Brinia Aletta adalah tetangga dari Segara Byantara dimana Segara lebih tua 3 bulan dibandingkan Brinia. Rumah keduanya yang bersebelahan dan hubungan keluarga yang sudah seperti saudara membuat Brinia dan Gara tumbuh bersama hingga saat ini.
Ditambah lagi keluarga Gara yang memiliki perusahaan Farmasi dan keluarga Brinia yang memiliki rumah sakit. Kerjasama bisnis antar dua keluarga itu pun sudah terjalin sejak belasan tahun yang lalu.
Awalnya Brinia dan Gara hanyalah sepasang sahabat. Sejak Play group hingga SMA mereka selalu berada di sekolah yang sama dan kelas yang sama pula. Saat di rumah pun mereka juga selalu bermain bersama. Bisa dibilang hampir 24 jam mereka selalu bersama.
Bahkan saat menginjak bangku kuliah, mereka juga berada di Universitas yang sama meskipun berbeda Fakultas.
Brinia memilih mengambil kedokteran seperti impian almarhum kakak lelakinya yang meninggal saat duduk di bangku kelas tiga SMA. Kakak Brinia meninggal karena kecelakaan sepulang sekolah. Impian sang Kakak adalah menjadi dokter, namun kematian lebih dulu menghampirinya. Oleh sebab itu, Brinia berniat untuk mewujudkan impian Almarhum kakak lelakinya itu dengan menjadi dokter.
Sedangkan Gara memilih jurusan Ekonomi Pembangunan karena perintah dari Papanya. Sebab Andra, Papa dari Gara itu ingin sekali menjadikan Gara yang merupakan anak lelaki satu-satunya dalam keluarga, mampu meneruskan perusahaan yang sudah dirintis kakek Gara puluhan tahun lalu.
Dan disaat duduk di bangku kuliah itu lah baik Brinia maupun Gara baru menyadari perasaan masing-masing yang lebih dari sahabat. Semua itu bermula saat Brinia terpaksa menerima pernyataan cinta dari kakak tingkatnya di Kedokteran.
Gara yang selalu mengantar dan menjemput Brinia, perlahan merasa tersingkirkan karena Brinia selalu bersama kekasih barunya.
Dan seiring berjalannya waktu, Gara sudah tidak mampu membendung rasa cemburunya hingga secara spontan Gara mengungkapkan perasaannya pada Brinia. Tidak Gara sangka, ternyata Brinia juga memiliki perasaan yang sama dengan Gara.
Brinia menerima cinta kakak tingkatnya itu sebenarnya karena tidak tega menolak sebab lelaki itu menyatakan cinta di depan umum. Brinia tidak mau mempermalukan orang di depan umum. Toh, Brinia juga ingin membuktikan ucapan Nesya, sahabatnya yang selalu berkata bahwa Gara itu mencintai dirinya.
Dan benar kan adanya?
Saat perasaan keduanya terungkap, Brinia memilih memutuskan hubungan dengan kekasihnya itu agar tidak semakin menyakiti lebih dalam lagi. Hingga akhirnya, Gara dan Brinia menjalin hubungan tanpa diketahui oleh siapapun kecuali keluarga dan sahabat terdekat mereka.
Semua orang tahu Brinia dan Gara adalah tetanggaan karena rumah mereka bersebelahan, bahkan tidak sedikit yang mengira mereka merupakan saudara sepupu atau pun saudara dekat mengingat kedua orang tua Gara dan Brinia memiliki hubungan yang sudah seperti saudara sendiri.
Terlebih, saat sudah resmi berpacaran, baik Gara maupun Brinia sangat jarang memanggil dengan panggilan sayang. Maklum, semenjak kecil mereka sudah terbiasa memanggil dengan nama masing-masing juga tidak hobi mengumbar hubungan mereka pada publik.
Dan keduanya juga tidak pernah memberikan klarifikasi akan kesimpulan orang-orang mengenai hubungan mereka yang sebenarnya. Biarkan orang tahu dengan sendirinya.
