°°°~Happy Reading~°°°
"Selamat siang tuan Antonio," sapa Hendar pada sosok laki-laki yang kini tengah duduk menyilangkan kaki di atas sofa single.
"Kau sudah membawanya?"
Menghiraukan sapaan Hendar, laki-laki itu langsung menagih janjinya. Suaranya dingin, terdengar tegas--menandakan keseriusan.
Membuat bulu kuduk Shilla seketika meremang. Perempuan itu bahkan tak berani mengangkat kepalanya--menilik pada sosok yang kini tengah menatap tajam ke arahnya.
"Iya tuan... Saya sudah membawanya,"
Hendar mendorong paksa tubuh ramping Shilla, membuat gadis itu refleks melangkah ke depan. Tubuhnya semakin bergetar hebat, ketakutan itu semakin merayap menyelusup dalam relung hatinya.
Apa yang sebenarnya akan mereka lakukan pada dirinya?
Shilla merem*s jemari tangannya. Tak ada yang bisa ia lakukan. Perempuan itu hanya bisa tertunduk dengan ketakutan yang semakin membuncah setiap detiknya.
"Apa kau bisa memastikan jika dia masih virgin?" tanya Damian to the point.
Laki-laki bernama lengkap Damian Antonio De Vallier itulah yang kini akan membeli Shilla dengan harga fantastis. Damian tak sudi jika harus memakai "perempuan bekas" laki-laki lain.
"Yeah, saya bisa memastikannya, Tuan. Bahkan saya bisa pastikan jika Shilla tidak pernah tersentuh lelaki manapun. Saya jamin, anda tidak akan kecewa..." tantang Hendar dengan smirk menyungging di bibirnya.
"Ku pegang kata-katamu. Sampai kau berani bermain-main denganku, kau harus bersiap untuk kehancuranmu."
Ancaman yang menggaung itu sontak membuat Shilla semakin bergetar ketakutan.
Sekejam inikah sosok yang akan dinikahkan dengan dirinya? Apa tak ada secuil rasa belas kasih untuk dirinya untuk bisa terlepas dari pernikahan paksa ini nantinya?
Sungguh rasanya Shilla ingin menumpahkan tangis, bahkan sudut matanya sudah mulai berair, hampir saja meloloskan isinya, sebelum akhirnya laki-laki itu kembali menginterupsi.
"Persiapkan dia segera."
Sosok perempuan berpakaian pelayan pun kini mendekat menghampiri Shilla yang masih berdiri mematung dengan ketakutan yang tak lagi dapat di sembunyikan--wajahnya terlihat pias.
"Mari nona..." Perempuan berusia 51 tahun itu melingkarkan tangannya, berniat membawa Shilla menepi ke ruangan lain untuk di rias.
Pernikahan itu akan dilakukan hari ini juga. Damian tak ingin mengulur waktu lebih lama lagi untuk mencapai tujuannya.
Shilla nampak enggan, setengah hatinya ingin memohon agar bisa dibebaskan, namun setengahnya lagi merasa takut akan ancaman sang paman yang kembali menggaung meruntuhkan keberaniannya.
"Nona, silahkan..." Bi Asih kembali menginterupsi.
Shilla semakin kalut, gadis itu menatap satu per satu manusia yang mendiami ruangan itu dengan tatapan mengiba berharap mendapatkan belas kasihan.
Hingga pandangan mereka bertemu, manik mata yang sudah penuh akan lelehan air mata itu menatap sendu pada sosok itu seolah meminta pertolongan.
'Ku mohon, lepaskan aku... .'
🍁🍁🍁
Shilla terduduk di depan meja rias dengan tatapan sendu, ia telah selesai di rias sejak setengah jam yang lalu, kerudung putih dan kebaya berwarna senada kini mempercantik penampilannya yang semakin ayu.
Sedang di luar, ijab qabul kini tengah resmi berlangsung. Suaranya nyaring terdengar karena pintu kamar sengaja di buka lebar agar Shilla mampu mendengar saat-saat calon suaminya melantunkan untaian indah kalimat ijab qabul.
Hingga akhirnya kalimat itu berhasil di lantunkan, kata sah pun menggaung memecah kesunyian.
Air mata Shilla jatuh luruh tak tertahankan.
Shilla menangis tergugu, gadis itu tak lagi dapat menyembunyikan semua kesedihan yang membelenggu hatinya yang kini begitu rapuh.
"Nona, tolong tenangkan diri anda. Anda harus segera keluar menemui tuan Damian, suami anda," sahut Bi Asih prihatin.
Shilla membisu. Perempuan itu tak mampu menjabarkan bagaimana perasaannya saat itu.
Sedih, marah, kecewa. Entah perasaan apa itu. Shilla tak mampu menjabarkannya. Ia hanya ingin menangis, meratapi nasib hidup yang selalu saja tak berpihak pada dirinya sang yatim piatu.
Hingga akhirnya ia didudukkan di samping sang suami yang hanya menatapnya beku. Diciumnya punggung tangan itu sesuai instruksi yang menggaung dari sang penghulu.
Tanpa sadar, setitik air mata itu jatuh membasahi punggung tangan itu. Shilla benar-benar tak kuasa menyembunyikan rasa yang menyeruak kala itu.
Bagaimana hidupnya nanti, ia hanya bisa memasrahkan diri pada Sang Pencipta.
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Masih pada semangat ngga nih bacanya, hehehe... .
Happy Reading
Saranghaja💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
sherly
memang sulit menerima tp smoga aja suamimu baik
2024-07-09
0
💠⃟⃝♠Yeyen
sabar ya shilla pasti akan ada hal terindah nantinya.
SEMANGAT Thor 🤗
2023-10-22
3
anie
otw bucin...
2023-10-20
0