Tanggung jawab .....

Berjalan kembali ke kelas dengan wajah lesu , Ariella masuk dan langsung duduk di bangkunya tampa bersuara , melihat murid satu itu sang guru hanya mengerutkan dahinya kenapa anak muridnya yang beberapa menit tadi ia beri izin keluar untuk kekantin dan sekarang kembali dengan wajah di tekuknya .

" loh ariel kenapa kok sudah balik " tanya pak dimas .

" nggak boleh ikut main bola sama pak rangga " jawab Ariella sambil ngeluarin buku dan bulpennya lagi .

"ya sudah ikut pelajaran bapak saja sekarang pelajaran biologi " jawab pak Dimas dengan senyum , hari ini dia akan mengajar di kelas ipa tiga sampai jam istirahat nanti .

" sudah tau " jawab Ariella .

Di kelas lain , seorang siswa tengah mengerjakan soal didepan kelas , soal yang cukup sulit karena materi belum di jelaskan oleh sang guru , tapi dengan mudah anak laki - laki itu mengerjakannya .

" pak sudah " ucap Haikal

" ya bagus kamu boleh duduk " ucap Sang Guru , Haikal kembali ke mejanya tepat di depan meja guru , ia duduk tanpa menimbulkan suar , dan kini saatnya Guru menerangkan materi yang bersangkutan dengan soal yang di kerjakan Haikal .

Semua murid tampak diam mendengarkan sang guru begitupun denga Haikal meski ia sudah tau materi itu tapi tetap saja ia diam di tempat mendengarkan sang guru menerangkan .

Kring kring kring .....

Setengah waktu di sekolah sudah berakhir , dan kini waktu para siswa / siswi untuk istirahat , banyak para murid yang berbondong - bondong keluar kelas menuju kantin , ada yang menuju perpus dan ada juga yang pergi kelapangan basket ataupun bola , ada juga yang menetap di kelas tengah bercerita yah biasanya dilakukan para anak cewek .

Tapi berbeda dengan kelas ipa satu yang sedikit terlambat keluar untuk jam istirahat karena guru masih menerangkan materi , beberapa siswa yang merasa kurang faham jadi mau tidak mau sang guru menerangkan ulang .

Di lapangan seorang anak perempuan dengan seragam siswa atau lebih tepatnya seragam anak laki - laki tengah bermain bola bersama teman - temannya , begitu asik dan sangat seru , hinga suatu tendangan yang Ariella lakukan mendarat tepat di kelas yang masih ada kegiatan belajar mengajar , ya dikelas ipa satu .

Buk ..... pyar ... suara kaca yang pecah akibat bola , mendengar itu semua siswa yang bermain bola berhamburan berlari terbirit - birit karena takut kenak tegur .

" aw .." pekik salah satu siswa yang terkena bola dan serpihan kaca .

" kamu nggak papa win " tanya yang lainnya dengan panik , ya gadis bernama winda itu duduk di bangku paling depan dan tepat di sebelah kaca .

Isak tangis Winda pecah , gadis itu menangis menahan sakit sudah tertimpa bola kenak pecahan kaca juga kan makin sakit , bukan hanya winda yang kenak , tapi yang parah hanya winda.

" kamu bawa winda ke uks " perintah sang guru .

" iya pak " jawab teman yang bangkunya dekat dengan winda , dengan segera anak itu membawa winda ke uks seperti yang di perintahkan guru .

" siapa yang main - main ini " geram pak Hadi yang langsung keluar melihat ke arah lapangan , tampak lapangan sepi tidak ada satupun anak disana .

" kalian bersihkan kaca - kacanya saya kekantor dulu pelajaran di lanjutkan hari berikutnya , haikal tolong buku saya "

" iya pak " ucap anak kelas yang lainya .

Dan Haikal tentu dengan cepat membawa buku sang guru kekantor seperti biasa , dia memang murid bertanggung jawab .

