Rina terdiam dalam tangisnya. Dia memikirkan jalan keluar untuk masalah yang dia hadapi saat ini. Meski pun sekarang uang yang disisakan oleh Anton tidak seberapa, akan tetapi dia merasa tetap harus memeriksakan kandungannya di rumah sakit, tidak boleh tidak, karena takutnya terjadi masalah yang tidak diinginkan. Apalagi sejak dia bangun, dia merasa perut bagian bawahnya terasa kurang nyaman, rasanya seperti nyeri menjelang datang bulan.
"Tidak ada pilihan lain. Aku harus meminjam uang pada bu Marwah. Semoga saja bu Marwah mau membantuku," gumam Rina seraya menyeka air matanya.
Rina pun beranjak mengetuk pintu rumah tetangganya itu, setelah mengutarakan maksudnya, dengan senang hati wanita paruh baya itu meminjamkan sejumlah uang yang diminta oleh Rina.
"Terima kasih banyak, Bu. Terima kasih banyak." Saking senang dan leganya, Rina sampai memeluk tetangganya itu erat-erat.
"Tidak usah sungkan, Rina. Kamu sudah Ibu anggap seperti anak sendiri," ucap bu Marwah.
Rina merasa sangat bersyukur memiliki tetangga yang baik hati seperti bu Marwah, jadi pagi ini dia bisa langsung ke tempat tujuan utamanya, yaitu rumah sakit.
.
.
Beberapa jam kemudian, di dalam ruang Poli Kandungan/Kebidanan rumah sakit.
"Kondisi kandungan Ibu sangat lemah, sebaiknya perbanyak istirahat dan hindari stres. Jangan lupa juga untuk mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi," ucap dokter spesialis kandungan yang bernama dokter Ricko tersebut.
"Baik, Dok," jawab Rina.
Dokter tampan yang berusia kira-kira 35 tahun itu pun menatap Rina lekat-lekat. Sejak Rina masuk ke dalam ruangan, luka lebam yang ada di pipi wanita itu cukup menyita perhatiannya. Dia curiga, wanita muda yang ada di hadapannya itu mungkin mengalami KDRT.
"Itu pipinya kenapa, Bu?" Pertanyaan dokter Ricko reflek memhuat Rina memegangi pipinya sendiri.
"Oh, ini Dok, saya habis jatuh terpeleset," jawabnya berbohong.
Dokter Ricko mengangguk mengerti, antara percaya dan tidak percaya dengan ucapan salah satu pasiennya tersebut pagi ini.
"Oh terjatuh, ya? Lain kali Ibu Rina harus lebih berhati-hati, demi keselamatan janin yang ada di dalam kandungan Ibu. Dan jangan lupa, minggu depan Ibu harus datang lagi ya, tapi ingat, ajak suaminya juga untuk menemani."
"Baik, Dok." Rina tersenyum kecut. Dia sangat yakin bahwa Anton tidak akan mungkin mau menemaninya.
Setelah menebus obat yang diresepkan oleh dokter Ricko di apotek rumah sakit, Rina pun segera mencari angkutan umum untuk pulang ke rumah.
Saat dalam perjalanan menuju rumah kontrakan, Rina lebih banyak termenung. Dia memikirkan ucapan dokter Ricko yang menyarankan agar dia banyak beristirahat, menghindari stres, dan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi. Tapi bagaimana caranya dia bisa memakan makanan yang bergizi, sedangkan uang yang tersisa di dalam dompetnya tidak seberapa, dan itu pun hanya cukup untuk dia pakai untuk membeli mie instan. Ya, itu pun palingan hanya cukup untuk dia makan sampai besok bersama Erika. Soal Anton, Rina tidak perlu khawatir, pasti suaminya itu baru akan pulang saat tengah malam nanti. Apalagi pagi ini Anton habis menjarah uang milik istrinya.
Untuk apa aku punya suami jika harus menderita terus-terusan seperti ini? Batin Rina, sambil memegangi dadanya yang terasa nyeri dan sesak. Rasanya dia ingin menangis, tapi coba dia tahan karena malu pada penumpang angkot yang lainnya.
Selama ini Rina sudah teramat sangat banyak menumpahkan air mata kesedihannya gara-gara perlakuan Anton. Apalagi sudah bertahun-tahun lamanya Anton seolah lupa pada kewajibannya sebagai seorang suami. Rina sudah teramat sering meminta cerai pada Anton, tapi Anton menolak dengan keras dan malah mengancam untuk membawa Erika pergi jauh jika Rina tetap nekat ingin bercerai dengannya. Rina tidak tahu kemana Anton akan membawa putri mereka. Yang jelas, Anton berkata tidak akan pernah membiarkan Rina untuk bertemu dengan Erika lagi. Tentu saja Rina tidak mau hal itu terjadi. Bagi Rina, Erika adalah segalanya untuknya.
Tidak apa jika Rina harus menderita karena hidup berumah tangga dengan Anton, dia akan coba bertahan, yang penting dia bisa tetap bersama dengan putri kesayangannya itu.
B e r s a m b u n g ...
...__________________________________________...
...Kalian udah baca tapi kok gak ninggalin jejak sih🤣 sedih aku tuh😭😭😭...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments