..."Jika kau mencintai dia, maka berjuanglah! Jangan malah bersikap seolah-olah kau tidak memiliki perasaan apa pun, karena sejatinya perempuan akan luluh pada akhirnya jika kau terus memperjuangkannya!" ~Bianca....
Aldo mengerjab-ngerjabkan matanya saat baru saja ia ingin memasang seat belt, tetapi tidak sengaja melihat bosnya yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya yang juga sedang memasang seat belt, padahal biasanya wanita itu akan langsung duduk di belakang.
"Ayok!" ucap Bianca setelah sedikit merapikan rambutnya.
"No—Nona, tapi kenapa Anda tiba-tiba duduk di depan? Bukankah biasanya Anda selalu memilih duduk di belakang?" tanya Aldo yang tidak bisa menutupi rasa terkejutnya.
"Nggak apa-apa, aku cuman pengen bilang kalau aku itu orangnya baik kok, nggak ada sedikit pun niatan pengen nyakitin orang lain," jawab Bianca dengan terus mempertahankan senyum manisnya.
'Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Kenapa Anda selalu berbicara tidak nyambung, Nona?' Ingin sekali rasanya Aldo berteriak di depan atasannya untuk menanyakan apa yang terjadi dengan wanita itu. Tapi, apa boleh buat, dia hanya bisa berteriak di dalam hati, karena bagaimana pun Bianca adalah bosnya.
"Ta—tapi ... saya merasa tidak sopan jika duduk seperti ini, Nona. Anda adalah atasan saya. Jadi ...." Aldo menjadi bingung sendiri bagaimana cara menjelaskannya pada atasannya itu. Jujur saya, ini adalah kali pertamanya laki-laki itu banyak membuka mulut. Biasanya laki-laki itu akan langsung menuruti ucapan wanita yang berstatus sebagai atasannya tersebut.
Tentu saja! Mengingat kelakuan Bianca sedikit aneh hari ini, sehingga membuatnya banyak mengeluarkan suara, hanya untuk menanyakan hal-hal yang tidak penting.
"Jangan terlalu grogi juga, Al!" kekeh Bianca. Rupanya wanita itu kembali salah mengartikan, dia pikir Aldo gugup jika dirinya duduk di samping laki-laki itu.
'Segitu gugupnya kah dia kalau aku duduk di sampingnya? Semoga saja jantung mu masih aman duduk di samping perempuan yang kau cintai, Al' batin Bianca dengan senyum yang tidak mampu dia sembunyikan.
"Nggak apa-apa sih. Aku cuman pengen menghargai perasaan kamu. Tapi ingat! Bukan berarti aku cewek murahan, ya!" ujar Bianca yang justru menambah rasa pusing di kepala Aldo.
'Sebegitu bahagianya kah wanita ini karena sudah memiliki kekasih? Mentang-mentang saya jomblo!' gerutu Aldo dalam hati.
"Baik, Nona." Aldo lebih memilih untuk mengiyakannya saja, dari pada terus dibuat bingung dengan ucapan atasannya itu yang sama sekali tidak nyambung dengan apa yang sedang mereka bicarakan.
Tanpa basa-basi Aldo segera menjalankan mobil menuju salah satu restoran di mana mereka akan bertemu dengan salah satu klien penting.
Sepanjang perjalanan tidak ada obralan di antara mereka. Aldo yang fokus menyetir, dan Bianca yang tiba-tiba saja sedikit berdandan di dalam mobil.
'Tumben sekali Nona Bianca ber-make up di dalam mobil? Apakah klien hari ini adalah kekasihnya?' batin Aldo.
Bianca memoleskan lip gloss sebagai sentuhan akhir, setelah itu kembali melihat penampilannya di depan cermin, takut jika sedikit berantakkan.
"Perfect!" gumam Bianca.
"Bagaimana Al? Apakah aku terlihat cantik?" tanya Bianca dengan percaya diri.
"Biasa saja, Nona," jawab Aldo apa adanya setelah melihat penampilan Bianca. Tapi, saat melihat tatapan tajam yang diberikan bosnya, buru-buru dirinya memperbaiki ucapannya. "Ah, ma—maksud saja Anda terlihat sangat cantik dengan make up tipis seperti itu," sambung Aldo berusaha untuk memperbaiki ucapannya.
'Cih ... hanya karena di tolak, dia jadi seperti ini. Apakah sebegitu cantiknya penampilan ku sampai-sampai membuat dia gagu?' Bianca menggerutu di dalam hati, merasa sangat kesal dengan jawaban yang diberikan oleh sekretarisnya itu.
"Tolonglah bersikap biasa saja, Al! Jangan menaruh dendam dengan ku hanya karena masalah sepele. Ya, aku tau ini bukan masalah sepele, ini masalah perasaan. Tapi, bukan berarti kau harus berbohong hanya karena merasa kesal denganku," ujar Bianca dengan sedikit berdecak kesal.
"Nona, apakah Anda sedang sakit?" tanya Aldo yang akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
Bianca tersenyum lembut. "Tidak perlu bersikap seolah-olah kau baik-baik saja, Al. Yang sakit di sini adalah kau, bukan aku. Aku tau jika kau sedang sakit sebenarnya. Tapi, berjuanglah!" Bianca memberikan penghiburan dan semangat untuk laki-laki itu, agar laki-laki itu mau memperjuangkan dirinya, tetapi kata-kata itu justru membuat Aldo semakin dibuat pusing.
'Iya, Nona. Saya sakit, saya sakit kepala mendengar Anda yang terus mengoceh, sementara saya tidak paham sama sekali dengan maksud Anda' Aldo hanya mampu bergumam di dalam hati.
"Baik, Nona. Terima kasih untuk penghiburannya," balas Aldo. 'Setidaknya sakit kepala saya semakin bertambah karena penghiburan Anda' lanjut Aldo di dalam hati.
"Sama-sama, Al. Jangan sungkan jika kamu ingin curhat atau menangis di sampingku," kata Bianca dengan lembut.
"Baik, Nona."
Setelah itu tidak ada obrolan lagi di antara mereka. Aldo yang sibuk menebak apa yang sebenarnya terjadi dengan atasannya itu. Sementara Bianca sibuk mencari ide apa yang harus dia lakukan untuk menghibur laki-laki yang sedang patah hati tersebut.
Tak berselang lama, mobil sampai di sebuah restoran di mana mereka akan bertemu dengan klien nantinya.
Dengan cepat Aldo keluar dari dalam mobil, kemudian berjalan ke samping untuk membukakan pintu mobil untuk bosnya.
"Terima kasih banyak, Al," ucap Bianca dengan senyum manisnya, merasa tersanjung dengan apa yang dilakukan sekretarisnya itu. Meski sebenarnya Aldo setiap saat membukakan pintu untuknya.
'Perlakuan yang sangat manis'
Sangat aneh, Bianca justru merasa bahagia dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Aldo. Padahal membukakan pintu mobil untuk bosnya memang sudah menjadi tugas Aldo sehari-hari, dan Bianca justru merasa tersanjungnya sekarang. Lantas, kenapa tidak dari dulu saja merasa tersanjungnya?
"Sama-sama, Nona. Itu memang sudah menjadi tugas saya," sahut Aldo dengan datar. Memang benar bukan, tugas seorang sekretaris serta asisten pribadi memang seperti itu?
'Iya, tugasmu untuk menjaga perempuan yang kau cintai' batin Bianca dengan perasaan bahagia.
TBC
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments