Pagi ini sinar matahari kembali menyapa, memberikan kehangatan pada setiap manusia yang berjalan di bawah cahayanya.
Setelah sholat subuh tadi Alzan tak langsung pulang, seperti biasa ia akan mengaji sampai pagi.
Ia melangkahkan kakinya menyusuri lingkungan pesantren, banyak para santri yang menyapa saat tak sengaja berpapasan dengannya.
"Assalamualaikum Ustadz"
"Waalaikumsalam"
Selalu seperti itu saat ada santri yang menyapanya, sampai akhirnya ia tiba di rumah utama pesantren.
"Assalamualaikum" seru Alzan dari pintu utama.
"Waalaikumsalam" balas Abi Ghofar yakni Abi nya Alzan.
Terlebih dahulu Alzan menyalami tangan Abi nya, mencium punggung tangan tersebut, barulah kemudian ia pamit untuk kekamar karena harus bersiap pergi ke kantor.
Hari ini ia berangkat pagi, karena sore nanti ia akan mengajar mengaji. Rutinitas nya setiap hari selalu seperti ini.
Setelah berganti pakaian Alzan kembali turun kebawah, menuju meja makan dimana makanan pagi ini sudah tersaji disana.
"Sarapan dulu nak ! Kamu kan mau bekerja" ucap Umi Halwah.
"Baik Mi, Apakah Umi dan Abi sudah sarapan ?"
"Abi masih kenyang tadi habis makan pisang goreng, katanya nanti saja makan nasi"
Alzan mengangguk, ia segera menyantap nasi dan lauk yang sudah tersaji didalam piringnya.
Usai sarapan Alzan langsung berangkat ke kantor. Ia mengendarai mobilnya sendiri. Alzan sengaja tak menyewa sopir karena baginya ia masih sanggup membawa kendaraan beroda empat itu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sementara itu, Olin baru saja akan berangkat ke sekolah. Ia berencana ingin membawa mobil sendiri karena nanti setelah pulang sekolah ia akan segera kerumah Bela untuk ikut mengantar adiknya Bela mengaji.
"Tapi Non, nanti saya di marah sama bapak" ucap Pak Tio yang ragu memberikan kunci mobil pada Olin.
"Aku udah izin kok sama Papa, katanya boleh yang penting aku bawanya gak ngebut dan hati-hati" jelas Olin berbohong, iya tentu saja ia harus berbohong karena kalau berkata jujur pak Tio tidak akan memberikan kunci mobilnya.
"Ya sudah sini pak kuncinya !! Entar Olin terlambat lagi" kali ini Olin menengadahkan tangannya sebelah supaya pak Tio segera memberikan kunci mobil tersebut.
Dengan keraguan yang teramat besar, Pak Tio memberikan kunci mobilnya. Berharap kalau ucapan Olin kalau sudah minta izin, karena pak Tio tidak ingin kena imbas kemarahan Papa Aaron.
"Makasih pak" Olin tersenyum senang kemudian berlalu begitu saja dari hadapan pak Tio.
"Hati-hati ya non, jangan ngebut" teriak pak Tio.
Olin tak lagi menjawab, ia hanya membunyikan klakson mobil sebanyak tiga kali, kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Aduh pak kenapa non Olin bawa mobil sendiri ? Kan pesan tuan Aaron jangan membiarkan Non Olin bawa mobil" ucap Bi Yatri yang baru saja muncul setelah mendengar suara mobil berjalan.
"Katanya udah minta izin sama tuan Aaron kok" jawab Pak Tio.
"Terus kamu percaya gitu aja ?, Gak mungkin tuan Aaron mengizinkan non Olin bawa mobil"
"Aduh terus gimana ini bu ?"
Pak Tio terlihat panik saat menyadari kalau Olin telah berbohong padanya.
"Nanti tanggung sendiri kalau Tuan Aaron marah" ucap Bi Yatri kemudian kembali masuk kedalam rumah.
\=\=\=\=\=\=\=
Mobil berwarna putih itu terus melaju dengan cepat, melewati beberapa pengendara didepannya dengan hati-hati. Sesekali Olin melirik jam yang melingkar di tangannya, memastikan bahwa ia tidak akan terlambat ke sekolah.
Ia menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah. Menyetel musik untuk menghilangkan rasa bosan karena harus menunggu berubah warna.
Namun saat lampu berubah berwarna hijau, tiba-tiba saja mobil yang ia kendarai tak bisa menyala.
"Ih kok gak bisa nyala lagi sih ?"
