan dan setelah selesai mereka semua merasa lega.

"Huh sudah selesai, untuk perawat laki-laki tolong ganti pakaiannya dan yang perempuan ikut aku keluar, terimakasih atas hari ini, " Ujar dokter Carla yang di angguki.

"Sama-sama dokter Carla, " Jawab mereka.

Lalu Carla dan yang lainnya keluar sisanya mengganti pakaian pasien menjadi pakaian rumah sakit. Saat keluar dari ruang UGD Carla di sambut dengan pertanyaan beruntun dari keluarga Alex yang sudah ia duga akan terjadi.

"Dokter, bagaimana keadaan putra saya? Tidak ada luka fatal kan? Dia tidak mengalami koma kan? Atau kaki dan tangannya ada yang patah kan? " Tanya Nesa ibu dari Alex.

Carla tersenyum mendengar pertanyaan beruntun dari Nesa, namun dengan sabar ia menjawab pertanyaan Nesa satu persatu agar wanita paru baya itu tidak khawatir kepada putranya lagi.

"Ibu yang tenang ya, pasien tidak mengalami luka fatal hanya sedikit sobekan di bagian kepala membuat pasien kehilangan cukup banyak darah, namun pasien sudah baik-baik saja hanya tinggal menunggu sadar dari pingsannya... Dan untuk keluarga tolong selesaikan biaya administrasi agar pasien dapat di pindahkan ke rawat inap, " Jelas dokter Carla dengan lembut.

Nesa yang mendengar itu merasa jauh lebih tenang, ia juga sudah mengurus administrasi Alex jadi hanya tinggal di pindahkan saja. Nesa juga datang hanya bersama adik Alex Scarlett, sedangkan Xavier belum pulang dan akan menyusul.

"Syukurlah, terimakasih dok, " Ucap Scarlett mewakili Nesa yang tengah menangis lega.

"Sama-sama, jika ada yang di butuhkan bisa panggil saya lewat tombol di samping ranjang pasien... Kalau gitu saya izin pamit, " Jawab dokter Carla dengan lembut.

Scarlett dan Nesa hanya mengangguk saja sambil tersenyum, lalu tidak lama kemudian beberapa perawat datang dan di susul keluarlah ranjang yang di tiduri Alex, Nesa dan Scarlett segera mengikuti perawat itu yang akan membawa Alex menuju ruang rawat inapnya.

Sedangkan Carla yang tengah menuju ke ruangannya, merasa lelah hari ini cukup banyak pasien yang harus di tanganinya. Bahkan jam 9 malam nanti ia harus mengecek pasien yang di bawahnya.

Carla memasuki ruangan nya dengan senyum lesu. Ia duduk di kursi kebesarannya dan meregangkan otot-otot tangannya yang terasa sangat pegal, hari ini ia akan kembali lembur.

"Huh, sungguh melelahkan menjadi seorang dokter! Namun tidak apa-apa aku merasa senang di sini, " Gumam Carla.

Lalu ia hendak istirahat sebentar namun tidak bisa karena ada dokter laki-laki yang masuk ke ruangannya membuat ia mengurungkan niatnya itu.

"Hey, bagaimana dengan pasien tadi Carl? " Tanya dokter laki-laki itu.

"Hey, Jordan apakah kamu tidak memiliki pekerjaan lain? Selain menanyakan pasien ku? " Bukan menjawab Carla justru balik bertanya.

"Aku ada operasi jam 9 nanti, karena sekarang baru pukul 8 mari perbanyak ke kantin aku lapar dan ku pastikan kamu juga belum makan bukan, " Ucap Jordan dan tepat sasaran.

"Baiklah, tapi kamu yang traktir, " Sahut Carla dengan cepat.

"Baik, aku traktir sudah ayo cepat, " Jawab Jordan dan langsung menarik tangan gadis itu keluar dari ruangannya.

*************

Sedangkan di lain tempat, Alex baru saja tersadar dari pingsannya dan langsung terkena omelan Nesa, ia hanya bisa diam mendengar omelan dari wanita itu tidak mungkin juga jika ia menjawab yang ada omelan nya akan semakin panjang.

