Bab 2 - Istri Durhaka?

Rina hanya bisa menangis karena terus-terusan mendapatkan perlakuan kasar dari Anton. Wanita muda itu berusaha untuk bangkit seraya memegangi perutnya. Dia sangat bersyukur karena perlakuan kasar Anton barusan tidak menyebabkan dirinya kehilangan calon bayinya. 

Karena sakit hati gara-gara segala perlakuan Anton, Rina pun memutuskan untuk tidur di kamar putrinya. Dia tidak ingin tidur satu kamar apalagi satu tempat tidur dengan Anton malam ini. 

Keesokan paginya. 

Rina terbangun karena merasakan sensasi kram disertai rasa nyeri pada perut bagian bawahnya. 

Jangan-jangan, terjadi apa-apa pada calon bayiku. Apa ini gara-gara semalam aku terjatuh karena didorong oleh bang Anton? Batin Rina. 

Karena mengkhawatirkan kondisi janin yang ada di dalam kandungannya, Rina pun memutuskan untuk memeriksakan kandungannya di rumah sakit pagi ini juga. Urusan biaya untuk membayar sewa kontrakan bisa dia cari lagi nanti setelah memastikan bahwa kondisi kandungannya baik-baik saja. 

Sebelum Rina berangkat ke rumah sakit, terlebih dahulu dia harus menyiapkan makanan untuk Anton dan bekal untuk Erika bawa ke sekolah. Karena saat Anton terbangun nanti, dia pasti akan marah-marah jika tidak mendapati makanan tersaji di atas meja makan. 

Dasar istri tidak becus! Tidak berguna! Mengurus seorang suami saja tidak bisa! Ya, begitulah kalimat makian yang kerap kali keluar dari mulut Anton saat dirinya tidak puas dengan pelayanan Rina. Dia mengatai Rina tanpa bercermin terlebih dahulu. Mungkin dia tidak sadar jika selama ini justru dirinyalah suami tak berguna yang tak tahu diri yang tahunya hanya merepotkan dan membebani istri saja. 

Setelah semuanya siap dan Erika sudah dia antar ke sekolah, Rina pun segera bersiap-siap. Dia harus berangkat ke rumah sakit lebih pagi agar tidak kehabisan nomor antrean. 

"Mau ke mana kamu sudah dandan lengkap seperti itu pagi-pagi begini?" Suara Anton seketika membuat Rina terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Anton akan bangun sepagi ini setelah pulang ke rumah dalam keadaan mabuk seperti semalam. 

"Aku ... aku mau ke rumah sakit buat periksa kandunganku, Bang." Rina menjawab sembari memegang erat gagang tas yang ada di dalam genggaman tangannya. Takutnya saat Anton tahu bahwa dirinya punya uang, suaminya itu akan kembali mengambil uang itu darinya secara paksa. 

"Oh, ya?" Anton berkata seraya berjalan menghampiri istrinya. Melihat hal itu, Rina semakin merasakan firasat buruk. Wanita itu pun mulai berjalan mundur. Dia ingin lari tapi takut rasa tidak nyaman di perutnya kian bertambah dan justru membahayakan janin yang ada di dalam kandungannya. Rina tidak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk pada calon anak keduanya. 

"Bba-Bang, aku berangkat dulu, takut kehabisan nomor antrean di rumah sakit." 

Baru saja Rina berhasil memutar badannya, tapi Anton tiba-tiba saja sudah mencekal pergelangan tangannya dari belakang. 

"Kenapa terburu-buru sekali istriku Sayang, hm?" tanya Anton. Kini tangan pria itu sedang berusaha merebut tas yang ada di tangan istrinya. 

"Bang, jangan Bang. Aku tidak punya uang lagi selain uang itu ,Bang. Tolong jangan diambil lagi," pinta Rina dengan wajah memelas. Hampir saja dia menangis. Tangannya masih berusaha sekuat mungkin untuk tidak menyerahkan tas miliknya pada Anton begitu saja.

Uang yang Rina miliki saat ini adalah uang yang dia dapatkan dari hasil meluruskan rambut 2 orang klien yang datang ke salon kecil-kecilan miliknya kemarin. 

"Bang, tolong jangan diambil, Bang. Uangnya mau aku pakai untuk memeriksakan kandunganku," pintanya dengan wajah memelas.

"Lepaskan! Kalau tidak!" Anton berkata seraya mengangkat tangannya tinggi-tinggi ingin memukul wajah Rina.

"Ah! Ampun Bang, ampun ...." Rina memekik ketakutan. Reflek sebelah tangan Rina terangkat untuk menjadi perisai di depan wajahnya. 

Belum sembuh luka memar yang kemarin yang disebabkan oleh pukulan keras Anton, kini Anton ingin menambahnya lagi, tentu saja Rina tidak mau hal itu terjadi. Rasa sakit untuk luka yang kemarin saja masih terasa nyut-nyutan, masa mau ditambah lagi. 

Dengan sangat terpaksa Rina pun menyerahkan tas miliknya untuk dijarah oleh Anton. Anton tersenyum penuh kemenangan saat melihat Rina menyerahkan tasnya dengan pasrah.

"Nah, begitu dong. Kamu itu jadi istri harus menurut apa kata suami, jangan suka membantah. Kamu mau jadi istri durhaka karena suka membangkang?" kata Anton. 

Rina terdiam. Setiap ucapan yang keluar dari mulut Anton hanya bisa membuatnya makan hati. 

Istri durhaka? Kalau aku istri durhaka, lalu kamu suami macam apa, bang? Batin Rina. 

Anton tersenyum lebar saat melihat isi dompet Rina. "Banyak juga rupanya. Kamu memang paling jago cari duit." 

Setelah mengambil beberapa lembar pecahan uang seratus ribuan di dalam tas istrinya, Anton pun lalu mengembalikan tas itu kepada Rina. 

"Nih, ambil tas kamu. Sana berangkat, nanti kamu tidak kebagian nomor antrean." Anton beranjak menuju meja makan setelah memasukkan uangnya ke dalam saku celana jeans yang saat itu dia kenakan. 

Rina berjalan keluar dari rumah kontrakannya seraya menahan rasa sakit dan sesak di dadanya. Sambil menunggu angkot di pinggir jalan lewat, wanita itu pun lalu memeriksa isi tasnya. Air matanya tidak bisa lagi dia bendung saat melihat bahwa ternyata Anton hanya menyisakan selembar uang 50 ribuan di dalam tasnya. 

"Astaga bang ... tega sekali kamu. Padahal janin yang ada di kandunganku ini anak kamu. Apa kamu sedikit pun tidak peduli pada darah dagingmu sendiri?" gumam Rina. Dia tidak jadi menghentikan angkutan umum. Uang segitu mana cukup untuk biaya kontrol kandungan, ditambah lagi ongkos angkutan umum pulang pergi. 

"Kuatkan Mama, Sayang. Saat ini Mama sedang berusaha untuk memeriksakan keadaan kamu di rumah sakit." Rina bergumam seraya mengelus perutnya yang masih rata. Sesekali wanita muda itu menyeka air matanya yang meluncur mulus begitu saja melewati pipinya yang berwarna ungu kebiru-biruan, akibat dari pukulan Anton kemarin pagi.

B e r s a m b u n g ...

Terpopuler

Comments

sri purwati Wati

sri purwati Wati

gumuuuuussshhhhhhh

2022-09-15

0

Lia Yulia

Lia Yulia

sabar ya Rin...

2022-08-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!