pertemuan tidak terduga.

Dua bulan telah berlalu sejak Felly kembali ke rumah, dan hari-harinya diisi dengan rutinitas yang sama. Meskipun ada momen-momen kecil yang membuatnya tersenyum, seperti kenangan akan Raffa dan pertemuan tak terduga yang hampir merenggut nyawanya, Felly merasa kosong. Ia tidak pernah bertemu atau berbicara dengan Raffa lagi, dan perasaan itu mengganjal di hatinya.

Felly terus berjuang menghadapi suasana tegang di rumahnya. Suara tinggi Lena dan Haris, yang sering bertengkar, terus bergema di telinganya, membuatnya merasa terjebak dalam lingkaran ketidakpastian. Mencoba mengabaikan pertengkaran mereka, Felly mulai lebih sering keluar rumah, mencari cara untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang menumpuk.

Suatu sore, saat berjalan-jalan di taman dekat rumah, Felly melihat sekelompok anak muda bermain bola. Ia teringat akan masa-masa cerianya saat masih di sekolah, di mana tawa dan canda menghiasi hari-harinya. Tiba-tiba, seorang gadis dengan rambut panjang menghampirinya.

"Hey, Felly! Kenapa kamu kelihatan sendirian?" tanya Cita, sahabatnya sejak kecil.

"Oh, Cita! Aku hanya butuh sedikit waktu untuk diri sendiri," jawab Felly sambil tersenyum lemah.

"Kalau gitu, ayo bergabung dengan kami! Kita bisa bermain bola atau sekadar nongkrong," ajak Cita.

Felly merasa sedikit bersemangat dan mengikuti Cita menuju lapangan. Namun, saat permainan berlangsung, pikirannya kembali melayang ke Raffa. Ia ingat bagaimana Raffa dengan sigap menyelamatkannya, serta nasihat-nasihatnya yang membuatnya merasa lebih baik.

Sementara itu, Raffa juga merasakan kekosongan. Ia sering teringat pada Felly, tetapi karena mereka tidak saling berkenalan, Raffa merasa tidak pantas untuk menghubunginya. Ia lebih fokus pada pekerjaannya di Achazia Corp dan tanggung jawab sebagai pengusaha muda. Namun, dalam pertemuan-pertemuan dengan teman-temannya, terutama Gus Shaka dan Ustadz Faiz, ia tidak bisa menahan diri untuk membicarakan gadis itu.

“Raffa, kamu sepertinya memikirkan sesuatu. Apa ada yang mengganggu?” tanya Shaka, yang menangkap ekspresi Raffa yang tidak biasa.

“Ah, tidak ada... hanya saja, aku ingin tahu bagaimana kabar gadis yang kutolong itu,” jawab Raffa dengan ragu.

Shaka mengangguk, mengetahui bahwa Raffa adalah sosok yang peka. “Mungkin kamu bisa mencarinya. Kadang, pertemuan yang berarti bisa menjadi awal yang baik.”

Sementara itu, Felly merasakan harapan baru ketika mendengar kabar dari Cita bahwa akan ada acara kumpul-kumpul di rumah salah satu teman mereka. Ini mungkin kesempatan untuk mengalihkan pikirannya dan bertemu dengan orang-orang yang ia kenal.

Hari acara pun tiba, dan Felly berusaha tampil ceria meskipun di dalam hati masih ada rasa gundah. Ia bertemu dengan teman-teman lama dan terlibat dalam obrolan ringan. Namun, di tengah keseruan, pikirannya tak henti-hentinya melayang pada Raffa.

Saat Felly sedang duduk di sudut ruangan, tiba-tiba pintu terbuka, dan sosok yang tak asing muncul di ambang pintu. Raffa, dengan senyum hangat di wajahnya, membuat jantung Felly berdegup kencang. Namun, mereka berdua tidak saling mengenali, dan Felly merasa ragu untuk menyapa.

Raffa pun tidak menyadari kehadiran Felly saat ia menyapa teman-teman yang lain. Felly merasa terjebak dalam momen yang mengharukan namun canggung. Apakah ini saat yang tepat untuk memperkenalkan diri? Apakah Raffa masih ingat padanya?

Ketika malam semakin larut, Felly beranikan diri untuk menghampiri Raffa yang sedang berbincang dengan teman-temannya. Namun, saat Felly melangkah maju, tiba-tiba Raffa menoleh dan matanya bertemu dengan tatapan Felly.

“Felly?” Raffa mengulangi namanya, terkejut namun bahagia melihat gadis yang pernah ia tolong.

Felly terperanjat, dan sebuah senyuman tidak bisa ia tahan. “Kamu ingat aku?”

“Bagaimana bisa aku lupa? Kamu adalah gadis yang pernah hampir tertabrak itu,” jawab Raffa, dengan nada santai yang menyenangkan.

“Kak Raffa, aku tidak menyangka bisa bertemu lagi,” ucap Felly, berusaha menahan rasa gugup yang menggelitik di perutnya.

Raffa tersenyum. “Aku juga tidak menyangka akan bertemu kamu di sini. Bagaimana kabarmu sekarang, Felly?”

