Sudah seminggu Adelia berada di kota T, semenjak kepulangannya dari Australia untuk liburan menghilangkan penat belajar di negeri kangguru itu, ia ingin menghabiskan waktunya untuk bisa berkumpul bersama keluarga dan sahabatnya.
“Eh kita ini mau kemana sih?” Tanya Adelia kepada dua temannya
“Temenin gue dulu ke toko Furniture, mau cari lemari gede buat koleksi gue,” ujar Sisil sambil nyetir mobil.
“Idih elu gak ada bosan-bosannya koleksi sepatu, yang buanyak di rumah elu itu aja mau elu kemanain?” Cecar Riska di samping Sisil.
“Justru itu gue pengen cari yang lebih gede biar muatnya banyak,” jawab Sisil dengan senyum terkekeh
“Ya sudah, let's go!” Ucap Adelia
Sampailah mereka di toko furniture yang lumayan besar lagi terkenal di daerah T ini, dan itu adalah milik Junaidi. Setelah memilih dan membeli lemari kaca berukuran besar Sisil mengajak kedua sahabatnya nongkrong di Bar langganan mereka.
“Eh elu berdua pada tahu gak?” Kata Sisil
“Mana kita tahu sih Sil elu kan gak kasih tahu,” ujar Riska
“Ih, dengerin gue dulu ya, kebiasaan cerocos aja ini anak,” celetuk Sisil
Adelia hanya tersenyum geli melihat tingkah kedua sahabatnya.
“Tadikan gue ke toko Furniture itu, saat gue ingin lagi pilih-pilih barang, ternyata ada cowok ganteng bingiits, dia yang bantuin gue untuk cari lemari yang sesuai dengan selera gue,” tutur Sisil semangat
“Terus gue tanya bagian kasir apakah itu karyawan baru?
“Bukan mba, dia pemilik toko properti ini,” jawab karyawannya
“Duuh, sumpah gue malu banget, mana dilihatin sama mas itu lagi, untung kalian berdua gak ikut masuk ke sana,” ucap Sisil sambil tutup muka
“Makanya jangan terkecoh sama penampilan orang sekarang, emang terlihat sederhana tetapi ternyata sultan,” ujar Riska
“Bener banget Sil, intinya tetap rendah hati dan tidak sombong,” sahut Adelia
“By the way, dia emang ganteng banget sumpah mirip dengan Afgan yang jadi penyanyi itu lho, semoga nanti bisa ketemu lagi,” ujar Sisil lagi
“Lalu elu kenalan gak? Namanya siapa?” Tanya Riska penasaran
“Enggak tahu, gak sempat kenalan namanya siapa?” jawab Sisil cenggesan
“Yee, parah elu Sil ada cowok ganteng aja langsung pengen diembat, kenal juga enggak, terus si Chiko mau elu kemanain?” Celetuk Riska
“Hehehe…kalau gitu untuk elu aja deh Del, elu kan di Aus dan indo gak ada pacar mending elu coba deh nanti kenalan sama tuh cowok,” usul Sisil sekenanya
“Enak aja elu main jodoh-jodohin orang, kek gak ada kerjaan aja,” gerutu Adelia
“Lha siapa lagi di antara kita bertiga yang jomblo abadi selain elu? Gue mah sudah sama Kevin,” sambung Riska
“Oh iya, padahal banyak cowok yang kejar-kejar elu Del, mana tajir semua lagi mereka, emang gak ada yang nyangkut apa?” seloroh Sisil
“Nah pas banget kepulangan gue ke Indonesia ini, ditawarin sama papa untuk kenalan sama anak JK Mank Group,” jelas Adelia
“What? Anak dari JK Mank Group yang sekarang kuliah di Jerman itu kan, namanya kalau tak salah Airlangga,”
“Yupz, bener kenapa?”
“Oh My Good, Del beruntung banget sih elu itu, susah tahu gak bisa kenalan apalagi bertemu dengan anak dari JK Mank Group itu, tetapi gak heran sih orang sekelas elu bisa berjumpa dia karena kalian strata,” ucap Sisil diangguki pula oleh Riska
“Tapi gue ogah, anaknya songgong banget, gue dah sering ketemu cowok-cowok begitu gue ingin mencari yang berbeda,” ujar Adelia jujur
“Kelanjutannya hubungan elu dan anak JK Mank Group itu gimana lagi? Masa iya elu gak ada perasaan sama cowok tajir selangit begitu? banyak lho yang incar dia” Tanya Riska
“Papa nyuruh gue dan dia tunangan,”
“Apa? Tunangan,” ujar Riska dan Sisil serempak kaget sampai orang-orang di bar menatap heran mereka tetapi, mereka tak perduli
“Iya gak ada angin, gak ada hujan, tiba-tiba papa nyuruh gue tunangan sama orang itu,” gerutu Adelia
“Terus keputusan elu gimana Del?”
