*Aku dan Kalvin kali ini pergi ke pantai wedi awu atas saran dia, karena penasaran dengan bagaimana pantai di Malang bisa buat berselancar.
Kalvin meminjam jeep nya Dito mengajakku kesana.
"Ai,lo juga kaya mereka atau bukan?" pertanyaan ambigu keluar dari mulut Kalvin saat kami berada didalam mobil.
"Kata Dito Bunga hamil sama pacarnya? dan aku rasa Tari sebelas duabelas dengan Bunga gaya pacarannya dengan Dito." aku tidak nyangka Kalvin suka bergosip, aku saja tidak pernah peduli sama urusan mereka asal tidak melibatkan aku.
"Aku belum pernah pacaran, jadi aku beda sama mereka. " jawabku putus asa.
Kalvin tersenyum, seketika mengelus rambutku. Kan bikin aku salah tingkah jadinya.
Kami tiba di pantai, langsung aku turun tanpa alas kaki berlari ketepi pantai karena Kalvin memarkir cukup dekat dengan pantai.
Setelah cukup puas menikmati udara segar kami lalu menyewa papan selancar, lebih tepatnya Kalvin yang menyewa.
Kemudian aku diajari cara berselancar setelah aku melihat Kalvin dengan lincah nya berselancar mengarungi ombak lautan yang membawa kepantai.
Aku menyadari kalau penampilan Kalvin berbeda rambutnya yang basah terlihat lurus dan kaca mata yang dia pakai dilepas, dia terlihat tampan apalagi dengan telanjang dada seperti ini.
"Ayo! " Kalvin menepi, dia mengajakku lalu aku turun perlahan kelautan yah aku memang mudah mempelajari sesuatu aku langsung bisa berselancar walau tidak langsung mahir meliuk-liuk diatas air.
Setelah puas dan senang aku bilas dan ganti pakaian ditempat yang disediakan. Sialnya aku lupa membawa bra, tidak mungkin aku memakai bra basah lagi.
Tiba dimobil, Kalvin membantuku mengeringkan rambutku.
"Kalau keluar rumah jangan pakai baju kaya gini ya Aina" celetuk Kalvin yang otomatis langsung aku ingat kalau aku tidak pakai bra.
Apa terlihat jelas? a malunya aku. Pasti mukaku memerah.
"Aku lupa bawa bra tadi. " haduh kenapa diperjelas tambah malu deh.
Cup
Kalvin mengejutkan aku, dia mengecup bibirku yang aku gigit.
Kalvin menatap lekat mataku, seolah meminta ijin untuk mencium ku. Tanpa aku sadari aku seolah juga memberi ijin.
Ini lah ciuman pertama ku.
Kalvin membungkus tubuhku dengan hudi miliknya yang sejak saat ini aku simpan dan sering aku pakai.
***
Sejak saat itu kami berpacaran tapi aku masih bertanya-tanya siapa sebenarnya Kalvin. Aku tidak banyak tahu tentangnya tapi itu semua aku abaikan karena Kalvin terlihat tulus cinta sama aku.
Satu yang aku tahu dia menyembunyikan ketampanannya dengan selalu mengkriting rambutnya dan memakai kaca mata agar dia lebih nyaman katanya.
Hubungan kami berjalan lancar,hanya saja bapak tidak suka dengan Kalvin hanya gara-gara motor bututnya. Kata bapak aku nggak boleh pacaran kalau sama orang miskin nanti derajatku tidak akan naik. Entahlah pemikiran bapak sungguh bertentangan denganku.
Retak hubungan kita bukan karena itu, saat malam itu Dito mengundang semua temannya untuk pesta kelulusan. Tentu saja aku juga diundang tapi anehnya pesta diadakan dirumah Jati yang ada dipucuk bukit jauh dari pemukiman warga.
Yah, ternyata mereka mengubah rumah yang ditinggal orang tua Jati ke luar negri itu menjadi layaknya diskotik.
Aku datang bersama Tari.
Tapi aku tidak melihat Kalvin, seminggu ini kami tidak bertemu. Karena dia pulang ke Jakarta, katanya hanya seminggu habis itu dia balik lagi karena dia juga akan kuliah di Malang.
Semakin malam semakin edan ini pesta, banyak yang mabuk dan entahlah aku juga heran masih SMA dan tinggal di desa sudah seperti di LA. Aku memilih bersembunyi di kolong tempat tidur salah satu kamar, karena kalau pulang sendiri aku tidak berani.
Saking ngantuknya aku sepertinya ketiduran hingga subuh baru aku keluar tapi saat aku menggeser tubuhku keluar ada badan yang menimpaku.
Seketika aku menjerit, karena Dito telanjang.
Dan dibarengi ada yang masuk kamar, yang ternyata itu adalah Kalvin.
Wajahnya merah dia terlihat marah.
"Mas Kalvin? " aku berusaha bebas dari badan Dito yang tidak sadarkan diri. Aku berhasil, tapi Kalvin malah keluar mengabaikan aku. Ditempat tidur ada Tari yang berselimut aku yakin dia telanjang.
"Mas! " aku mengejar Kalvin tapi dia tidak menghiraukan aku.
Dia menaiki mobil,
"Mas! ini nggak seperti yang kamu bayangin" aku yakin dia salah paham.
"Lo sama saja seperti mereka cuma seorang ****** kecil! Pergi lo dari hidup gue! gue muak sama lo! " itu kalimat terakhir yang aku dengar dari Kalvin.
Sejak saat itu kami tidak pernah bertemu lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments