Dua puluh delapan tahun silam
“Saya titip Zaini ya, pak-bu!” Pinta Junaidi
“Iya, pak Junaidi tenang saja Insya Allah kami akan merawatnya dengan baik, nanti setiap hari Minggu kami akan membawanya menemui pak Junaidi,” ucap pak Andrian
“Betul pak Junaidi, kami janji akan menyayangi Zaini,” sahut Bu Fatma sambil mengendong Zaini bayi dalam pangkuannya
“saya percayakan anak saya dengan pak Andrian dan Ibu Fatma, terima kasih banyak atas segala bantuannya selama ini, maaf jika saya saya selalu merepotkan,” ujar Junaidi merasa sungkan dengan kebaikan dari mereka
“Kami tidak merasa merepotkan pak, justru kami mengganggap pak Junaidi seperti saudara sendiri, dan sudah menjadi tanggung jawab kami untuk membantu,” tutur pak Andrian tersenyum.
Setelah pulangnya mereka membawa Zaini, kini Junaedi bisa tenang, sebab anak sudah diasuh oleh keluarga Pak Adrian, ia benar-benar bahagia bisa di pertemukan dengan keluarga baik ini, semenjak meninggalnya sang istri, Junaidi merasa tidak sanggup untuk merawat dan menjaga bayinya seorang diri, demi harapan anaknya kelak bisa tumbuh menjadi anak tidak kekurangan kasih sayang dan tidak kesusahan apapun.
****
Di rumah berukuran lima kali delapan ini, kembali ia teringat membawa istrinya pertama kali datang ke desa dan tinggal di rumah peninggalan orangtuanya.
“Jika kamu tidak mau hidup kesusahan begini, silakan! Kamu kembali pada papamu Adelia,” kata Junaidi
“Apa maksud mas berkata seperti itu? Aku akan selalu menemani dan terus berada di sisi mas selamanya, tak perduli cobaan apa yang akan kita hadapi, kita pasti akan bisa melewati itu semuanya bersama-sama, Apakah mas tidak yakin dengan ketulusanku?” balas Adelia
“Te-tapi, bagaimana jika papamu berbuat nekad kembali…?”
“Stop! Sudahlah mas yang penting aku hanya ingin selalu mendampingi mas apapun keadaan kita,” sela Adelia mantap
“Terima kasih sayang, kamu tak pernah mengeluh dengan segala keadaan kita, maafin mas ya? Masih belum bisa membahagiakan dirimu,” Junaidi terisak haru
“Aku sudah bahagia mas, kita bisa bersama dan saling berbagi suka duka, ayo semangat! Apalagi sebentar lagi kita akan memiliki seorang putra,” ujar Adelia sambil mengusap perut buncitnya.
Junaidi sadar akan nasibnya sendiri bahwa ini bagian resiko menikahi Adelia, yaitu istrinya merupakan anak dari seorang mafia kejam berhati iblis, dulu Junaidi adalah pengusaha sukses dibidang furniture, ia memeng berasal dari anak desa dengan kecerdasan dan kepiawaiannya marketing dalam bernegosiasi, ia juga mampu menyewa tempat untuk dijadikan dua toko furniture miliknya, tetapi semuanya menjadi gulung tikar, modal habis untuk menyewa tempat dan mengaji para karyawan sedangkan tidak ada pendapatan sebab, semua klaen dan pelanggannya tak ada yang berani membeli barang properti di tokonya akibat diancam ayah Adelia. Bahkan semua toko diambil alih oleh mertuanya itu dengan penawaran sangat sadis. Bayangkan! saja, disaat kebangkrutan terjadi dan kehidupan harus terus berjalan, terpaksa Junaidi melelang barang-barang furniturenya itu pun dengan harga yang sangat rendah. Bahkan rumah dan segala aset milik Junaidi harus ikut tersita bank sebab pembayaran angsuran dan bunganya yang terus membengkak.
Sedangkan itu, sehari sebelum mereka pindah, di sebuah restoran ternama nampak duduk bersama, pertemuan antara seorang ayah dengan anaknya.
