Pyyaarr ....
Suara pecahan gelas yang terlepas dari genggaman tangan Nesha. Nesha berjalan cepat menuju ranjang, bahkan dia tak merasa sakit saat pecahan beling melukai kakinya, hingga mengeluarkan darah segar.
"Diya!" betapa kagetnya Nesha saat melihat sang adik sudah tak lagi sadarkan diri, walau sudah ditepuk-tepuk pipinya. Hal tersebut tentu saja membuat Nesha panik.
"Diya, bangunlah sayang, kakak mohon jangan begini," tangisnya memangku Diya dan terus membangunkannya, walau Diya tak kunjung merespon panggilannya.
Nesha bingung harus melakukan apa? Membawa adiknya ke rumah sakit itu hal mustahil. Bukan hanya tak bisa membayar tagihannya. Tapi, kendaraan untuk ke sana dirinya juga tak punya.
Nesha hanya meraih minyak hangat di atas nakas, kemudian membalurkan minyak itu ke sekujur tubuh sang adik. Tak lupa Nesha juga mengarahkan minyak hangat itu ke hidung adiknya, berharap Diya bangun dengan cara tersebut. Dan benar saja, Diya langsung kedua membuka matanya. Nesha tersenyum lega.
"Diya Sayang."
Mendengar panggilan sang kakak, Diya mengerjabkan matanya beberapa kali, dan air mata kembali merembes dari kedua sudut matanya, saat potongan adegan mengerikan menari-nari di pikirannya.
"Minumlah dulu," Nesha membantu Diya minum air putih di atas nakas. Diya meneguknya hingga habis.
"Kak," panggil Diya dengan suara seraknya.
"Ada apa, Sayang?" Nesha menyeka perlahan air mata di kedua sisi pipi Diya.
"Aku tidak mau sekolah lagi," ucap Diya dan Nesha yang paham akan ketakutan adiknya langsung mengangguk mengiyakan.
"Tentu saja, Sayang. Tapi, sekarang kita istirahat dulu ya," Nesha ikut naik ke atas ranjang dan berbaring sambil memeluk adiknya. Ketika Diya sudah terlelap, Nesha bangkit ketika baru merasakan perih pada kakinya. Nesha menghela napas kala melihat beberapa pecahan beling menusuk kulitnya, Nesha mencabut perlahan dengan air mata yang mengalir deras. Tak hanya rasa perih luka itu yang membuat Nesha menangis. Tapi, beban hidup yang berat adalah alasan utamanya.
Setelah itu, Nesha menuju kamar mandi untuk membersihkan dan mengobati lukanya. Nesha naik kembali ke atas ranjang dan menyusul sang adik yang terlelap lebih dulu.
***
Keesokan harinya, Nesha terbangun lebih dulu saat mendengar suara ketukan pintu. Nesha segera bangkit dan turun dari ranjang. "Kakak mau ke mana?" cegat Diya yang juga terbangun.
"Kamu tetap di sini, ya. Kakak mau buka pintu sebentar, ingat tetap di sini dan jangan ke mana-mana," pesan Nesha dan Diya langsung menganggukan kepala patuh.
Sebelum membuka pintu rumahnya, Nesha menghela napas terlebih dahulu. Setelah merasa tenang, barulah Nesha membuka pintu rumah. Nesha dibuat tercengang kala berhadapan dengan dua orang pria bertubuh kekar yang sangat menyeramkan.
"Apa benar ini kediaman Nona Diya?"
"Saya Kakaknya, Pak. Ada perlu apa bapak mecari Adik saya?" tanya Nesha kepada dua orang pria berseragam polisi di hadapannya.
"Kami harus membawa adik Nona ke kantor polisi untuk dimintai keterangan," terang polisi dengan tegas seraya menunjukkan surat penangkapan.
"Ada siapa Ka—" Diya tak melanjutkan pertanyaannya, gadis dengan wajah pucat itu mundur beberapa langkah.
"Adik saya tida bersalah, sayalah pelaku yang sebenarnya. Jadi, bapak hanya boleh membawa saya." tegas Nesha menutup pintu guna melindungi adiknya di dalam sana.
"Kalau begitu, kami akan membawa Nona dan juga Adik Nona," balas polisi membuat Nesha membulatkan matanya sempurna.
"Tidak, bapak tidak boleh membawa Adik saya!"
.
.
.
Nesha
Diya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
mama yuhu
yg kurang duwit selalu tertindas
tp jangan sampai kurang akal yaa nesha
tetap semangat jalani hidup
2022-11-28
0
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
seson 4 jackson
2022-10-26
3
❁્᭄͜͡🐈⚞ል☈⚟ᝰ
Duh... masih nyesek banget deh😪
2022-08-07
1