Di kantor Pak Hadi langsung menyuruh pak Dimas dan pak rangga untuk melihat cctv yang terletak di bagian halaman , tampak Ariella bersama teman - temannya yang tengah asik bermain bola dan tampak pula saat dimana Ariella menendang bola dengan sangat keras hinga melayang sampai ke kelas ipa satu , dengan murka guru itu menyuruh guru Bk untuk memanggil para pelaku .

Di uks winda yang sudah terbaring di kasur , ia masih menangis karena darah di bagian lengan kanan yang terkena kaca masih terus mengalir , karena peralatan kesehatan di sekolah tidak lengkap pihak uks membawa Winda ke rumah sakit terdekat agar cepat di tangani .

Sampai di kantor Haikal langsung meletakkan buku pak hadi di meja , saat ia akan pergi langkahnya terhenti kala melihat beberapa grombol anak yang masuk ke ruang BK tepat didepan kantor Guru .

" apa mereka pelakunya " gumam Haikal sambil bergeleng kecil lalu pergi begitu saja .

Di ruang BK bu tatik mencoba menahan amarah , sepuluh anak yang bermain sepak bola dan salah satu dari sepuluh anak itu adalah anak yang sudah menjadi langanan bk , siap lagi kalo bukan Ariella .

" bu saya tidak bersalah kenapa di panggil kesini " protes yang lainnya .

" benar lagian kita cuma main bola saja yang nendang sampai kekelas ipa satuka ariella kenapa kita ikutan di panggil " sahut yang lainnya .

" sudah - sudah sama aja "

" tidak sama dong bu " sahut yang lainnya dengan serempak .

" ARIELLA " panggil seorang yang baru datang dengan suara menggelegar mengisi ruangan , membuat semua siswa yang duduk di ruang bk terdiam seketika , ya tentunya itu suara pak Hadi guru yang di takuti para siswa , guru tergalak dan terkiler di sekolah .

" iya pak " jawab Ariella santai tidak tergambar rasa takut sama sekali .

" kamu tau gara - gara ulah kamu anak kelas ipa satu terluka sekarang di bawa kerumah sakit , kamu itu selalu saja yang bikin onar " ucap pak Hadi dengan amarah .

" oh " jawab Ariella

" oh ! KAMU ITU ..."

" pak sabar pak " ucap pak Dimas yang baru datang menyusul ke ruang BK .

" sabar sabar lihat kelakuannya "

" ia pak biar saya sama pak di mas yang mengurus " ucap bu tatik.

" hah terserah pak dimas sama bu tatik saja " ucap pak Hadi yang langsung keluar .

" ariel " ucap pak dimas , guru yang selalu menjadi pembimbing Ariella sejak anak itu kelas satu pak dimas selalu saja menjadi wali kelasnya , ya karena tidak ada guru yang mau menjadi wali kelas jika Ariella di kelas itu , dan hanya pak dimas guru yang sabar dengan kelakuan murit satu - satunya , yah walau terkadang pak dimas sering mengelus dada .

" iya pak "

" apa yang akan kamu lakukan jika sudah begini " tanya pak dimas dengan sabar , sedangkan Ariella hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak tau .

" riel lo harus tangung jawab obatin dia kek , biyayain dia berobat lo kan banyak duit " sahut Alex teman yang biasa bermain dengannya .

" iya lo " sahut Aldo

" hufff ok lah " jawab Ariella enteng .

" ya sudah sepulang dari sekolah nanti bapak sam bu tatik temani kamu ke rumah sakit " ucap pak dimas .

" iya " jawab Ariella .

" ya sudah kalian kembali kekelas masing - masing setelah ini jam pelajaran di mulai lagi " ucap bu tatik .

" dan lain kali kalo bermain hati - hati " kata bu tatik .

" iya bu " jawab yang lain .

Semua kembali ke kelas masing masing begitupun Ariella yang berjalan santai masuk kelas , namun langkahnya terhenti kala terdengar suara ponselnya yang berdering Ded is cooling ....

" halo " sapa Ariella .