“Bagaimana, apakah kamu masih mau bertahan dengan lelaki kampung itu?” Tanya Thomas Kusuma yang tak lain adalah ayah Adelia
“Tentu, bagaimanpun keadaan mas Junaidi? Nyatanya selama satu tahun ini Aku selalu setia bersamanya,” jawab Adelia santai
“Lebih baik kamu kembali dengan papa, dan tinggalkan lelaki kampung yang tidak bisa memenuhi semua keinginanmu! Papa akan kembali memberikanmu fasilitas kekayaan seperti sedia kala,” seru Thomas geram
“Kalau papa menemuiku hanya untuk membujukku berpisah dengan mas Junaidi? Maaf papa tidak akan berhasil! Bagaimanapun aku sedang mengandung anak kami? Dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkan mas Junaidi,” sahut Adelia beranjak pergi meninggalkan ayahnya
“Ooh… jadi kamu masih ingin tetap bertahan dengan lelaki miskin itu? Mari kita lihat seberapa kuatnya kamu bertahan tanpa bantuan papa,” ejek Thomas
“Meski dia miskin tapi dia suami yang bertanggung jawab dan mencintaiku seorang, jangan-jangan kebangkrutan mas Junaidi juga karena ulah papa,” tuduh Adelia
“Memang benar, semua itu papa lakukan agar kamu sadar Adelia, kamu harus kembali bersama papa, kamu tidak akan bisa bahagia dengan lelaki kampung itu,” kelakar Thomas marah
“Cukup pa, jika anda beranggapan aku tidak bahagia justru salah besar aku sangat bahagia! Dia berbeda dengan papa yang tega meninggalkan ibu hanya untuk menikahi wanita kaya, dan ternyata papa tega melakukan kelicikan terhadap menantu dan putrinya sendiri, agar kami berpisah? Tidak semudah itu pa, aku akan tetap mencintai dan memilih mas Junaidi tak perduli papa akan melakukan apapun,” tantang Adelia dan bergegas pergi meninggalkan sang ayah diam terpaku.
“Tak kusangka, aku kira papa menemuiku karena merindukan putrinya ini tetapi, ternyata…,” gumam Adelia dalam hati malah menambah kebenciannya terhadap ayahnya.
***
“Bagaimana Jhon?”
“Mereka sudah pindah tuan,dan sepertinya jauh dari kota ini,” jawab Jhon
“Cepat cari mereka dan jangan sampai ketahuan,” perintahnya
“Baik tuan,” ucap Jhon berlalu
Thomas Kusuma sebenarnya sangat menyayangi putri satu-satunya, tetapi harapan menikahkan putrinya dengan seorang CEO muda dari perusahaan JK Mank pupus sudah, padahal dengan pernikahan dua anak dari perusahaan besar antara Hwang Group Corprotion dan JK Mank dapat mengemparkan dunia, sebab JK Mank bisa di akusisi maka Hwang Group menjadi nomor satu dari perusahaan yang berpengaruh dalam bisnis hitamnya yaitu sindikat penjualan obat terlarang dan senjata-senjata api.
“Bodoh! Kau Adelia,” umpat kesal Thomas
“Kau malah memilih lelaki kampung itu, sekarang kau nikmati saja kesengsaraan bersamanya,” decaknya kembali.
***
Di sudut kamar
Tentang pertemuan dengan ayahnya sempat Adelia rahasiakan dari suaminya, ia takut sewaktu-waktu para anak buah suruhan dari ayahnya dapat mencelakai suaminya. Dipandanginya suami yang terlelap tidur lelap, mungkin karena lelah mengemas barang-barang untuk pindahan, entah kenapa sulit bagi Adelia untuk memejam mata malam ini, teringat akan awal pertemuannya dengan Junaidi dulu terbilang dalam waktu yang singkat ia mudah jatuh cinta dengan Junaidi.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Keyboard Harapan
oh..pantesan adelia anak mafia ternyat,, di bab satu sempet bingung apa yang terjadi sama junaedi...good lah akak ceritanya menarik .semoga sukses💪💪💪💪❤
2022-11-25
0
Nana Shin
ayo banyqkin uo, biar lolos kontrk
2022-10-20
0