Door!
Door
Door!
Suara tembakan menggema di tengah jalan sepi, “Ah sial, bagaimana polisi bisa tahu pertemuan ini?” Umpat seseorang berpakaian serba hitam lengkap dengan senjata api dalam genggamannya, wajah putih dan hidung mancung menyembul dari balik topi kecil yang ia kenakan. Ia lekas pergi menjauh meninggalkan tempat tersebut.
“Cepat kejar mereka!” teriak komandan polisi memerintahkan anak buahnya,
“Lapor Pak! Para pelaku menggunakan Pistol jenis kaliber 32,” ucap salah satu anak buah komandan memberikan laporan,
“Siapa mereka? ”
“Sepertinya mereka komplotan yang telah lama beroprasi yaitu geng Harimau Putih,”
“Segera gunakan anjing pelacak telusuri semua hutan ini! Dan bawa semua barang-barang haram itu!” ujar komandan polisi itu
“Siap Pak!”
...****************...
Akulah Alexandre Thomas El Farizi, berusia dua puluh delapan tahun, kini siapa yang tak kenal Alexandre Thomas seorang pengusaha muda sukses di Asia. Nama asliku ialah Zaini El Farizi nama pemberian orang tuaku sendiri, ketika Hwang Group adalah perusahaan kakek, semenjak beliau pensiun dari dunia bisnis, akulah orang paling dicari untuk menggantikan posisinya. Kejayaan kakek membangun Hwang Group tak lepas dari dunia hitamnya, maka aku tak hanya di tuntut untuk sekedar mempunyai skill sebagai penerus tetapi juga harus memiliki pengaruh yang kuat agar bertahan terhadap segala kondisi.
Semenjak sekolah menengah atas aku sudah di ajarin kakek tentang ilmu bela diri mulai dari Takewondo hingga Kung Fu bahkan di usia lima belas tahun aku sudah pernah menggunakan senjata laras panjang yang mematikan yaitu Tracking Point’ Guns.
...****************...
“Allhamdulilah ya Ma, Zaini sudah tiga tahun, tumbuh kembangnya sangat cepat,” ujar Adrian menatap lekat Zaini kecil yang bermain,
“Iya Mas, Bagaimana kalau besok kita ke rumah Pak Junaidi pasti beliau juga senang sekali,” usul Bu Fatma
“Besok ya? Baiklah besok Ayah coba minta izin ke kantor, sudah sebulan kita tak kesana tapi jangan kabari Pak Junaidi dulu ya Ma, kita bikin surprise, ” cakapnya sambil meminum kopi
Keesokan harinya pun tiba, mereka pergi pagi-pagi sekali berharap datang sebelum petang, karena perjalanan menuju rumah Pak Junaidi begitu jauh karena termasuk perkampungan kecil di sudut kota.
“Apacah kita cudah campai Ma,?” Coleteh Zaini kecil cadel duduk di pangku Bu Fatma
“Belum sayang, sebentar lagi ya satu kali tikungan,” jawab Bu Fatma sambil mencubit pipi Zaini gemes
“Hore… Ye ye kita keyumah Bapak,” ucap Zaini kecil girang
“Ciee yang mau ketemu sama Bapaknya senang banget,” ujar Bu Fatma
“Iya Ma, Izai cudah lindu main cama Bapak,” ungkap Zaini jujur, Izai merupakan panggilan tersayang dari Junaidi untuknya, meski umurnya baru tiga tahun Zaini kecil memiliki kecerdasan yang diatas rata-rata anak seumuran dia, bahkan dia mampu memahami bahwa Bapak Junaidi adalah Bapak kandungnya sendiri.
Sesampainya mereka di halaman rumah Junaidi, mereka heran gerobak Junaidi hancur berantakan.
“Apakah Pak Junaidi tidak jualan ya Mas? Apakah dia sedang sakit?” Bu Fatma terus bertanya-tanya,
“Entahlah, Ayo kita ke rumahnya,”
“Assalamu'alaikum,” sapa Andrian namun tak ada sahutan
“Astaghfirullah, Pak Junaidi sadarlah! kenapa anda begini?” Tak kalah terkejutnya Andrian melihat Junaidi tergeletak tak berdaya di lantai,
“Pak Andrian, Bu Fatma, Izai kenapa kalian ke sini? Ini bukan waktu yang tepat, uhuuk…uhuuk….” Junaidi dengan wajah sangat cemas, terbatuk-batuk hingga muntah darah,
“Sebenarnya apa yang sedang terjadi dengan Pak Junaidi?” Tanya Bu Fatma
“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya Bu, segera kalian pergi jauh dari sini, Pak Andrian tolong jaga Izai!” Pinta Junaidi terbata
“I-iya Pak Junaidi, ayo kita ke rumah sakit dulu,” tukas Adrian
“Ti-tidak usah Pak saya tidak kuat lagi, saya mohon secepatnya kalian pergi dari sini sebelum orang-orang itu datang kemari lagi,” Jelas Junaidi
“Huhuhuhu, Bapak kenapa Ma?” Isak Zaini mulai membuncah, ia terus merenggek ingin bersama Junaidi
“Ayo kita pergi!” Zaini segera di gendong oleh Andrian
“Ta-ta-pi Mas?” Bu Fatma bingung dengan keadaan sekarang,
“Sudah ayo! Bukankah Pak Junaidi menyuruh kita segera pergi dari sini,” ucap Andrian dan menarik tangan istrinya untuk naik ke dalam mobil,
“Bagaimana dengan Pak Junaidi…?” belum sempat Fatma melanjutkan perkataannya, mereka melihat dengan sekelompok orang-orang memakai baju serba hitam menuju rumah Junaidi,
“Hei, itu anaknya, Ayo kejar mereka! ” seru salah satu di antara mereka
“Cepat Ma, pegang erat Zaini!” Andrian segera memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi
“Siapa mereka Mas? Apakah mereka anak buah rentenir?” Bu Fatma terus bertanya-tanya,
“Entahlah, Mas juga tidak tahu,”
“Masa sih Mas tidak tahu? Sepertinya orang-orang yang mengejar kita bukan orang sembarangan, atau ada yang disembunyikan Mas dan Pak Junaidi?” Ujar Fatma terus mendesak meminta penjelasan
Adrian hanya diam dan fokus menyetir, sebenarnya ia sudah tahu, sebelumnya Pak Junaidi sudah menceritakan siapa Zaini.