" halo sayang ded sudah transfer uang jajan kamu "

" ya "

" nanti kalo butuh apa - apa kamu telfon saja ded atau om gabriel "

" ya "

" ya sudah ded tutup dulu telponnya ded masih sibuk "

" ya "

" da sayang jaga kesehatan love you "

" hem "

tut ... sambungan terputus , Ting ..... kink beralih denga suara pesan masuk 📨 ***Sayang bagaimana kabar mu ? mom harap kamu baik - baim saja , oh iya mom sudah transfer uang jajan buat kamu jangan lupa jaga kesehatan .

mom sayang anak mom yang cantik .

love you*** ...

Setelah menerima telfon dari sang ayah dan membaca pesan dari sang ibu , Ariella langsung menutup ponselnya tanpa mau membalasnya , kemudian ia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti .

" riel kamu kagak apa " panggil seseorang , membuat langkah Ariella terhenti lagi , terlihat seorang wanita berlari mendekat kearah Ariella dengan tergesa - gesa , namanya Marina anak dari bu galuh pengasuh Ariella .

" nggak "

" tapi kamu tadi di panggil ke bk , kamu melakukan apa lagi sih riel "

" sudahlah gue mau masuk kelas "

" kamu belum makan apa apa , nggak lapar "

" sudahlah gue kagak papa kok "

" ya sudah masuk kelas belajar yang pinter entar pulang biar aku masakin masakan kesukaan kamu "

" ya " jawab Ariella yang langsung pergi .

Marina adalah guru penjaga perpus di sekolahan ini dia masih berkuliah dengan biaya dari ayah Ariella , ia sangat baik pada Ariella menganggap Ariella sebagai adiknya sendiri selalu khawatir jika terjadi sesuatu kepada Ariella , ya karena sejak kecil Ariella di asuh ibunya dan sejak kecil pula Marina selalu bersama Ariella menjaga gadis itu membantu sang ibu .

Jam Sekolah sudah ber akhir , dan saat inilah waktunya Ariella di temani pak dimas dan bu tika menjenguk korban yang terkena bola .

Sampai di rumah sakit yang tidak jauh dari sekolah , Ariella berjalan tepat di belakang pak dimas dan bu tatik , dengan membawa buah tangan yang ia beli sebelum ke RS .

Sampai di ruangan di mana anak bernama Winda di rawat , Ariella masuk dengan di temani bu tatik dan pak dimas .

" oh pak guru bu guru " sapa dua orang tua yang tidak lain ayah dan ibunya Ariella .

" iya pak , kami datang kemari untuk menjenguk nak winda " ucap pak Dimas .

" iya silahkan " kata sang ibu winda , sambil memberikan kursi yang di sodorkan kepada Pak dimas dan bu tatik .

" sebelumnya kami kesini bukan hanya menjenguk atau melihat keadaan nak winda , kami kesini juga ingin mengantar anak murid yang hendak mengucapkan maaf karena sudah menyebabkan kecelakaan " jelas bu Tatik .

" ariel " panggil pak dimas agar Ariella menyapa dan mengatakan sesuatu sebagai tanda minta maaf .

" jadi ini yang membuat anak saya celaka " ucap sang ibu yang kelihatannya sudah memanas .

" sudah bu sabar namanya juga anak - anak " sahut sang suami .

" anka - anak , tetap saja harus di beri tau kalo sedang bermain itu biar hati - hati " ucap istrinya dengan ketus .

" maaf semua salah saya karena sudah menendang bola terlalu keras , saya juga tidak tau jika akan terjadi seperti ini " ucap Ariella .

" sekarang sudah tau , lain kali berhati - hati " ucap ibunya winda kali ini tidak dengan amarah .

" anak laki - laki selalu saja seperti itu mainnya nggak pernah bisa diem ada saja , anak saya dulu juga begitu sering sekali di panggil guru bk bikin saya pusing " lanjutnya membuat bu tatik dan pak dimas hanya bisa tersenyum , mendengar perkataan ibu winda yang mengira Ariella itu anak laki - laki .

" namanya juga anak laki - laki ya pak buk itu sudah biasa " sahut ayah winda , yang juga mengira Ariella itu anak laki - laki .

" hehe i iya pak ta tapi ariel ini an .." ucap bu tatik yang terpotong .

