2

Hidup penuh kesederhanaan yang di lalui Vio, secara tidak langsung mendidiknya menjadi gadis yang mandiri, serta memiliki kepribadian yang baik. Menghargai Orangtua, Waktu dan Uang.

Di hati kecil Vio, ingin rasanya menikmati kasih sayang orangtua yang utuh. Merindukan sosok seorang Ayah yang bahkan belum pernah Ia lihat untuk sekedar dia ingat wajahnya. Ingin rasanya Ia mengetahui siapa Ayahnya namun rasa sakit yang di rasakan Ibunya yang membuatnya tidak tega untuk bertanya. Viola gadis kecil, tiga bulan lagi Ia genap berusia 15 tahun, tepat di bulan Agustus. Gadis kecil yang sebentar lagi duduk di bangku SMP kelas 9.

Kasih sayang seorang Ibu yang di rasakannya pun hanya sedikit. Bagaimana tidak???. Ana harus sampai di rumah majikannya jam 5 pagi, sedangkan meninggalkan rumah majikannya jam 7 malam, setelah pekerjaannya selesai. Sedangkan jarak tempuhnya membutuhkan waktu setengah jam perjalanan.

Malam ini, Ana pulang sedikit terlambat. Dikarenakan Sopir yang mengantarkan pulang sedikit berhalangan.

"Vio, belum tidur, Nak???". Ibu membuka pintu depan dan mendapati Vio sedang memotong sayuran untuk isian lumpianya di Ruang tamu.

" Ibu!!". Vio mencium tangan Ibunya.

"Kok kamu belum tidur???".

" Ini Bu, Aku mencicil membuat isian lumpia. Tugas Sekolah sudah selesai Siang tadi, Kulit lumpia juga sudah siap. Aku juga belum mengantuk. Jadi, Aku potong potong sayurannya dulu. biar bsok pagi sedikit santai!!!". Vio menjelaskan.

"Sini Ibu bantu!!". Ana ikut memotong sayuran.

" Ibu istirahat saja sana!!!".

"Ibu belum mau tidur, Nak. Hmmm.. Hari Senin kamu Ujian Kenaikan Kelas kan ya???".

" Iya, Bu!!!".

" Besok pagi, kamu bilang sama Bu Ismi dan Bu Siti, Selama Ujian Kenaikan Kelas, libur dulu nggak nitip kue sama lumpia".

"Tapi, Bu. Kalau kita nggak jualan, terus pendapatan kita kosong, Bu!!!".

" Tidak, Nak!!!. Kan upah Ibu masih cukup buat makan sehari hari!!!".

"Tapi, Bu???".

" Sudah, nggak ada tapi tapi!!!".

"Baik, Bu!!".

Ana bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga kaya hanya mendapatkan upah pas pasan. Hanya cukup untuk makan dan bayar pajak listrik serta transport berangkat bekerja. Karena bila pulang, Beliau akan di antar oleh sopir majikannya. Untuk biaya lain lain, tabungan dan Sekolah Vio, hasil dari penjualan Lumpia dan Kue basah yang di titipkan di dua kantin sekolah. Yaitu SMP Intra dan SMP Negri XX.

Malam semakin larut, Isian lumpia sudah jadi. Bahan Lumpia sudah siap, besok pagi pagi tinggal melipat kemudian di goreng. Ibu juga sudah membuat adonan kue basahnya, tinggal di tutup kemudian esok sudah mengembang dan siap untuk di kukus.

"Ibu, Vio mau tidur dulu!!!". Vio mencium tangan Ibunya.

" Iya, Nak. Ibu juga mau tidur!!!". Ibu mencium kening putrinya.

___________________

Waktu bergulir begitu cepat. Alarm pada jam weker sudah berbunyi. Menandakan jam menunjukan pukul 4 pagi. Vio bergegas menuju dapur dan mulai memanaskan wajan yang sangat besar berisi minyak goreng dan dandang besar yang di gunakan untuk mengukus adonan kue basah. Sambil menunggu Minyak mendidih, Vio melipat lumpia dan menuang adonan kue yang sudah mengembang ke dalam cetakan. Dengan alat yang besar itu, tidak membutuhkan waktu lama dalam memasaknya. Setelah semua siap, barulah Ia bersiap menuju ke sekolah. Dengan 2 keranjang penuh yang masing masing berisi 50 buah telah siap untuk di bawa. Sesekali Ia berteriak menjajakan jualannya. Seperti itulah rutinitasnya setiap hari.

_______________

Seperti biasanya, SMP Intra menjadi tujuan pertamanya pagi ini. Memasuki gerbang Sekolah dengan wajah yang ceria sambil menenteng keranjangnya. Waktu menunjukan pukul 06.20, Para Siswa SMP Intra banyak yang berlalu lalang dan ada pula yang memperhatikan langkahnya.

"Kamu bukan murid Sekolah ini kan???". Tanya seorang siswi menghentikan langkah Vio.

" Bukan, Kak!!. Saya mengantarkan kue pesanan Bu Ismi di Kantin Sekolah!!!". Vio menjawab dengan jujur.

