4

Sesampainya di kediaman mewahnya, Awan bergegas menemui putrinya. Bermaksud untuk memberikan kabar bahagia ini.

tok tok tok...

"Sha...!".

" Iya, Yah!!!". Sahut yang empunya kamar sambil membuka pintu dari dalam.

" Sha, belum tidur kamu, Sayang???".

"Belum, Yah!!. Ini Shasha membaca novel online". Shasha memperlihatkan layar ponselnya kepada sang Ayah.

" Sudah, ditutup dulu novel online nya. Ayah mau ngomong serius nih sama kamu!!". Awan masuk ke kamar Shasha langsung duduk di ranjang milik putrinya itu.

"Ada apa sih, Yahh???". Shasha mendekat.

" Mmm gimana ya ngomongnya???". Awan membelai lembut surai Shasha.

"Gimana apanya sih, Yah???. Jangan buat aku penasaran dong!!!".

" Kamu mau nggak punya Ibu???".

"Hahhh????". Shasha terkejut mendengar perkataan Ayahnya. Sontak Shasha berdiri.

" Iya, Ayah pengin kasih kamu seorang Ibu". Awan mendekati Shasha.

"Siapa , Yah????". Shasha masih terkejut.

" Orangnya kamu sudah kenal kok, Sayang!!!". Awan malah membuat teka teki.

"Siapa????". Shasha penasaran.

" Kamu tebak dulu dong, Sayang!!!".

"Orangnya gimana???".

" Orangnya baik, penyayang, lembut, perhatian, mmmm... apa lagi ya, cantik, dan masih muda!!". Awan semakin membuat Shasha penasaran.

"Masih muda???". Hancur sudah harapan Shasha memiliki Ana sebagai Ibu sambungnya.

" Iya, baru berusia 33 tahun".

"hahh?????". Shasha terkejut.

" Dua bulan lagi Dia resmi jadi Ibu kamu!!". Awan lagi lagi membuat Shasha terkejut.

"Apaaa????".

" Dan lagi, Kamu akan punya adik sambung perempuan yang usianya hanya berselisih satu tahun dari kamu, Sayang!!".

"Haaaaaaaaaaahhhhhhh?????". Jantung Shasha bersenam seketika.

" Iya, Sayang". Awan mengacak rambut putrinya yang sedang terkejut. Kemudian keluar dari kamar putrinya.

"Ya Tuhan...... Siapakah wanita yang di maksud Ayah????". Shasha merebahkan tubuhnya lalu berusaha memejamkan matanya.

_______________

Ke esokan paginya, Hari Sabtu. Libur sekolah Shasha yang bangun siang bergegas menuju meja makan.

" Bi Ana!!!". Shasha berteriak.

"Iya, Non!!!". Mbok Minah yang datang menghampiri Shasha.

" Loh... kok Mbok Minah???. Bi Ana nya mana, Mbok???". Shasha protes karena yang datang bukan orang yang Ia panggil.

"Bi Ana nya sudah tidak bekerja disini, Non!!!".

" Apa???? Kok bisa?????". Shasha terkejut setengah mati.

"Tuan besar memecat Bi Ana semalam, Non. Bi Ana di pulangkan sama Tuan!!". Mbok Minah beropini.

" Ayah?????". Shasha tambah terkejut berkali lipat.

"Iya, Non!!!. Nanti anak Mbok yang menggantikan Bi Ana. Sebentar lagi datang, Non".

" Bi Ana!!!!!". Shasha malah berteriak histeris.

"Mohon maaf, Non. Mbok pamit ke dapur dulu!!!". Mbok Minah kembali ke dapur.

" Shasha!!". Awan menegur Shasha yang berteriak teriak.

"Kenapa Ayah memecat Bi Ana???". Shasha mendesak Ayahnya.

" Ya karena, Bi Ana sudah habis masa kerjanya di rumah ini, Sayang!!". Awan mencoba menenangkan Shasha.

"Kalau Ayah nggak mau nuruti kemauanku, untuk Ayah menikah sama Bi Ana dan malah Ayah cari wanita lain. It's OK. Tapi, kenapa Bi Ana harus di pecat???". Shasha menangis histeris.

" Maafin Ayah ya, Sayang!!!". Awan memeluk dan menenangkan putrinya.

"Shasha ingin Bi Ana ada di sini, Yah!!!". Shasha menatap Ayahnya penuh harap.

" Iya Sayang, Ayah janji akan bawa Bi Ana kesini!!". Awan menangkup kudua pipi putrinya.

_____________

Di tempat lain tetapi di waktu yang sama, Vio mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian kenaikan kelas. Buku tebal di hadapannya juga dengan sebuah kacamata bertengger di hidungnya.

"Viola... Anak Ibu!!!". Pelukan Ana mengagetkan Vio yang sedang serius mempelajari kisi kisi soal.