Andra, Papa dari Gara sebenarnya mengusulkan untuk menikahkan Gara dengan Brinia saat mereka resmi berpacaran, dan hal itu di setujui oleh Henry, ayah dari Brinia agar hubungan dua keluarga itu semakin erat dengan adanya pernikahan.
Namun baik Gara maupun Brinia menolak dengan tegas dengan alasan mereka masih terlalu muda mengingat banyak sekali perceraian yang terjadi karena menikah muda dimana mental belum benar-benar siap saat ujian rumah tangga datang.
Selain itu, Gara dan Brinia juga ingin menikmati masa-masa pacaran mereka dan bersama-sama berjuang meriah impiannya masing-masing.
Target Gara dan Brinia menikah adalah usia 25 tahun.
...***...
Lebih dari dua jam Gara asyik mengobrol dan bercanda dengan Brinia sampai Brinia meminta Gara untuk pulang dan istirahat karena besok pagi Gara akan ada pemotretan dari brand sepatu lokal ternama.
Brinia tidak ingin jika besok Gara sampai bangun kesiangan. Gara yang sebenarnya masih sangat ingin bersama dengan Brinia akhirnya dengan terpaksa pulang ke rumahnya melalui pintu samping yang menghubungkan dua rumah mewah bersebelahan itu. Seperti biasa, Gara meninggalkan mobilnya di halaman rumah Brinia agar besok pagi punya alasan untuk sarapan bareng dengan sang kekasih.
Setelah melewati pintu yang Brinia sebut sebagai pintu doraemon, Gara pun berjalan memasuki kediaman orang tuanya memalui pintu samping yang langsung tertuju pada ruang keluarga Byantara yang begitu megah.
Baru saja satu langkah Gara memasuki rumah mewah kedua orang tuanya itu, suara bariton menghentikan langkah kaki Gara.
“Dari mana saja kamu?” Tanya Papa Andra dengan wajah yang sangat tidak bersahabat.
“Dari rumah Om Henry, ketemu Brinia.” Jawab Gara dengan malas karena Gara tahu jika berbicara dengan lelaki paruh baya yang kini sudah berdiri dari duduknya itu akan berakhir dengan perdebatan.
Papa Andra adalah orang yang keras kepala dan dingin, namun dengan Brinia, lelaki paruh baya itu bisa bersikap hangat dan sangat lembut layaknya seperti anak sendiri.
“Papa tahu itu! Sebelum bertemu Brinia, kamu kemana? Ha?” Suara Papa Andra benar-benar dengan intonasi penuh hingga mampu memenuhi gendang telinga Putra pertamanya itu.
“Tanpa aku jawab pun, Papa sudah tahu aku tadi pergi kemana, dengan siapa dan datang ke acara apa kan?” Jawab Gara dengan malas kemudian berjalan menuju tangga.
Benar, Andra sebenarnya tahu semuanya karena Andra sudah menyuruh orang untuk selalu mengawasi putra pertamanya itu.
“Tinggalkan dunia hiburan itu Segara! Fokus pada pendidikan kamu dan urus perusahaan! Papa dan Mama kecewa sama nilai nilai kamu kemarin!” Perintah Papa Andra dengan suara yang sangat tegas.
Gara menghentikan langkahnya kemudian menatap lelaki yang menurunkan ketampanannya itu padanya dengan tatapan datar. Gara tahu, hal ini pasti akan terjadi. Semakin namanya di kenal di dunia hiburan maka semakin sedikit pula waktu Gara untuk hal lain-lainnya termasuk masalah pendidikan. Gara sadar akan hal itu, karena terkadang harus ada yang di korbankan demi suatu hal lainnya.
“Pa, papa tahu kan… menjadi artis adalah impian aku sejak kecil. Apa salahnya jika aku ingin mewujudkan impian aku Pa? Aku sudah dewasa dan aku tahu mana yang terbaik buat aku!” Kata Gara.
