3

Sesungguhnya ada seseorang yang jatuh hati dengan paras serta sifat Ana, Sudah bertahun tahun Ia pendam. Bahkan Putri semata wayangnya juga meminta Ayahnya untuk menjadikan Ana sebagai Ibunya, Namun selalu Ia tolak.

Namun sepertinya hari ini, Ia mendengar fakta bahwa Ana takut untuk menikah karena takut hal hal yang tidak di inginkan terjadi. Entah mengapa itu justru membuatnya ingin melamar Ana.

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan pekerjaan rumah sudah selesai Ana kerjakan, itu artinya Ana sudah bisa kembali ke rumahnya.

"Mohon maaf, Tuan!. Pekerjaan saya sudah selesai. Ijinkan saya pulang!!". Ana berpamitan kepada Majikannya.

" Baik, Ana. Terimakasih. Saya sendiri yang akan mengantarkan kamu pulang!!". Majikannya beranjak dari tempat duduknya.

"Tapi, Tuan. Saya biasa bersama sopir!!!". Ana menjadi sungkan.

" Saya ada perlu, sekalian saya antarkan kamu pulang. Kamu tinggal tunjukan jalannya!!".

"Baik, Tuan!!!". Ana hanya mengikuti dan tidak berani membantah.

______________

Setelah tiga puluh menit perjalanan, Sampailah mereka ke kediaman Ana yang sangat sederhana.

" Terimakasih, Tuan. Anda bersedia mengantarkan saya pulang!!".

"Iya, Ana!!". Majikan Ana mengikuti Ana turun dari mobilnya.

" Bolehkah saya mampir ke rumahmu??".

"Silahkan, Tuan. Mohon maaf, Rumah saya tidak sebagus rumah Tuan!!". Ana mempersilahkan Majikannya untuk masuk.

Ana membuka pintu dan mendapati Vio sedang belajar dengan beberapa buku tebal di sampingnya.

" Vi, Cepat buatkan minum. Majikan Ibu mampir kesini!!".

"Ibu!!!. Baik, Bu!!!". Vio melirik seseorang yang berada si belakang Ibunya.

" Mari, Silahkan masuk, Tuan. Dan silahkan duduk!!!".

"Terimakasih, Ana!!!".

" Silahkan di minum, Tuan!!!". Vio meletakkan secangkir kopi di hadapan Majikan Ibunya.

"Perkenalkan, Tuan. Ini putri kandung saya, Viola. Vio, Ini Majikan Ibu!!!". Ibu mengenalkan.

" Mohon maaf, Tuan. Saya permisi ke dalam sebentar!!".

"Iya, Ana!!". Ibu kemudian masuk ke dalam.

" Saya Vio, Tuan!!". Vio mencium tangan Majikan Ibunya itu

"Saya Awan!!". Awan memperkenalkan diri.

" Silahkan di minum, Tuan!!!".

"Terimakasih, Vio!!".

" Sama sama, Tuan!!". Vio hendak kembali ke dalam.

"Viola!!!". Awan memanggil Vio saat Ia tau Vio hendak kembali ke dalam.

" I iya, Tuan!!!". Vio kembali dan mendudukan diri di lantai.

"Vio, Duduklah di atas sembari menunggu Ibumu kemari!!".

" Ti tidak perlu, Tuan. Saya di sini saja!!".

"Duduklah di kursi dan mari bercerita!!".

" Ba baik, Tuan!!". Vio akhirnya duduk di kursi di seberang Awan.

"Kamu kelas berapa, Nak??".

" Saya kelas 8 SMP sebentar lagi saya kelas 9, Tuan!!".

"Wah, hampir seumuran dengan putri saya, kamu!!!. Sekolah dimana kamu, Nak???".

" Di SMP Negri XX , Tuan!!". Vio menjawab setiap pertanyaan Awan sambil menundukan kepala.

Ana kembali ke ruang tamu dengan pakaian lebih bersih.

"Ekhem... Ana. Silahkan kamu duduk!!!". Awan menatap Ana yang baru datang.

" Baik, Tuan!!!". Ana duduk di samping putrinya.

"Baik, sebenarnya... Saya mampir kesini karena ada keperluan". Awan mulai dengan perkataannya.

" Mohon maaf, Tuan. Ada keperluan apa kiranya Tuan dengan saya???".

"Ekkhemm... Jadi seperti ini, maksud kedatangan saya adalah...... Saya ingin menjadikan Viola sebagai anak saya dan Kamu Ana, saya ingin kamu menjadi istri saya!!". Awan mengutarakan maksud kedatangannya.

Ana dan Viola kaget mendengar maksud dari Awan.

" Ma maa maksud, Tuan???". Ana terbata bata.

" Saya melamar kamu, menjadi Istri saya dan Viola menjadi anak kedua saya!!!". Awan merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak beludru warna merah, berisi sebuah cincin.

"Berikan waktu buat saya berfikir, Tuan!!!". Ana menjawab tanpa menghiraukan cincin itu.