"Ohhhh... kamu penjual kue???". Siswi itu menatap penampilan Vio dengan sedikit merendahkan.

" Iya, Kak. Maaf, permisi!!". Vio bergegas pergi.

"Anak miskin yang sombong!!!". Celoteh Siswi tadi kepada kedua temannya.

" Iya, Sha. Penjual kue aja belagu!!!". Jawab salah satu temannya.

"Udahlah... mending kita ke kelas Andi!!!". Shasha berlalu menuju kelas Andi.

__________________

Tiga puluh menit berlalu, Vio sudah memasuki gerbang Sekolahnya. Masih dengan keranjang dagangannya, Vio menuju Kantin Sekolah miliknya.

" Bu Siti, Bu!!!!". Vio berteriak memanggil sang penjaga kantin.

"Vio!!!".

" Bu, Ini lumpia sama kue basahnya. Masing masing 25 buah". Vio meletakkan keranjangnya di meja kantin.

"Iya, Vi. Nanti biar Ibu yang tata. Kamu kemarin kok nggak nitip kue sama lumpia di Kantin ini???".

" Maaf, Bu Siti. Kemarin di borong sama Kantin SMP Intra".

"Oalah.. ya sudah nggak papa!!!".

" Oh iya, Bu. Maaf besok Senin sampai selesai Ujian Kenaikan Kelas, Saya nggak nitip ya. Soalnya Saya harus belajar". Vio menyampaikan pesan Ibunya.

"Iya, Vi. Nggak papa. Semangat terus ya belajarnya!!!".

" Iya, Bu!!!. Terimakasih!!!". Vio lalu bergegas menuju ruang kelasnya.

______________

"Viola..... gimana gimana???". Rani tidak sabar.

" Apanyaaa????? Vio yang baru duduk malah bingung dengan pertanyaan Rani.

"Cowok tinggi yang nabrak kamu kemarin itu, lohh!!!". Rani tambah antusias.

" Ohh... Aku malah lupa, Ran. Heheheheh...". Vio nyengir.

"Yahhhhhh....". Rani memasang wajah kecewa.

" Hehehehehehe". Vio malah tertawa melihat raut wajah temannya itu.

"Nanti Aku ikut kamu ambil uang ke Kantin SMP Intra ya, Vi!!!". Rani sangat penasaran dengan sosok yang di ceritakan Vio kemarin.

" Iya!!!". Vio hanya tersenyum melihat tingkah Rani.

Tidak berlangsung lama, Bel masuk sekolah sudah berbunyi. Tandanya, waktunya mereka belajar di mulai. Ruang kelas telah di penuhi oleh penghuninya. Mereka saling melemparkan candaan sambil menunggu Guru yang mengajar datang.

_______________

Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda. Shasha yang memang sudah tidak mengikuti pelajaran di Sekolah itu, menghampiri Andi yang sedang duduk sendirian di Perpustakaan.

"An...!!!". Shasha memeluk Andi dari belakang.

" Apa apaan sih kamu, Sha!!!". Andi berusaha melepaskan pelukan Shasha.

" An, Kamu mau nggak jadi pacar Aku???". Shasha masih memeluk Andi dari belakang.

"Nggak!!!". Jawab Andi cuek.

" Kok kamu gitu sih???". Shasha malah semakin kurang ajar yang membuat Andi semakin risih.

"Lepas!!!!". Andi menghempaskan Shasha dengan kasar, kemudian pergi.

" Andiiiii!!!". Shasha berlari mengejar Andi yang berjalan dengan langkah lebar.

Shasha kehilangan jejak Andi, menggerutulah Ia di sepanjang koridor sekolah.

_________________

Di rumah mewah, Ana mengurus rumah itu. Di bantu dengan satu orang lagi yang berumur sangat jauh darinya. Bi Minah namanya.

"Neng, Putrimu sudah besar ya sekarang???".

" Iya, Mbok. Vio sudah mau naik ke kelas 9".

"Masih tanya siapa bapaknya nggak, Neng????".

" Dulu selalu tanya, Mbok. Tapi, setelah Aku jelaskan sampai sekarang sudah nggak pernah bertanya lagi!!". Jawab Ana.

"Nggak mau kamu, Neng. Punya suami lagi???".

" Mau sih, Mbok. Tapi, Apakah Vio mau punya bapak tiri???".

"Kamu masih muda, Neng!!!. Kasih pengertian lah sama Vio, biar Dia juga bisa merasakan kasih sayang seorang Bapak!!!".

" Jaman sekarang aku takut, Mbok. Di berita televisi selalu menayangkan berita 'Bapak tiri menyiksa anak tiri' dan lebih parahnya lagi 'Bapak tiri memperkosa Anak tirinya'. Itu lah Mbok, yang aku takutkan!!!". Ana meluapkan isi hatinya.

"Nggak semua Bapak tiri seperti itu, Neng".

" Tetap saja aku takut, Mbok!!!".

Tanpa mereka sadari, Ada orang lain yang mendengar percakapan mereka.

_______________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!