Mengisi Kekosongan

Setelah hari yang menyegarkan di taman, Raffa bertekad untuk memastikan Felly tidak terjebak dalam kesedihan dan melakukan hal-hal yang merugikan dirinya lagi. Dia tahu betul bahwa satu hari tidak cukup untuk mengubah perasaan Felly, jadi dia berencana untuk membuat gadis itu sibuk dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan.

Keesokan harinya, Raffa menghubungi Felly dan mengajaknya untuk berkumpul. “Felly, bagaimana kalau kita pergi ke tempat yang menarik? Aku punya beberapa ide seru untuk kita lakukan bersama,” ujarnya dengan semangat.

Felly, yang awalnya ragu, akhirnya setuju. “Baiklah, Kak. Tapi… ke mana kita akan pergi?”

Raffa tersenyum lebar. “Aku ingin kita pergi ke sebuah pameran seni yang sedang diadakan di pusat kota. Ada banyak lukisan dan karya seni yang menakjubkan di sana. Kita bisa melihat karya-karya seniman lokal dan mungkin juga bisa belajar sesuatu yang baru.”

“Pameran seni? Kedengarannya menarik!” jawab Felly dengan antusiasme yang mulai tumbuh di dalam dirinya.

“Mari kita bertemu di kafe dekat pameran. Aku sudah pesan tiketnya,” ujar Raffa. Felly merasa gembira dengan rencana tersebut. Dia sudah lama tidak pergi ke pameran seni, dan ini menjadi kesempatan yang baik untuk mengalihkan pikirannya dari masalah pribadi.

Di kafe, Felly terlihat lebih ceria daripada sebelumnya. Raffa membawanya ke pameran seni, di mana mereka disambut oleh warna-warni yang mencolok dan aroma cat yang baru. Felly berkeliling, mengamati setiap lukisan dengan seksama, sementara Raffa menjelaskan beberapa hal tentang seniman dan gaya yang mereka gunakan.

“Lihat lukisan ini, Felly. Warna-warna yang digunakan sangat berani, tetapi ada kedamaian yang terasa di dalamnya. Seolah-olah si seniman ingin menyampaikan pesan tentang menemukan kebahagiaan meski dalam kesedihan,” kata Raffa, menarik perhatian Felly pada salah satu lukisan yang menonjol.

Felly terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Raffa. “Kak, apakah kamu berpikir seni bisa membantu menyembuhkan luka emosional?” tanyanya.

“Tentu saja. Seni bisa menjadi cara untuk mengekspresikan perasaan kita. Kadang kita tidak bisa menemukan kata-kata untuk menjelaskan apa yang kita rasakan, tetapi seni bisa menjadi jembatan antara perasaan itu dan dunia luar,” jawab Raffa, menjelaskan dengan bijak.

Felly tersenyum, merasa seolah dia menemukan harapan baru. Dia mulai melihat pameran itu bukan hanya sebagai acara, tetapi sebagai perjalanan untuk memahami dirinya sendiri. Dia menghabiskan waktu berkeliling, mencatat setiap detail yang menarik perhatiannya. Raffa melihat Felly yang mulai hidup kembali, dan itu membuatnya merasa bahagia.

Setelah berkeliling, mereka menemukan sebuah ruang di mana para pengunjung bisa berpartisipasi dalam workshop seni. “Felly, bagaimana kalau kita ikut workshop ini? Kita bisa mencoba melukis sendiri,” ajak Raffa, matanya berbinar dengan semangat.

“Apakah kamu yakin? Aku tidak terlalu pandai menggambar,” balas Felly ragu.

“Siapa bilang kita harus pandai? Yang terpenting adalah kita bersenang-senang! Yuk, kita coba!” kata Raffa dengan nada menggoda.

Dengan sedikit dorongan dari Raffa, Felly akhirnya setuju. Mereka bergabung dalam workshop dan menerima kanvas serta perlengkapan melukis. Raffa memilih warna-warna cerah dan mulai mencampurkan cat, sedangkan Felly awalnya terlihat canggung. Namun, Raffa terus memberikan semangat, dan seiring berjalannya waktu, Felly mulai merasa lebih percaya diri.

“Seni itu tentang ekspresi, bukan kesempurnaan,” Raffa berkata sambil melukis. “Kamu bisa melukis apa pun yang ada di pikiranmu. Biarkan perasaanmu mengalir melalui kuas.”

Felly mencoba untuk lebih santai, membiarkan cat mengalir di kanvasnya. Dia mulai mengekspresikan perasaannya dengan warna dan bentuk yang tidak terduga. Tangan Felly bergerak bebas, menciptakan pola-pola yang mencerminkan kegembiraan dan kesedihan yang selama ini terpendam.

Melihat Felly begitu terlibat, Raffa merasa sangat senang. Dia merasakan ada perubahan positif dalam diri Felly. “Lihat, kamu bisa melakukannya! Kan, ini menyenangkan?” ujarnya sambil tersenyum lebar.