" Saya tahu apa yang kamu pikirkan, Ana!!. Kamu takut saya akan berbuat buruk pada Viola bila saya menjadi Ayah tirinya???". Awan seakan membaca pikiran Ana.

"Ti tidak, Tuan!!!". Ana menjawab dengan terbata bata.

" Saya berjanji pada kalian, Viola akan saya anggap sebagai anak kandung saya sendiri. Adik dari putri saya, Shasha. Saya akan menyayangi mereka dan berlaku adil. Tidak akan membedakan kalian!!". Ungkap Awan dengan tulus.

"Tuan....". Ana ragu.

" Iya, Ana!".

"Keputusan ada di tangan putri saya, Tuan!!!".

Vio kaget mendengar perkataan Ibunya.

" Ibu???". Vio menatap Ana bingung.

"Kebahagiaan saya adalah Viola, Tuan!!. Harap hormati keputusan Vio!!!". Ibu menatap Vio penuh cinta.

" Baiklah Ana!!".

Awan menatap Vio penuh harapan.

"Nak, Saya Hermawan Perwira. Mencintai Ibumu sudah sejak lama. Dan hari ini, Saya meminta ijin sama kamu, Ijinkan saya menikahi Ibumu dan mengakui kamu sebagai putri saya!!!. Saya berjanji, Saya akan memberikan kalian cinta dan kasih sayang. Saya juga berjanji akan menghidupi kalian. Jadi, Bolehkah saya menikah dengan Ibumu dan Maukah kamu menjadi putri saya???". Awan menggenggam jemari Vio penuh harap.

" Tuan????". Vio mulai ragu.

" Iya, Nak???".

" Bagaimana dengan anak Tuan???". Vio bertanya dengan ragu.

"Kamu tenang saja, sudah sejak lama sebenarnya Shasha sangat menginginkan Ana menjadi Ibunya. Dan saya yakin Dia akan senang mempunyai saudara perempuan sepertimu!!!". Jawab Awan tanpa ragu sedikit pun.

" Ibu, Apakah Ibu mau menikah dengan Tuan Awan???". Kini malah Vio bertanya pada Ibunya.

"Sayang, Kebahagiaan mu adalah yang utama!!!. Jadi, keputusan apapun ada di tanganmu!!". Ana menangkup kedua pipi Vio

" Tuan, Apakah Tuan bersungguh sungguh dengan ucapan Tuan????". Kini Vio berani menatap kedua mata Awan.

"Nak, Tuhan melihat semuanya. Saya tidak berani berbohong sedikit pun!!!".

Vio menarik napas dalam dalam...

Kemudian,

" Sebenarnya, Vio ingin sekali merasakan bagaimana rasanya di peluk seorang Ayah. Jadi, Vio ijinkan Ibu Vio menikah dengan Tuan Awan!!!". Vio mengatakan dengan jelas.

"Terimakasih, Nak!!. Panggil saya Ayah!!!!". Awan memeluk Vio dengan hangat dan penuh kasih sayang.

" A ayah???". Vio menatap Awan sambil berkaca kaca. Sedangkan Ana hanya tersenyum haru mendengar jawaban putrinya.

"Iya, Nak!!!!". Awan menangkup kedua pipi Vio.

" Ibu, Maafkan Vio. Kalau Vio egois!!!". Vio mendekati Ana.

"Tidak Nak, Ibu bahagia melihat putri kesayangan Ibu bahagia!!". Ana memeluk putri kesayangannya itu.

" Jadi, Ana????. Tidak ada alasan lagi kamu menolak lamaran saya!!!". Awan menyematkan cincin yang Ia keluarkan tadi.

"Iya, Tuan!!". Ana menangis haru.

" Panggil saya, Awan!!".

"Terimakasih, Awan!!!".

" Mulai besok pagi, Kamu saya pecat kamu sebagai pembantu di rumah saya!!!". Awan memberikan perintah dengan tegas.

"Ta ta tapi???". Ana Terkejut mendengar perintah Awan.

" Karena kamu akan menikah dengan saya!!!". Awan menegaskan satu hal.

"Bagaimana saya dan anak saya bisa hidup bila saya tidak bekerja???".

"Tiga bulan lagi kita akan menikah, Ana!!!. Dan biaya hidupmu saya yang akan menanggung semuanya!!". Awan mengeluarkan amplop tebal berwarna coklat.

" Apa ini, Awan???". Ana malah kebingungan.

"Anggap saja ini adalah mahar lamaran saya, dan persiapkan dirimu dua bulan yang akan datang kita lakukan pemberkatan!!!". Awan menjelaskan maksud dari Ia memberikan amplop itu.

" Baik, Awan. Terimakasih!!!". Ana tersenyum bahagia.

"Sudah larut malam, Saya mohon pamit. Sampai jumpa putri Ayah!!!". Awan memeluk Vio singkat lalu keluar dari rumah Ana.

" Iya, Ayah!!. Mari kami antar sampai depan!!!". Vio mengikuti Awan di belakang.

_______________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!