“Gue gak bisa nerima pertunangan itu karena emang gue gak suka dan gak cinta sama itu cowok, namun papa memaksa kehendaknya terus” papar Adelia yang mulai terisak
Tiba-tiba dari arah samping ada seorang pelayan bar yang tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pemuda, hingga tumpahlah semua mampan yang berisi penuh minuman kearah Adelia dan kawan-kawan.
Brukk!
Byur!
Prang!!
Suara gelas dan botol kaca yang berserakan di atas lantai bar
“Aduh...basah,” celetuk Adelia kaget berdiri sedangkan Adelia sudah terlanjur terguyur basah oleh minuman-minuman tersebut.
“Maaf saya nona,” ucap pelayan dengan wajah pucat ketakutan
“Ini salah saya nona, saya yang menabrak pelayan ini karena tergesa-gesa, saya akan bertanggung jawab mengganti dan membayar semua biaya kerusakan, termasuk keadaan nona yang begini,Ini kartu nama saya jika nona ingin minta pertanggung jawaban, maafkan saya saat ini sangat tergesa-gesa karena mau bertemu dengan seseorang,” kata pemuda itu
Ketiga cewek tersebut terpana melihat dan mendengar suara pemuda itu, suara daheman dari pelayan membuyarkan lamunannya.
“Iya pasti, akan aku hubungi untuk minta pertanggungjawaban,” jawab Adelia secepatnya
“Baiklah nona saya tunggu, mari nona-nona saya permisi dulu,” ujar pemuda itu berlalu pergi sambil memperlihatkan senyum khas.
“Ya tuhaaan, itukan cowok di toko furniture tadi Del,” jerit Sisil
“Ya ampun… senyumnya bikin meleleh,” sambung Riska juga
“Bener cakep juga ya, mana orangnya ramah dan sopan,” ungkap Adelia dalam hati
“Cie..ciee ada yang lagi kesemsem nih,” seloroh Sisil girang nepuk pundak Adelia.
“Apaan sih elu Sil, jangan ngadi-ngadi deh, kali aja tuh cowok mau bertemu dengan pacarnya disini,” balas Adelia cemberut
“Iya-ya tetapi elu harus ambil kesempatan Del, segera hubungi dia nanti biar dia sudah punya pacar pasti elu bisa kok merebutnya, secara kan elu memang sang primadona di bar ini,” cetus Riska
“Huusst…jangan pada ngaco deh kalian, mending kita nikmati perjamuan malam ini,” tandas Adelia mengalihkan suasana
Semenjak itu pula Adelia memulai komunikasi dengan Junaidi, di matanya sosok Junaidi adalah lelaki pekerja keras, bertanggung jawab, dan sopan, dari awal kenal hingga sekarang Junaidi merupakan sosok lelaki yang selalu berkata lemah lembut, namun dia juga bisa bersikap tegas dan bijaksana. Perihal itulah yang membuat Adelia semakin menggangumi sosok Junaidi sungguh berbanding terbalik dengan lelaki-lelaki yang selama ini ia temui, hanyalah pandai bersilat lidah. Gayung bersambut, cinta mulai bersemi perasaan yang sama juga di tunjukkan oleh Junaidi ia kagum dengan sosok Adelia yang sederhana dan tak banyak menuntut, sedangkan ia tahu bahwa Adelia merupakan anak dari Thomas Kusuma pemilik perusahaan Hwang Group Corprotion.
“Meski papamu melarangku untuk menikahimu, aku akan tetap memperjuangkan mu duhai kekasihku,” janji Junaidi setelah satu tahun mereka berpacaran. Tekad Junaidi untuk mempersunting Adelia sudah mantap, usia berkepala tiga sudah cukup matang baginya untuk berumah tangga, ia pula tak ingin kekasih yang dicintainya menikah dengan orang lain.
“Apakah kamu yakin mau hidup bersanding dengan lelaki sepertiku Adelia?” Tanya Junaidi
“Tentu, aku sangat yakin mas, kita pasti akan hidup bahagia dan bisa melewati rintangan bersama,” jawabnya dengan penuh cinta
“Baiklah besok aku akan menemui papa mu, dan meminta restu,” ucap Junaidi
.
Keesokan harinya tiba, Junaidi dan Adelia menghadap bersama ke rumah Adelia untuk bertemu dengan Thomas.
“Apaa…? Kalian meminta restuku untuk menikah cuiiih! Sampai kapan pun aku tidak akan merestuinya,” cemoh Thomas di depan Junaidi
“Lelaki kampung seperti mu, tidak pantas bersanding dengan anakku,” hinanya lagi
“Saya memang tidak pantas bersama dengan anak tuan, tetapi saya berjanji akan membahagiakan dan menjaga anak tuan dengan sebaik-baiknya sampai akhir hayat saya,” kata Junaidi tegas
“Dengan apa kamu membahagiakannya? Dengan usaha mu yang tak seberapa itu tak sebanding dengan perusahaan saya,” kelakar Thomas sombong
“Cukup pa! Biarkan Adelia memilih jalan hidup Adel sendiri, Adelia berhak mengambil keputusan untuk mencintai siapa pun,” jawab Adelia lantang
Plak!