"Aduh gimana ini ?"
Berulang kali ia mencoba namun tetap saja mobil tersebut tidak sesuai yang ia harapkan. Rasa panik mulai muncul karena kendaraan di belakangnya sudah membunyikan klakson menuntut agar ia segera melaju.
"Ok, Olin jangan panik !!, Coba sekali lagi" gumamnya dengan tangan bergetar.
Sekali lagi ia mencoba, namun tak kunjung juga berhasil. Sekarang sudut matanya mulai mengeluarkan air, rasa takut kian menyeruak.
*Deeeeennn
Deeeeeeen
Deeeeeeen*
Sementara itu bunyi klakson dari belakang kian menuntut, posisinya saat ini seperti sedang di hakimi puluhan orang.
Tok-Tok-Tok.
Olin menggeleng seraya memejamkan matanya, ia takut kalau yang mengetok kaca mobilnya adalah orang-orang yang akan memarahinya.
Tok-Tok-Tok.
Kali ini Olin memberanikan dirinya, tetap dengan posisi semula yakni memejamkan mata dengan menunduk, ia membuka kaca mobil secara perlahan.
"Kenapa dengan mobilnya nona ? apa ada kendala ?"
Suara itu ??
Suara lembut yang membuat Olin mabuk kepayang kemaren.
Olin mendongak untuk memastikan kalau tebakannya benar. Dan ternyata tebakannya tak meleset di luar mobilnya Alzan sedang berdiri.
"Mobilnya kenapa dek ?" tanya Alzan dengan suara lembut.
"Tidak tau, tiba-tiba mati sendiri. Aku udah berusaha menghidupkannya lagi tapi tetap tidak bisa" jelas Olin dengan suara bergetar menahan tangis.
"Coba ulangi !" pinta Alzan.
Olin pun menurut, ia kembali menyalakan mobilnya, namun tetap tak berhasil.
"Kalau kamu mengizinkan biar saya yang urus mobilnya, tapi kamu keluar dulu dan tunggu saya di pinggir sana" ucap Alzan sembari menunjuk trotoar jalan.
Olin mengangguk, ia langsung keluar dari mobil dan sedikit berlari menuju trotoar yang di katakan oleh Alzan tadi. Disana ia menunggu dan berharap Alzan bisa menepihkan mobilnya.
Kini Alzan sudah duduk di kursi kemudi.
"Bismillah ya Allah" gumam Alzan dan langsung memutar kunci mobil yang tergantung di tempatnya.
"Alhamdulillah" kembali Alzan bergumam saat mobil milik Olin bisa menyala walau suara agak berbeda.
Ia menjalankan mobil menuju tempat dimana Olin menunggu, setelah tiba ia langsung menepihkan mobil kemudian turun, tapi tak lupa sebelum itu Alzan mematikan mesin mobil.
"Sepertinya ada kendala dengan mesin mobilnya dek, mending kamu bawa ke bengkel dari pada nekad di bawa malah mogok lagi" ujar Alzan.
"Terus aku sekolahnya gimana ?"
"Kan bisa pakai ojek ataupun taksi"
Olin menganga padahal pikirnya Alzan akan menawari untuk mengantarnya kesekolah, tapi ternyata Olin salah besar, laki-laki tampan itu tak sedikitpun menawarkan diri untuk mengantar dirinya ke sekolah.
"Mau saya pesankan taksi Online ?" tanya Alzan yang tau kalau Olin sudah terlambat ke sekolah.
"Tidak usah, saya naik ojek saja biar cepat" jawab Olin.
"Oh begitu, ya sudah hati-hati"
Olin mengangguk, kemudian Alzan menghentikan sebuah taksi yang tak sengaja melewati mereka.
"Naik taksi aja dek !!, ini sudah ada. Dari pada nyari ojek lagi" ujar Alzan..
"Mobilku gimana ?"
"Nanti saya hubungi bengkel langganan saya, kamu bisa ambil mobil kamu di bengkel ****" jawab Alzan sembari menyebutkan nama bengkel langganannya.
"Oh ok, terima kasih sebelumnya"
"Sama-sama"
"Permisi"
Alzan mengangguk saat Olin akan memasuki mobil taksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya olin si bohong jd mogok tuh mobil 😂😂😂
2022-08-30
1
fitri rahayu
akibat suka bohong tuh Olin😂😂😂
2022-08-15
1
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
😂😂😂😂 mogok krn berbohong, ada hikmah krn mogok ketemu ustadz tampan🤭🤭
2022-08-05
1