"Apa gue bilang aja ya kalau gue nerima Aldo jadi pacar gue," gumam Bianca yang sejak tadi malah tidak bisa fokus dengan berkas-berkas yang ada di depannya.
"Akhh, gue nggak tau apa yang harus gue bilang sama dia." Bianca langsung melempar berkas yang ada di tangannya. Sungguh pikirannya benar-benar kacau saat ini. Dirinya bingung harus menerima Aldo atau jual mahal saja.
"Oke, gue bakal bilang gini aja 'Aldo, maaf, tapi aku tidak bisa menerima cintamu. Menurutku ini terlalu cepat. Sepertinya kita perlu mengenal satu sama lain dulu. Tapi aku tidak bermaksud menolakmu. Jadi, bisakah kita PDKT terlebih dahulu?' Kayaknya kayak gitu aja deh." Bianca terus bergumam, memikirkan bagaimana caranya menolak cinta laki-laki itu, agar tidak kedengaran kasar dan menyinggung perasaan laki-laki itu.
"Tapi ... ya kali gue nawarin diri buat PDKT? Ish gengsi lah! Eh, tapi kira-kira Aldo sedih nggak sih pas gue langsung keluar tanpa menjelaskan dulu bahwa gue nggak bermaksud menolak? Mudah-mudahan Aldo nggak patah hati deh."
"Arggh gue nggak bisa tenang kalau kayak gini. Kayaknya gue harus kembali ke ruangan Aldo, buat ngejelasin kalau gue nggak bermaksud pergi gitu aja, atau pun nolak dia, melainkan gue cuman bingung nanggepinnya." Bianca lalu bangkit berdiri, berniat untuk kembali ke ruangan laki-laki yang menjadi sekretarisnya selama ini, untuk menjelaskan semuanya.
Tapi, baru saja Bianca berdiri, terdengar suara seseorang mengetuk pintu. Bianca mengurungkan niatnya untuk kembali ke ruangan Aldo.
"Masuk!" ucap Bianca sedikit berteriak.
Bianca sedikit menegang saat melihat siapa yang masuk. Aldo! Ya laki-laki itu masuk dengan santai ke dalam ruangan Bianca, seolah tidak ada yang terjadi.
Tapi Bianca menjadi salah tingkah sendiri saat melihat wajah datar Aldo. Meski wajah Aldo memang selalu datar, tapi entah kenapa Bianca merasa Aldo sedih karena cintanya ditolak.
'Kenapa wajahnya seperti sedang kesal? Apakah dia marah karena aku tidak menerima cintanya? Tapi, apakah dia tidak berniat untuk berjuang?' Ada begitu banyak pertanyaan di kepala Bianca, tapi tidak bisa ia sampaikan.
"Permisi Nona, ini ada beberapa berkas yang harus segera Anda tanda tangani," ucap Aldo dengan formal, sambil meletakkan beberapa berkas di atas meja Bianca.
"Baiklah, aku akan memeriksanya terlebih dahulu. Kau bisa duduk dulu Al!" sahut Bianca biasa saja, seolah-olah tidak ada yang terjadi, meski sebenarnya jantungnya sedang berdegub kencang saat ini.
Aldo mengangguk, kemudian langsung mendaratkan bokongnya di atas sofa yang ada di ruangan Bianca.
Aldo menunggu Bianca dengan menggerak-gerakkan kakinya, sambil melihat-lihat ruangan yang sudah hampir setiap hari ia lihat.
Sementara Bianca, gadis itu berpura-pura sedang fokus dengan berkas yang baru saja diberikan Aldo. Tetapi sebenarnya Bianca tidak benar-benar membaca berkas tersebut, melainkan berpura-pura saja, sambil sesekali menatap Aldo yang terlihat tampan di matanya.
"Kenapa aku baru sadar kalau dia ternyata sangat tampan," gumam Bianca dengan suara yang sangat pelan, sehingga Aldo tidak mendengar apa-apa.