Satu tamparan mendarat sempurna di pipi Adelia. Ia mengusap kasar pipi yang memerah perih.
“Tuan, tolong jangan kasar dengan anak sendiri,” sergah Junaidi
“Berapa uang dan aset yang ingin kamu pinta? Akan aku berikan, agar kamu mau menjauhi Adelia dan pergi jauh dari kehidupannya ,”
“Adelia tidak sebanding dengan semua harta itu tuan, dia lebih berharga untukku, aku akan tetap mencintai dan menikahinya nanti,” tantang Junaidi
“Jhon? Jhon…?” Teriak Thomas memanggil assitennya
“I-iya tuan,” sahutnya
“Cepat keluarkan lelaki itu dari rumahku,” perintah Thomas geram
“Siap tuan,”
Bugh!
Bugh!
Tendangan demi tendangan mengenai muka dan perut Junaidi.
“Ti-tidak jangaaan…! Papa aku mohon jangan sakiti mas Junaidi,” teriak Adelia terisak, Adelia di seret oleh Thomas Kusuma dan dikurung didalam kamarnya, ia tak tahu bagaimana nasib Junaidi, ia hanya bisa berharap berdo'a Junaidi selamat.
“Masih untung kamu tidak ditembak mati oleh tuan Thomas,” ucap Jhon pada Junaidi yang terkulai lemas tak berdaya, Junaidi ditinggalkan di sebuah jalan sepi.
Untunglah setelah beberapa hari kejadian itu, Adelia berhasil lolos dari pengawasan penggawalnya, sehingga ia bisa kabur dan menemui Junaidi di rumahnya, seketika itu juga Junaidi dan Adelia menikah diam-diam dan pindah menetap ke kota B, namun kisah cinta mereka tetap tak semulus jalan tol banyak krikil tajam yang harus mereka tempuh tak terkecuali terutama cobaan ekonomi, hingga sekarang mereka rasakan, Adelia yang dulunya perempuan stylish dengan barang-barang branded dan tidak pernah merasa kekurangan beras. Kini ia harus merasakan bagaimana kehidupan sesungguhnya, berkutat dengan urusan dapur, memakai daster bagian dari kesehariannya. Namun ia menikmati itu semuanya dengan senang hati, sebab Junaidi selalu memberikan perhatian dan kasih sayang tulus kepadanya. Kabar putrinya telah menikah membuat Thomas emosi, dan menyuruh anak lelakinya yaitu Candra untuk mengambil toko usaha Junaidi hingga bangkrut. Candra merupakan adik tiri dari Adelia, Thomas meninggalkan ibunya dan Adelia saat masih berusia lima tahun, untuk menikah dengan Widya atau ibunya Candra demi naiknya saham perusahaan ia sengaja merayu Widya agar mendapatkan keuntungan. Saat ibunya Adelia meninggal terpaksa ia tinggal bersama sang ayah meski kerap diperlakukan tidak baik oleh ibu tirinya.
Tik
Tik
Tik
Tak terasa air mata Adelia luruh juga, dan itu mengenai tangan suaminya, segera Junaidi bangun dan menyadari bahwa istrinya sedang menangis
“Sayang… kenapa kamu nagis? Apakah ada yang sakit?” Ucapnya khawatir
“Tidak mas, maaf jadi membangunkan mu tidur, aku hanya teringat pertemuan kita dulu,” jelas Adelia menggeleng lemah
“Apakah kamu menyesal menikah dengan mas?” Tanya Junaidi lagi
“Tidak mas, justru aku sangat bahagia, bisa menjadi istrimu, bersamamu aku tidak pernah kecewa,” tutur Adelia
“Sungguh?” Tanya Junaidi terharu
“Sungguh, meski dunia membenciku aku tak perduli,” Jawab Adelia sesegukan air matanya tumpah di pelukan Junaidi
“Maafin mas, yang membawamu dalam kehidupan miskin seperti ini,” ucap Junaidi lirih
“Mas tidak perlu minta maaf, jangan meratap! Ini bagian dari takdir tuhan untuk kita jalani, bukankah mas selalu bilang tuhan akan bersama orang yang sabar? Jangan mengeluh! Lebih baik kita menata kembali kehidupan yang baru dengan anak kita di kampung mas nanti,” sela Adelia
“Terima kasih sayang, mas sangat bersyukur mempunyai istri yang baik dan pengertian seperti kamu,” sambung Junaidi sambil menciumi pucuk kepala istrinya dalam dekapannya.
Kenangan itu masih tersimpan kuat dalam diri Junaidi, ia terbaring di tempat tidur yang biasanya digunakan istrinya,
“Terima kasih Adelia, kamu menjaga kesucian cinta kita sampai akhir hayat. Sekarang anak kita sudah ada ditempat yang aman sayang,” gumamnya pelan, berhasil meneteskan air bening dari pelupuk matanya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
mama Al
tersiram
2022-11-15
0
mama Al
Menabrak
2022-11-15
1