Chapter = Old Chest.

...Bab 05 \= Peti Tua....

...\=\=\=...

- [ 14.32 ] -

Akhirnya setelah beberapa menit berkeliling taman, Naiya menemukan apa yang tengah dicarinya sedari tadi. Naiya pun langsung menarik satu tangan milik Aliesha untuk segera menghampiri kedai yang dimaksudnya itu.

“ sha.. lo mau pesen minum apa? biar sekalian gue pesenin. atau, mau samain aja? gimana? ” tanya Naiya sembari memperhatikan papan menu didepannya.

“ yaudah, samain aja. ” jawab Aliesha.

“ oke! lo tunggu ya, biar gue yang pesenin. ”

“ makasih ”

Naiya merespon Aliesha hanya dengan satu acungan dari jempol miliknya, lalu beranjak pergi untuk memesan minuman. Aliesha pun kembali memutarkan tubuhnya untuk pergi duduk dibangku kayu yang berada diluar tepat didepan kedainya.

Aliesha memutuskan untuk menunggu Naiya diluar kedai, sembari duduk diatas bangku memperhatikan sekeliling taman. Nampaknya hari sudah semakin sore, taman pun sudah mulai terasa sepi.

“ wushh... ”

“ chirp.. chirp.. ”

Aliesha mendonggakan pandangannya dan menatap ke arah langit. Mengamati daun-daun milik pohon pinus yang tampak sibuk bergoyang lembut terhembus angin. Diiringi dengan kicauan burung yang terbang bebas kemanapun.

Rasanya begitu jauh berbeda dengan dunia luar yang sangat rumit untuk dijelaskan. Tidak ada pula sisi baik yang bisa diungkapkan. Ditaman ini Aliesha merasa jauh lebih bebas dibandingkan hari-hari biasanya. Setidaknya Aliesha bisa melupakan semua hal tentang masa lalunya meskipun hanya untuk sementara.

Aliesha mengalihkan pandangannya ke dalam kedai. Melihat Naiya yang ternyata masih sibuk menunggu pesanan. Aliesha menghela nafasnya kuat-kuat, tanda dirinya sudah mulai merasa bosan.

Aliesha menundukkan pandangannya ke arah tanah dan mendapati sebuah batu didekat kakinya. Aliesha memainkan batu itu lalu menendangnya jauh ke depan.

“ clung.. ”

Batu itu berhasil jatuh ke dalam sungai yang berada 2 meter jaraknya dari depan kedai. Namun, karena batu itu tatapan Aliesha menjadi teralih fokuskan pada sesuatu yang didapati kedua matanya.

Aliesha menemukan sebuah peti berwarna hitam yang nampaknya sudah tua dimakan usia, tengah berenang hanyut terbawa arus sungainya.

Mulanya Aliesha tidak peduli sedikitpun dengan peti itu. Namun, entah apa yang dimiliki peti itu hingga mampu untuk menarik perhatian seseorang yang cuek seperti Aliesha.

Dengan keberanian, Aliesha pun beranjak dari duduknya dan berjalan untuk mendekati sungai didepan sana.

Peti itu terus melaju mengikuti arus air sungainya. Hingga ketika petinya berenang tepat berada dihadapan Aliesha, tanpa rasa ragu sedikitpun Aliesha langsung mengambil peti itu dari sungai dengan kedua tangannya.

Ternyata peti itu terbuat dari bahan logam dengan warna hitam yang sangat gelap. Petinya dikunci begitu rapat, terlihat dari sekeliling petinya yang dikelilingi dengan rantai berwarna perak. Ukuran petinya tidaklah besar tapi juga tidak terlalu kecil. Kondisinya pun sudah cukup berkarat dan tua dimakan usia.

“ Aliesha! ”

Mendengar suara Naiya yang berteriak memanggil, sontak Aliesha pun membalikkan pandangannya ke belakang. Mendapati Naiya yang tengah berjalan mendekat dengan dua minuman ditangannya.

“ lo kok disini sha? ngapain?! oiya, nih.. minum lo ” ucap Naiya sembari memberikan minuman yang dipesan Aliesha.

“ makasih.. ” timbal Aliesha sembari mengambil minuman miliknya dari tangan Naiya.

“ eh? apaan tuh?! ” tanya Naiya menunjuk peti tua disamping Aliesha dengan jari telunjuknya.

“ liat aja.. punya mata kan? ”

“ iye iyee.. gue punya!!! jutek amat sih lu ” ketus Naiya menggerutu. Sikap Aliesha itu mampu membuat Naiya naik darah setiap kali berbicara dengannya.

“ eh?! ini..... ini peti!!! waaahh.. isinya duit nih pasti!!! ” ucap Naiya dengan matanya yang membulat sempurna. Seakan-akan seperti baru menemukan sebuah peti harta karun berharga.