"Matanya sangat indah, dan tatanan rambutnya terlihat sangat rapi." Bianca terus bergumam dengan senyum yang tidak bisa ia sembunyikan.
Sangat aneh! Kenapa dia baru sadar jika Aldo sangat tampan? Padahal gaya laki-laki itu seperti hari-hari biasanya saja, bahkan rambut laki-laki itu tidak berubah dari semalam. Apakah ini memang pengaruh dari cinta?
"Nona." Aldo memanggil Bianca, karena merasa heran dengan bosnya yang sejak tadi senyum tidak jelas.
Bianca tidak menjawab, wanita itu masih melamun dengan terus tersenyum tidak jelas, entah apa yang sedang wanita itu lamunkan.
Karena melihat bosnya yang tidak menyahuti, melainkan terus melamun, Aldo lalu bangkit dan berjalan mendekati bosnya. Aldo menepuk pelan bahu Bianca untuk menyadarkan wanita itu.
"Nona!" panggil Aldo lagi, yang langsung membuat Bianca tersadar.
"A—ah, i—ya, ada apa?" Bianca menjadi sedikit salah tingkah saat melihat wajah Aldo yang cukup dekat dengannya, tapi sebisa mungkin Bianca bersikap biasa saja.
"Maaf Nona, tapi apakah Anda sudah menanda tangani berkas-berkas tersebut? Bukan apa-apa, tapi tidak biasanya Anda menghabiskan waktu sampai tiga puluh menit hanya untuk memeriksa berkas-berkas tersebut," jawab Aldo dengan ekspresi yang masih saja datar.
"Ah, iya, ini aku sudah selesai, tinggal tanda tangan saja," sahut Bianca.
Tanpa basa-basi Bianca langsung menanda tangani berkas-berkas tersebut tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Tapi, meskipun demikian, Bianca percaya jika Aldo sebenarnya sudah memeriksanya terlebih dahulu sebelum menyerahkan padanya.
"Ini!" ucap Bianca sambil menyodorkan berkas-berkas tersebut.
Aldo menerimanya dengan sedikit menunduk, kemudian segera beranjak pergi. Tapi, baru saja dua langkah Aldo berjalan, Bianca kembali memanggilnya.
"Aldo!"
"Iya, Nona?" sahut Aldo yang langsung berbalik.
"Sebenarnya aku belum siap untuk pacaran," ucap Bianca yang sontak membuat Aldo mengerutkan keningnya. Memangnya jika bosnya tidak siap pacaran, apa hubungannya dengan dirinya?
"Hah? Maksud Anda apa Nona?" tanya Aldo heran. Tetapi sayangnya Bianca justru salah mengartikan pertanyaan laki-laki itu. Bianca berpikir Aldo kesal mendengar ucapannya tadi.
"Maksudku, aku merasa kita belum terlalu dekat, dan maaf aku tidak bisa. Kamu seharusnya lebih fokus ke pekerjaanmu saja. Mengerti?" jawab Bianca dengan lembut, agar Aldo tidak tersinggung dengan penolakkannya.
Meski sedikit bingung, tapi Aldo memilih untuk mengiyakannya saja. "Baik Nona, saya sudah tau!" jawab Aldo yang langsung segera beranjak pergi.
Bianca melongo melihat reaksi Aldo yang biasa saja. "Baik Nona, saya sudah tau." Bianca kembali mengulang ucapan Aldo. "Saya sudah tau? Sudah tau apa? Apakah dia sudah tau kalau aku pasti akan menolaknya? Tapikan .... Ah Aldo, aku tidak bermaksud menolakmu. Tapi ...." Bianca menjadi frustasi sendiri di ruangannya. Rupanya dia salah mengartikan maksud ucapan Aldo tadi. Dia pikir Aldo sangat kecewa dengan penolakkannya tadi.
"Tapi dia sulit ditangkap. Sepertinya aku yang akan bertindak," gumam Bianca.
'Menarik.'
TBC
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Aeffy
aku baca bab 1 sumpah malu🤣
2022-09-07
0