Mobil terus melaju kejar-kejaran sampai mereka berada di jalan tol rupanya di depan jalan mobil Andrian sudah di hadang oleh beberapa buah mobil hitamhita, sepertinya mereka sudah di kepung,
Shiiit!!
Andrian mengerem mendadak, nampak seseorang pria menodongkan senjata laras panjang di depan mobil mereka.
“Cepat keluar dan serahkan anak itu!” Bentak lekaki itu,
“Huhuhu... Ma, acu tacut,” bisik Zaini dipeluk erat oleh Fatma
“Biar Ayah yang keluar, Mama dan Zaini tetap diam di mobil, kunci semua pintu mobil, dan apapun yang terjadi cepatlah lari,” desis Andrian pelan di angguki isterinya
“Apa hak kalian menginginkan anak ini?” Tanya Andrian keluar dari mobil,
“Tidak perlu kau tanyakan itu cukup serahkan anak itu jika ingin selamat!” hardik lelaki yang memegang senjata
“Saya hanya menanyakan untuk apa alasan kalian membawa anak saya?” Tanya Andrian
“Tidak ada alasan, Saya lebih berhak atas cucu saya sendiri,” jawab seorang lelaki tua yang keluar dari mobil Marcedes hitam.
“Oh, jadi anda tuan Thomas yang tega menelantarkan anak dan menantunya,” tukas Andrian nyalang
Suasana menjadi tegang, “Saya tidak menelantarkan mereka tetapi itu pilihan Adelia sendiri,” sangkal pria tua itu lagi
“Saya tidak akan menyerahkan Zaini pada anda, kakek mana yang memperlakukan cucunya seperti perampok, ” tolak Andrian tegas
“Kalau kamu tidak mau menyerahkan, terimalah akibatnya, habisi mereka,” perintah lelaki tua itu pada anak buahnya,
Doorr!
Satu tembakan mampu membuat Andrian terkapar bercucuran darah, sedangkan Fatma dan Zaini kecil menyelinap keluar dari mobil , namun dicekal oleh anak buah Thomas yang lain.
“Lepas... lepaskan saya,” berontak Fatma
“Diam! Atau kamu akan bernasib sama dengan suamimu,” hardik anak buah Thomas
Fatma melihat kesebelah kiri jalan nampaknya, ada jalan pintas menuju ke arah hutan, ia cepat memberi kode kepada Zaini untuk segera berlari,
“Cepat Zaini lari ya nak, selamatkan dirimu,” bisik pelan Fatma agar anak buah Thomas tak mendengar
“Bagaimana dengan Mama?” Tanya Zaini yang menagis
“Husstt... Zaini lari saja ya nak, cari tempat aman disana,” perintah Fatma melepaskan pelukannya agar Zaini segera berlari, tetapi ketahuan anak buah Thomas, “Hei jangan lari!”
“Ayo cepat lari nak,” pekik Fatma
Zaini kecil lari dengan tergesa-gesa ia dikejar sebagian para anak buah Thomas, tak berselang lama
Doorr!
Suara tembakan kembali bergema, satu nyawa juga melayang.
“Hah, Mamaaa?” Gumam Zaini kecil terisak ia nagis sambil membekap mulutnya sendiri dengan tangan agar suaranya tidak di dengar orang-orang yang mengejarnya,
“Cepat cari ke segala arah, jangan sampai anak itu lolos,” kata seseorang
Mendengar itu Zaini terus belari tubuhnya yang kecil, berlindung di antara pohon-pohon yang menjulang tinggi, namun nasib baik tak berpihaknya kali ini,
“Aaaaaaa....” kaki kecil Zaini tersangkut akar kayu dan ia terjatuh terguling ke jurang dasar kepalanya mengalami benturan yang cukup parah dari sebuah batu.
*****
Visual tokoh
Alexandre Thomas El Farizi
Rahmina
Alecia Anggraini
Abraham
Kakek Thomas Kusuma
Paman Candra
Nenek Widya
Angelia
Junaidi
Pak Andrian
Ibu Fatma
Nantikan kelanjutan ceritanya Alex atau Zaini dalam bab selanjutnya jangan lupa vote dan likenya teman-teman biar aku semangat nulisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Monstercute
salfok ke visualnya kakek thomas langganan mafia di drakor
2022-12-11
0
mama Al
ada suamiku
2022-11-15
1