Felly mencoba menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya masih berantakan. “Aku baik-baik saja, Kak. Baru saja kembali dari... dari beberapa hal yang membuatku lebih mengenal diriku sendiri.”

Raffa menatapnya dengan perhatian, seolah bisa merasakan beban yang dibawa Felly. “Kamu terlihat lebih cerah daripada sebelumnya. Ada yang membuatmu bahagia?”

Felly menundukkan kepala, berusaha mencari kata-kata yang tepat. “Mungkin... bisa dibilang begitu. Aku mencoba mencari jalan terbaik untuk diriku. Dan bertemu dengan Kak Raffa adalah salah satu hal baik yang terjadi belakangan ini.”

Mendengar jawaban Felly, Raffa merasa hangat di dalam hatinya. “Senang mendengar itu. Jika kamu butuh teman untuk berbicara atau sekadar bersenang-senang, jangan ragu untuk menghubungiku. Kita bisa jalan-jalan atau melakukan sesuatu yang menyenangkan.”

Felly merasa jantungnya bergetar mendengar tawaran itu. “Terima kasih, Kak. Itu sangat berarti bagiku.”

Keduanya terdiam sejenak, meresapi momen yang penuh makna ini. Suasana di sekeliling mereka masih ramai dengan tawa dan canda teman-teman lain, tetapi Felly hanya fokus pada Raffa. Ada sesuatu yang membuatnya merasa nyaman dan aman di dekatnya.

“Felly, aku ingat kamu bilang ingin mencoba hal-hal baru. Mungkin kita bisa mulai dengan mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah kamu lihat. Apa pendapatmu?” tanya Raffa, memberikan saran dengan nada santai.

Felly merasa sangat bersemangat. “Itu ide yang bagus, Kak! Aku selalu ingin pergi ke tempat-tempat menarik dan belajar lebih banyak tentang dunia di luar sana.”

Raffa tersenyum lebar. “Baiklah, kita atur waktu. Mungkin akhir pekan ini?”

Felly mengangguk dengan antusias. “Pasti! Aku sudah tidak sabar.”

Setelah berbincang lebih lanjut, Raffa beranjak untuk menyapa teman-temannya yang lain. Felly berdiri di sana, merasa bersemangat dan berenergi. Hari ini telah membawa angin segar dalam hidupnya, dan harapan baru mulai tumbuh dalam hatinya.

Namun, di dalam dirinya masih ada kekhawatiran. Bagaimana jika ini semua hanya sementara? Apa yang akan terjadi setelah mereka menghabiskan waktu bersama? Felly tahu bahwa hidupnya masih dikelilingi oleh tantangan, tetapi saat ini, ia merasa siap untuk menghadapi semuanya.

Ketika malam semakin larut, Felly merasa bahwa kehadiran Raffa membawa cahaya baru. Ia ingin menikmati setiap momen, mengingat bahwa kebahagiaan bisa ditemukan di tempat yang tidak terduga.

Setelah berpamitan, Felly pulang dengan perasaan yang lebih ringan. Dia ingin menceritakan semua ini kepada Cita, sahabatnya yang selalu ada di sampingnya. Dalam perjalanan pulang, ia tidak bisa berhenti tersenyum, merasakan bahwa sesuatu yang baik akan segera terjadi dalam hidupnya.

Sesampainya di rumah, Felly langsung menemui Cita yang sedang duduk di ruang tamu, menyendiri dan tampak serius.

“Cita! Aku baru saja bertemu Kak Raffa!” seru Felly, tidak sabar untuk berbagi kabar gembira.

Cita menoleh, terkejut dengan antusiasme Felly. “Serius? Bagaimana? Ceritakan semuanya!”

Felly duduk di sampingnya dan mulai menceritakan semua yang terjadi, dari pertemuan yang tidak terduga hingga rencana mereka untuk jalan-jalan bersama. Cita mendengarkan dengan penuh perhatian, senyum lebar tak pernah lepas dari wajahnya.

“Wah, Felly! Itu luar biasa! Kak Raffa sepertinya orang yang baik,” ujar Cita.

“Ya, dia sangat baik dan perhatian. Aku merasa nyaman bersamanya,” balas Felly, merasakan semangat baru dalam dirinya.

“Kalau gitu, kamu harus manfaatkan kesempatan ini! Siapa tahu ini bisa jadi awal dari sesuatu yang lebih,” tambah Cita, dengan nada optimis.

Felly mengangguk, tetapi di dalam hati, ia juga merasa cemas. Apakah Raffa benar-benar bisa menjadi jawaban dari semua permasalahan dalam hidupnya? Atau apakah semua ini hanya akan berakhir seperti cerita-cerita sebelumnya yang menyakitkan?

Namun, Felly memutuskan untuk tidak memikirkan hal itu terlalu jauh. Ia ingin menikmati momen ini, belajar untuk terbuka dan percaya bahwa ada kemungkinan baru di depan sana. Dengan harapan itu, Felly siap menjalani hari-hari ke depannya dengan semangat baru.

Terpopuler

Comments

manda_

manda_

lanjut

2022-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!