“ sha! lo dapet peti ini dari mana?! jangan bilang kalau lo nyolong dari kapalnya Flying Dutchman, enggak kan? ”

“ nyolong itu dosa broderrr!.... ”

“ tapi bagus juga.... lanjutkan! ”

“ isinya bagi dua ya sha..? lo gak boleh serakah tau!! nanti jadi Mr. Crab mau lu?! ”

“ ntar lo dikutuk jadi hantu, kayak si keju balok sama si bintang pink! jadi lo gak boleh serakah.. berbagi itu indah. lo 10% gue 90%, oke? deal. ”

Mendengar ocehan Naiya yang melantur entah kemana. Aliesha hanya bisa menggelengkan pelan kepalanya. Aliesha merasa heran dengan dirinya sendiri, mengapa ia bisa mempunyai sahabat yang memiliki kepribadian seperti Naiya.

Dibanding harus mendengarkan ocehan Naiya, Aliesha lebih memutuskan untuk beranjak pergi dari taman. Meninggalkan Naiya yang tengah sibuk mengamati peti dihadapannya.

“ penemuan langkah nih! gue gak nyangka.. kulkas 350 pintu kayak lo bisa nemuin ni peti! gilaaa!!! harus diabadiin sih ini, fix! ” gumam Naiya sembari meraih ponsel didalam tas miliknya.

“ cekrekk cekrekk! ”

“ semoga Flying Dutchman gak ngamuk! gue do'ain supaya dia dapet kaos kaki yang banyak dah! ”

...•••...

“ din din... ”

“ taksi! ” panggil Aliesha dengan melambaikan satu tangannya. Mencoba untuk menghentikan taksi yang dilihatnya.

“ ALIESHA! ” panggil Naiya dengan suara yang begitu lantang. “ jahat banget sih.. ninggalin gue! ” sambungnya sembari berjalan menyusul Aliesha.

“ heran dah, ngeghosting mulu kerjaan lo! tau-tau udah gak ada aja.. kalo kayak gitu kan jadi bikin gue parno sendiri tau! ”

“ sekarang gue jadi ragu... gue ini sahabatan sama manusia, apa setan?! ”

Naiya memperhatikan Aliesha dengan begitu intens, mulai dari bawah kaki hingga atas kepala. Naiya mengamati Aliesha dengan sangat detail. “ lo idup kan sha?! ” tanyanya.

“ nih... masih napak kan? ” timbal Aliesha sembari menunjuk kaki miliknya.

“ iya sih kaki lo napak.. tapi tetep aja gue heran! kok lo bisa sih punya kemampuan ngilang kek setan gentayangan?! lo diwarisin apa ama nenek lo?! ”

“ selimutnya Harry Potter. ” timbal Aliesha sembari membuka pintu taksi dan menaikinya lebih dulu dibanding Naiya.

Naiya pun berlari kecil menuju pintu taksi lainnya, dan segera naik. “ ayo pak! saya udah naik. ” ucap Naiya sembari menutup pintu mobil.

Aliesha terkejut dengan apa yang dibawa oleh Naiya. Ternyata Naiya membawa peti tua yang Aliesha temukan disungai tadi.

“ kamu ngapain bawa itu? ” tanya Aliesha.

“ ini penting sha! gue yakin isinya berharga! kalo enggak duit juga gapapa.. yang penting berlian, emas, atau mahkotanya Queen Elizabeth juga gue bersyukur! lo harusnya makasih karena udah gue bawain tau! huh! ” jawab Naiya.

“ ini tu penemuan langka! gak mungkin gue tinggalin gitu ajalah!! ini tu rezeki sha! ”

“ ck.. terserah. ” timbal Aliesha berdesis pelan.

...***...

- [ 18.03 ] -

“ HUAAAA!!! ALIESHAAA!! ”

Naiya berlari ke ruang televisi dari taman belakang, bersama peti ditangannya. Menghampiri Aliesha yang sedang asyik berduduk santai menonton televisi sembari memakan cemilan yang tersedia diatas meja.

“ huaaa.... sha! hiks.. ”

“ kenapa? ” tanya Aliesha menatap Naiya yang tengah menangis berdiri dihadapannya.

“ nih, liat! isi petinya gak sesuai harapan! hiks! padahal gue udah cape cape buka kuncinya sampe pake kapak, tapi ternyata isinya cuma ginian doang! ” jawab Naiya menunjukan isi dari petinya yang sudah ia buka dengan susah payah.

“ nyesek gue! udah cape cape bawa, udah berharap besar juga.. hiks.. malah zonk isinya.. ”

“ hahahaha!!! ” tawa Aliesha terkekeh.

“ malah ketawa lu! dasar temen gak ada akhlak! dalah gak tau! bete gue!!! ” ketus Naiya menggerutu.

Naiya beranjak pergi ke kamarnya, meninggalkan peti itu diatas meja. Dengan raut wajahnya yang nampak begitu kesal, karena telah dibodohi oleh peti yang ia anggap berharga isinya.

Aliesha pun segera menghentikan tawanya dan kembali melihat ke dalam isi peti itu. Aliesha ingin tahu apa yang mampu membuat satu sahabatnya itu kecewa karena isinya.

...\=\=\=...

...To be continued... »...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!