" win saya minta maaf sudah bikin kamu terluka " sahut Ariella .

" i iya lain kali hati - hati ya riel " jawab Winda dengan senyum canggung .

" dan pak bu saya akan membayar biaya rumah sakit dan pengobatannya sebagai tanda maaf " ucap Ariella lagi .

" saya akan urus setelah keluar dari sini " ucapnya lagi dengan senyum .

" dan ini ada sesuatu untu kamu " lanjutnya sambil menyodorkan sebuah bingkisan berisi buah - buahan , lalu plastik berisi makanan ringan seperti coklat dan teman - temannya .

" ya ampun nak tidak usah segitunya jadi ngerepotin lagian ini juga namanya kecelakaan orang juga tidak tau kalo akan begini , jika wnda tau akan terkena bola juga akan menghindarinya " ucap sang ayah .

" tidak papa pak ini hal biasa " jawab Ariella .

" kamu baik - baik saja nak winda" tanya Pak dimas .

" iya pak sudah sedikit membaik " jawab Wnda .

" ya sudah kalo begitu saya pamit pulang dulu , ada urusan soalnya " sahut Ariella membuat semua menoleh .

" ariel " panggil pak dimas dan bu tatik bersamaan .

" semoga kamu lekas sembuh " ucapnya lagi dengan senyum pada Winda .

" i iya " jawab winda .

" saya permisi ya pak buk " pamit Ariella dengan sopan , yang membuat kedua guru yang masih duduk itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal .

" iya nak lain kali hati - hati kalo main " jawab ayah Winda .

" iya lain kali saya akan berhati - hati " jawab Ariella .

Kemudian Ariella keluar ruangan , di ikuti Pak dimas dan bu tatik yang juga ikut berpamitan pulang .

" ariel " panggil bu tatik .

" hem " jawab Ariella .

" ibuk sudah pernah hilang kan kamu itu harus pake baju seragamnya anak perempuan lihat tadi ayah sama ibunya winda sampai salah faham "

" shhut..... diam " kata Ariella yang membuat gurunya terdiam .

Di depan resepsionis Ariella menanyakan biaya perawatan dan rumah sakit winda , lalu membayarnya dengan lunas seperti yang dia katakan sebelumnya tadi , setelah semua selesai Ariella pergi keluar ke tempat parkir , tempat dimana mobilnya di parkir disana .

" pak kok kita kayak temannya ya " ucap bu tika .

" sabar bu " jawab pak dimas .

" sudah sabar setiap kali bertemu "

" ya sudah lebih baik kita pulang lihatlah ariel sudah balik lebih dulu " ucap Pak dimas melihat mobil Ariella yang lewat didepannya .

" hah dasar anak nakal mana nggak nyapa atau negur gurunya dulu awas besok kalo sampai di sekolah " omelnya yang membuat Dimas bergeleng kecil .

Sampai dirumah seperti biasa Haikal akan langsung ke kamarnya , dan akan turun jika ia mau maka dan ada keperluan penting selain itu ia tidak akan turun .

Tok ... tok ...

" masuk "

" tuan muda nanti malam akan ada pesta mewakili tuan besar , di harap anda datang , di hotel xxx di luar kota "

" hemm "

" kalo begitu saya keluar jika ada apa - apa bisa panggil saya "

" hemm " jawab Haikal .

Selaian membaca membaca dan membaca Haikal kerap mewakili sang kakek mewakili sang kakek untuk keperluan bisnis , dia memang tidak pernah keluar selain hal penting , hidupnya selalu di rumah tidak ada kata nongkrong seperti anak pada umumnya , lagian dia juga tidak memiliki banya teman , dan juga tidak se akrab itu untuk bermain - main dengan teman sekelasnya .

Sampai di unit apartemennya Ariella langsung menunju kamarnya merebahkan diri di kasur beberapa menit , lalu beranjak pergi ke kamar mandi tak menunggu waktu lama dia keluar lalu mengganti bajunya setelah siap , ia mengambil kunci mobil dompet dan ponsel lalu pergi ketempat biasanya .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!