"Aaargh!"
Suara teriakan kesakitan terdengar, Nesha langsung menuju sumber suara. Dan betapa kagetnya Nesha kala melihat seorang pria setengah telan jang terbaring tak berdaya.
"Diya!" Nesha tak sanggup berkata-kata, betapa hancurnya hati seorang Nesha saat melihat sang adik tengah meringkuk di pojokan dengan tubuh polosnya. Nesha reflek melepaskan sweater jumbo di tubuhnya, lalu mengenakan sweater tersebut ke tubuh adiknya yang bergetar ketakutan.
"Maafkan Kakak Diya, kakak terlambat menyelamatkanmu," tangis Nesha seraya memeluk sang Adik.
Sepersekian detik kemudian, lampu hidup—bersamaan dengan munculnya dua orang satpam yang tadinya membantu Nesha dalam pencarian adiknya.
"Tuan Muda Preston!" teriak keduanya bersamaan, ketika dikejutkan dengan seorang pria yang terkapar di lantai dengan darah yang mengalir dari sela-sela rambut dan keningnya.
Keuda satpam langsung membawa Preston ke rumah sakit, meninggalkan Nesha dan Diya yang tak henti menangis ketakutan.
"Jangan takut lagi, ada kakak di sini," bujuk Nesha berusaha menyalurkan kekuatan kepada sang adik, walau dia sendiri pun begitu rapuh. Kakak mana yang tidak hancur hatinya melihat adik yang selama ini begitu disayangi, kini telah dirusak oleh pria yang sangat tidak bertanggung jawab.
"Diya diper-kosa, Kak. Dan ... dan Diya mem-membunuh-nya," tangis Diya semakin histeris. Ucapan Diya membuat Nesha merasa bersalah. Andai dia menyekolahkan adiknya di sekolah biasa, Nesha yakin hal mengerikan seperti ini tidak akan pernah terjadi.
Nesha melepaskan Diya dari pelukannya, mengangkat wajah adiknya, kemudian menyeka air mata sang adik dengan tangannya yang bergetar. Nesha menggenggam kedua pundak Diya, keduanya saling menatap dengan mata berkaca-kaca.
"Dengar Kakak baik-baik, Diya. Kamu, kamu tidak bersalah oke. Tindakan yang kamu lakukan adalah benar, kakak bangga padamu. Ingat, apa pun yang terjadi, kamu tidak pernah memukul, menyakiti dan melukai siapa pun. Kakak, Kakaklah yang memukul pria itu, oke." tegas Nesha sambil mengelap percikan darah di kedua tangan mungil Diya.
"Ta-tapi ...."
"Tidak ada tapi-tapian, sekarang ayo kita pulang," Nesha membantu membangunkan Diya, tapi urung saat Diya meringis kesakitan.
"Ada apa, Sayang?" tanya Nesha khawatir.
"Di bawah sana sangat sakit, Kak," tunjuk Diya membuat Nesha kembali menangis. Entah bagaimana pria bejat itu memperlakukan adiknya, hingga bergerak sedikit saja kesulitan.
"Apa kamu bisa menahannya sebentar, kakak akan membantumu berjalan," Diya mengangguk, dan Nesha kembali mengangkat tubuh Diya dengan perlahan, hingga Diya bisa berdiri dengan sempurna.
Nesha memapah Diya berjalan hingga tiba di rumah lusuh peninggalan orang tua mereka. Nesha membawa Diya ke kamar, membaringkannya dengan perlahan. "Sekarang istirahatlah, semua baik-baik saja. Apa pun yang terjadi, kamu harus tetap baik-baik saja."
"Tapi, Kak. Bagaimana kalau polisi datang dan menangkapku, aku memukul kepalanya dengan sangat keras, dia pasti mati," Diya kembali menangis ketakutan.
"Sudah Kakak katakan, Kakak yang memukulnya, bukan kamu. Sekarang istirahatlah, Kakak akan ambilkan teh hangat untukmu," Nesha langsung pergi ke dapur. Tiba di dapur, Nesha menjatuhkan tubuhnya ke lantai, kemudian menangis terisak-isak.
Ujian kali ini begitu berat, membuatnya merasa ingin menyerah. Apa yang terjadi kepada Diya adalah kesalahannya. "Ibu, Ayah maafkanlah Nesha, Nesha gagal menjaga Diya seperti yang kalian titipkan."
Nesha benar-benar tak tahu harus melakukan apa? Adiknya memang diperkosa, tapi adiknya juga melukai pria bejat itu. Di satu sisi Nesha senang kalau pria itu benar-benar mati, karena bagi Nesha hanya matilah satu-satunya hukuman yang pantas dan setimpal untuk pria yang telah merengut kesucian adiknya. Dengan seperti itu, Nesha tak perlu mencari keadilan di negeri yang tak pernah memandang orang kecil seperti dirinya.
Namun di sisi lain, Nesha juga harus siap menerima hukuman yang kemungkinan dia harus mendekam di penjara selama bertahun-tahun. Tidak masalah bagi Nesha bila harus mendekam di penjara untuk menyelamatkan adiknya. Tapi, siapa yang akan menjaga Diya selama dirinya di penjara? Diya tak ingin kejadian mengerikan itu terulang lagi.
"Panti asuhan, kalau aku benar-benar harus di penjara, aku akan menitipkan Diya di panti asuhan," akhirnya Nesha mendapatkan tempat yang aman untuk adiknya. Nesha merasa sedikit lega. Apa pun yang terjadi, Diya harus baik-baik saja karena itulah janjinya kepada kedua orangtuanya.
Setelah selesai membuatkan teh hangat, Nesha bergegas membawanya ke dalam kamar. "Diya," panggil Nesha lembut, tapi Diya tak menyahut panggilannya.
"Diya."
Pyyaarr ....
.
.
.
Nesha
Diya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
mama yuhu
potong sj uculnya biar g bisa d pakai lg.. cocok jadi kasim😂😂🤣🤣😃
2022-11-28
1
mama yuhu
ya Tuhan... sabar nesha
2022-11-28
1
Ibune Bama
Visualnya Diya d sini lebih cantik dari pada yg d atas
2022-09-20
1