Papa Andra masih diam dengan wajah dinginnya dan sorot mata tajam.
Gara tahu, tidak ada sedikitpun niat buruk dari sang Papa. Namun Gara masih ingin mengejar impiannya sendiri. Gara ingin sukses tanpa bayang-bayang nama keluarganya. Gara ingin berdiri diatas kakinya sendiri.
“Pa, bukankah masalah ini sudah pernah kita bahas beberapa tahun lalu dan kita sudah bersepakat, Papa tidak akan menghalangi aku buat jadi artis kan?” Lanjut Gara lagi mengingat beberapa tahun lalu dia bertengkar hebat dengan sang papa karena ikut casting kemudian Gara pergi dari rumah dengan emosi kemudian kecelakaan.
Kondisi Gara yang saat itu sempat kritis membuat Papa Andra berjanji akan membiarkan Gara mengejar impiannya sendiri asal Gara tetap kuliah dengan jurusan yang Papa Andra kehendaki dan saat Gara mencapai usia 28 tahun, Gara harus mengambil alih perusahaan. Tidak masalah Gara masih menjadi artis, asal semuanya berjalan dengan lancar.
Namun selama dua semester belakangan ini, nilai kuliah Gara turun secara drastis karena Gara jarang masuk kuliah demi mengikuti casting. Hal itu tentu membuat Papa Andra sebagai ayah menjadi naik pitam.
Hingga beberapa bulan lalu saat Gara selesai menandatangani kerja sama series ‘Menikahi Gadis Menyebalkan’ terjadi pertengkaran hebat lagi antara ayah dan anak itu hingga Gara berjanji akan membuktikan pada Papa Andra bahwa dia dapat menjadi publik figur yang sukses dan menjadi mandiri dari pekerjaannya tersebut.
“Papa mengizinkan kamu asal kamu kuliah dengan benar dan bertanggung jawab sama pendidikan kamu Gara! Ingat, popularitas sebagai seorang artis tidak selamanya diatas! Meskipun papa mengizinkan kamu jadi artis, papa akan tetap meminta kamu memimpin perusahaan suatu hari nanti!”
“Aku akan mengurus kuliahku semester depan, tolong kasih aku waktu. Saat ini, biarkan aku fokus pada karier ku dulu sampai series ini selesai. Aku janji pa!” Gara sudah sangat malas berdebat dengan sang Papa. Mengalah jauh lebih baik.
“Brinia yang ambil jurusan kedokteran saja sudah mengurus skripsinya dan setelah lulus akan langsung KOAS, kamu? Apa kamu sebagai lelaki tidak malu, Ha? Kamu gak malu dengan orang tua Brinia? Apalagi kamu adalah anak lelaki satu-satunya di keluarga ini, harusnya kamu memberikan contoh yang baik pada adik perempuan kamu Gara!” Tanya Papa Andra membuat Gara langsung terdiam.
Gara tersenyum kecut, lagi-lagi Papa Andra membandingkan dirinya dengan Brinia.
“Seandainya Papa bisa sepemikiran sama Brinia.. menasehati tanpa menggurui atau memerintah layaknya raja pada pelayanannya...” Gumam Gara dalam hati sambil melangkah menuju kamarnya meninggalkan sang Papa yang tengah emosi.
to be continued.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Adinda
sama2 anak sultan ini cerita nya ya 🤭
2022-10-01
1
🌻ᴄʜᴀͣɪͥʀᷤᴜͪɴͣɴɪsᴀ🌻
Briana wajar donk ya cemburu.. ce mana sih yg ga cemburu ketika melihat atau mendengar kabar ttg co nya yg bersama wanita lain walaupun co nya setia 😒😒
2022-08-30
5
🌻ᴄʜᴀͣɪͥʀᷤᴜͪɴͣɴɪsᴀ🌻
semua tampannn yaa.. kak keenan juga tampan loh yg novel sebelah 😍😍😂😂😂
2022-08-30
2