Setelah satu jam penuh, mereka menyelesaikan lukisan masing-masing. Ketika mereka berdiri untuk melihat hasil karya mereka, Felly merasa bangga. “Kak, aku tidak percaya aku bisa melukis seperti ini!” ucapnya dengan senyum lebar.

“Lihat? Aku bilang kan. Setiap karya seni punya keunikan tersendiri, sama seperti kita,” Raffa menjawab dengan penuh semangat.

Felly melihat kanvasnya, merasa seolah ada bagian dari dirinya yang terlepas. Melukis memberinya kebebasan untuk mengekspresikan emosi yang selama ini terpendam. Dia tidak lagi merasa terjebak dalam kesedihan, melainkan menemukan cara baru untuk menghadapi hidupnya.

Hari itu berlalu dengan penuh keceriaan. Raffa dan Felly menikmati makanan di kafe setelah pameran, berbagi cerita dan tawa. Felly merasakan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Raffa tampaknya menjadi teman yang selalu siap mendengarkan dan mendukungnya, dan itu sangat berarti.

Setelah mereka pulang, Felly merasa seolah beban di hatinya sedikit berkurang. Dia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa perpisahan orang tuanya masih ada, tetapi hari itu memberinya harapan baru. Dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam perjalanan ini, dan ada orang-orang di sekitarnya yang peduli.

Raffa terus berusaha membuat Felly sibuk, dan setiap minggu mereka merencanakan berbagai kegiatan bersama. Mereka mencoba berbagai hobi, mulai dari memasak, bersepeda, hingga mengikuti kelas yoga. Felly merasa senang dapat menjelajahi hal-hal baru, dan setiap kali bersama Raffa, dia merasakan energi positif yang mengalir.

Satu sore, saat mereka bersepeda di sekitar kota, Felly mengungkapkan perasaannya kepada Raffa. “Kak Raffa, terima kasih sudah membantuku. Rasanya seperti hidupku mulai berubah. Aku tidak lagi merasa terpuruk,” kata Felly tulus.

“Tidak perlu berterima kasih. Aku hanya melakukan hal yang seharusnya. Aku senang melihatmu lebih bahagia, Felly,” jawab Raffa sambil tersenyum.

“Kadang, aku merasa tidak pantas mendapatkan semua ini. Aku merasa hidupku terlalu kacau, dan aku tidak tahu bagaimana bisa kembali ke jalur yang benar,” ujar Felly dengan nada bimbang.

Raffa menghentikan sepedanya dan memandang Felly dengan serius. “Felly, tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Kita semua memiliki masa lalu, dan itu bagian dari perjalanan kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita memilih untuk melanjutkan dan belajar dari pengalaman itu.”

Felly mengangguk, merenungkan kata-kata Raffa. Dia mulai memahami bahwa semua yang dia alami adalah bagian dari pertumbuhannya sebagai individu. Dia harus menerima masa lalunya, bukan menghindarinya.

Malam itu, ketika Felly pulang ke rumah, dia merasa tenang. Dia duduk di meja belajarnya dan menulis di jurnalnya. Menyampaikan semua perasaan yang selama ini terpendam. Dia menuliskan bagaimana dia merasa terjebak, tetapi kini ada harapan baru yang datang bersamanya.

Dengan menulis, Felly menemukan cara untuk mengungkapkan semua yang ada di dalam hatinya. Dia menulis tentang pengalamannya dengan Raffa, tentang pameran seni, dan bagaimana hal-hal kecil bisa membawa perubahan besar dalam hidupnya.

Setiap malam, dia meluangkan waktu untuk menulis, dan seiring berjalannya waktu, dia merasa lebih ringan. Proses ini membantunya merenungkan langkah-langkah selanjutnya, bagaimana dia bisa melanjutkan hidup dengan cara yang lebih positif.

Felly menyadari bahwa meskipun perjalanan hidupnya penuh rintangan, dia tidak perlu menjalani semuanya sendirian. Ada teman seperti Raffa yang siap mendukungnya, dan itu memberinya kekuatan baru. Dia merasa siap untuk menghadapi apapun yang akan datang, dengan keyakinan bahwa setiap hari adalah kesempatan baru untuk tumbuh dan belajar.

Hari demi hari, rasa sakit di hati Felly berangsur pulih. Meskipun masa lalu tidak akan pernah sepenuhnya hilang, dia belajar untuk menerima dan tidak membiarkan hal itu mengendalikan hidupnya. Bersama Raffa, dia menemukan kebahagiaan yang sederhana dalam hal-hal kecil, dan itu menjadi pendorong bagi masa depannya yang lebih cerah.

Felly menyadari, dalam perjalanan hidup yang tak terduga ini, dia telah menemukan teman sejati yang membantunya menemukan kembali jati dirinya. Dia bertekad untuk melangkah maju, menyambut masa depan dengan senyuman, dan merayakan setiap momen kebahagiaan yang datang.

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

lagi

2022-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!