"Kan sudah mommy bilang kalau bawa mobil hati-hati, kenapa sih tidak bisa dengerin? " Tanya Nesa lelah.

"Aku bawa mobil santai mom, cuma aku tidak lihat ke depan ada mobil yang melawan arah dan melaju kencang, " Jawab Alex membela diri.

Nesa hanya menghela napas menerima jawaban dari putra sulungnya, sedangkan Xavier yang sedari tadi hanya mendengarkan omelan Nesa menggeleng dengan jawaban yang di berikan Alex.

"Intinya, kamu harus lebih hati-hati lagi setelah ini agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, " Nasihat Xavier.

"Ya dad, " Sahut Alex.

Mereka terdiam, Scarlett yang khawatir dengan Alex menghampiri laki-laki itu dan langsung memeluk laki-laki itu dan di balas pelukan tak kalah eratnya dari Alex.

"Kak, apa kaka benar-benar baik-baik saja? " Tanya Scarlett khawatir.

"Kaka tidak apa-apa, hanya terluka sedikit kamu tidak usah khawatir, " Jawab Alex dengan lembut sambil mengelus pucuk kepala gadis itu.

Scarlett tidak mau melepaskan pelukannya dan Alex pun tidak keberatan jika gadis itu memeluknya dengan waktu yang lama. Nesa dan Xavier yang melihat itu tersenyum, mereka bersyukur memiliki anak yang saling menyayangi.

Di mana saudara kembar Alex? Zergan? Laki-laki itu tengah melanjutkan studinya di luar negeri, Zergan putra kedua Xavier tidak mau melanjutkan perusahaannya, ia memilih untuk melanjutkan studinya di bidang masak.

Ia memilih untuk membuat restoran kecil-kecilan diluar negeri, sambil melanjutkan studinya. Laki-laki tampan nan tegas namun lebih ceria dari Alex sudah di beri tahu jika Alex mengalami kecelakaan.

"Dad, kamu tidak mengabari anak itu bukan? " Tanya Alex setelah pelukannya dengan Scarlett terlepas.

"Aku mengabarinya kenapa? " Jawab Xavier malas.

"Cih kenapa kamu harus mengabari ank itu! " Sahut Alex dengan kesal.

"Apa kaka tidak merindukan kaka Zergan? " Tanya Scarlett.

"Aku rindu, hanya saja dia menyebalkan, " Jawab Alex dengan lembut.

Nesa yang melihat itu menggeleng lalu menghampiri putra sulungnya dan membantu untuk merebahkan diri di kasur, sudah waktunya tidur Scarlett juga harus pulang karena besok gadis itu masih harus sekolah.

"Tidurlah, nanti daddy yang menemanimu, mommy harus mengajak adikmu pulang, " Ujar Nesa.

"Sebaiknya aku sendiri saja mom, toh besok daddy juga harus kerja, " Sahut Alex Tidak setuju.

"Biarkan saja anak itu sendiri, toh dia sudah besar... Ayok Scarlett, " Ujar Xavier sambil berdiri dan mengajak putrinya untuk pulang.

"Aku pulang dulu kak, sampai jumpa, " Ucap Scarlett dan di angguki oleh Alex.

"Mommy pulang ya sayang, jangan macam-macam besok pagi mommy ke sini lagi, " Ucap Nesa membenarkan selimut Alex, Alex hanya mengangguk saja laku memejamkan mata kala mendapatkan kecupan singkat di dahinya yang di perban.

Nesa keluar untuk menyusul suami dan putrinya, dan tinggallah Alex sendiri. Alex kembali membuka matanya ia menatap langit-langit dengan datar lalu ia kembali memejamkan mata untuk tidur, hanya saja ia masih memikirkan siapa gadis yang sudah menolongnya tadi.

Terpopuler

Comments

Fatma Kodja

Fatma Kodja

wah kayaknya dr Carla jodohnya Alex, apalagi momynya Alex kayaknya mau menyelidiki siapa yang menolong Alex ☺️☺️☺️☺️

2022-09-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!