" Ah.. Ibu!!!. Vio kaget loh ini!!!". Vio meletakkan kertas soal yang Ia pegang, kemudian membalas pelukan Ibu.

"Maafin Ibu ya, Sayang!!!. Kita jarang ya berkumpul seperti ini!!!".

" Iya Bu!!!!. Aku bisa ngerti kok!!!". Vio tidak melewatkan waktu untuk sekedar bermanja manja dengan Ibunya.

"Hmmm... Vi, Ibu mau cerita. Ibu mohon, jangan kamu potong ya, sebelum Ibu selesai ceritanya!!!".

" Iya Bu!!!. Memangnya Ibu mau cerita apa????. Kok sepertinya serius banget". Vio menatap Ibunya.

"Tapi, Kamu harus janji, jangan marah ya!!!". Ana menangkup kedua pipi Vio.

" Iya Bu!!!". Vio bersiap memperhatikan sebuah cerita yang keluar dari mulut Ibunya.

"Sebelumnya, Ibu minta maaf. Ini tentang Ayahmu!!!". Ibu memulai ceritanya.

" Iya Bu. Apapun yang keluar dari mulut Ibu, Aku akan mengerti dan tidak akan menyalahkan siapapun!!!".

"Ini mungkin sangat terlambat, Nak. Namun lebih baik daripada tidak sama sekali!!!. Ayahmu dulu adalah Kakak kelas Ibu waktu Ibu masih sekolah di sebuah SMA Negeri di kota V. Dia adalah seorang ketua OSIS yang sangat dingin, tapi bisa meluluhkan hati Ibu. Kami merajut kasih saat Kami sama sama lulus dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Ibu kota. Namun, hubungan kami hanya sebentar saja. Kurang lebih hanya berkisar 2 sampai 3 bulan. Saat itu Ibu baru masuk semester 1 dan Dia sudah memasuki semester 5. Ayahmu menikah dengan seorang perempuan pilihan Orangtuanya. Satu tahun kemudian, di Malam itu adalah malam pergantian Tahun. Kami walaupun sudah menjadi mantan kekasih, tapi kami tetap berteman. Kami bersama sama mengikuti acara tersebut. Namun sial bagi Ibu, Nak!!!!". Ana bercerita sambil menangis.

"Ibu, Aku memang ingin tahu tentang Ayahku, namun bila Ibu tidak bisa menceritakan. Lebih baik tidak perlu saja!!!". Vio memeluk Ibunya.

" Nak, lebih baik kamu dengar sekarang, Nak. Sebelum Ibu menikah dengan Tuan Awan, beban masa lalu Ibu harus Ibu singkirkan terlebih dahulu!!!". Ana mengusap air matanya.

"Baik, Bu. Aku siap mendengarkan!!!".

"Ekhem.. Jadi gini, ada seseorang yang tidak suka dengan Ayahmu. Orang itu berniat menjebak Ayahmu melalui Ibu. Ibu masih muda, berusia 17 tahun saat itu. Dan di malam itu, semua yang tidak pernah di inginkan oleh siapapun terjadi. Hingga Ibu mengandung kamu, Nak. Ibu tidak mau terjerat pada masalah yang lebih besar. Apalagi Ayahmu telah memiliki Istri dan seorang putra yang masih bayi. Sebelum semua orang mengetahui bahwa Ibu sedang mengandung, Ibu pergi bersamamu yang masih berusia 5 minggu didalam kandungan Ibu. Ibu meninggalkan kota kelahiran Ibu, dan merantau disini. Sampai saat ini. Ibu minta maaf, Nak!!!". Ana menceritakan semuanya dengan air mata yang mengalir deras.

"Ibu, Vio senang bisa mendengar sedikit tentang ayah!!!. Ibu jangan menangis. Dua bulan lagi, Ibu akan bahagia bersama Tuan Awan!!". Vio menenangkan Ibunya.

" Maafkan Ibu, Nak!!!". Ana memeluk Vio sangat erat.

"Iya, Bu!!. Ibu, bolehkah Aku tahu, siapakah nama Ayahku???". Vio menatap mata Ibunya.

" Nama Ayahmu adalah penggalan dari nama belakangmu, Sayang!!!!". Sepertinya Ana tidak sanggup walau hanya sekedar menyebutnya.

"Devana. Devan????". Vio menerka.

" Iya, Sayang!!!".

"Ibu, terimakasih. Terimakasih mau mempertahankan Vio!!!. Terimakasih Ibu mau berjuang untuk Vio!!!". Vio menangis di pelukan Ibunya.

" Ibu minta maaf, Sayang!!!. Ibu tidak pernah menjelaskan ini dari dulu. Ibu hanya menunggu waktu yang tepat". Mereka berpelukan sangat erat. Melepaskan setiap emosi yang ada di hati mereka.

_________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!