Sebenarnya Papa Andra ingin langsung meluapkan emosinya pada Gara, namun Mama Amelia yang baru saja keluar dari kamar setelah mendengar perdebatan suami dan anaknya itu berusaha keras menenangkan sang suami. Karena jika Gara di keras, maka akan semakin membangkang.
Orang tua mana yang tidak kecewa, Gara mengesampingkan pendidikannya hanya karena sibuk shooting series Menikahi Gadis Menyebalkan yang saat ini sedang tranding dan pemotretan pemotretan produk yang Gara bintangi.
Shooting series itu butuh waktu hampir empat bulan, dan selama empat bulan itu hanya dapat di hitung jari berapa kali Gara datang ke kampus alhasil hampir semua mata kuliah yang Gara ambil mendapatkan nilai D dan E.
Padahal Gara sebenarnya adalah lelaki cerdas, terbukti dengan IQ dan EQ nya diatas rata-rata. Nilai sekolah Gara dari SD hingga SMa selalu bersaing dengan Brinia. Dan awal-awal kuliah, IP Gara diatas 3,5. Namun faktanya saat ini, Gara yang kurang bisa memanajemen waktu dan menyusun skala prioritas yang tepat membuat semuanya jadi keteteran.
Gara lebih memilih meninggalkan kelas di kampus daripada meninggalkan lokasi shooting. Apalagi Melly selalu meyakinkan Gara bahwa dengan ini Gara bisa jadi artis ternama.
Tanpa mau menimpali ucapan Papanya dengan satu kata pun, Gara melanjutkan langkahnya pada anak tangga untuk menuju kamar pribadi miliknya yang berada di lantai dua.
Gara sudah malas mendengar Papanya yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Brinia, kekasihnya sendiri yang merupakan gadis yang rajin dan memang fokus pada pendidikan.
Bagi Gara, wajar jika Brinia dapat menyelesaikan pendidikannya dengan cepat karena menjadi dokter adalah impian Brinia. Sedangkan Gara, jurusan kuliah yang Gara pilih, bukanlah keinginannya. Melainkan keinginan Sang Papa.
Sesampainya di kamar, Gara segera membersihkan diri dan mengganti pakaiannya kemudian merebahkan tubuhnya yang lelah di kasur empuknya dengan kasar. Gara menghela nafasnya berat.
Ternyata bukan hanya Papa Andra yang membandingkan Gara dengan Brinia. Tapi Gara juga membandingkan cara Papa Andra dengan cara Brinia dalam mendukung keinginan dirinya. Papa Andra selalu memerintah dan tidak ingin dibantah sehingga terkesan otoriter. Sedangkan Brinia, selalu mendukung, mengingatkan dan mengarahkan Gara dengan cara yang lembut.
Gara kembali teringat dengan pertanyaan kekasihnya mengenai nilai nilai mata kuliah yang harus segera diperbaiki sebelum Gara mengambil Skripsi.
Brinia menyarankan agar Gara segera menemui dosen walinya untuk konsultasi masalah tersebut dan pembagian waktu Gara dengan jadwal shooting. Brinia juga meminta Gara tegas pada Melly agar Melly tidak seenaknya mengatur waktu kerja Gara yang selalu bentrok dengan jadwal kuliah.
Brinia menyampaikan semua itu tanpa membuat Gara merasa diceramahi atau di gurui. Itulah yang membuat Gara selalu betah ada di samping Brinia.
“Aku yakin kamu bisa menyelesaikan tanggung jawab kamu dengan baik sayang. Buktiin sama orang tua kamu dan orang tua aku, kalau kamu adalah lelaki bertanggung jawab sayang. Pertama, segera selesaikan kuliah kamu dan terus semangat untuk karier kamu. Aku akan selalu berada di samping kamu untuk mendukung kamu. Buktiin sama dunia terutama sama Om Andra, kalau kamu bisa sukses keduanya. Jika sampai kuliah kamu semakin terbengkalai, aku yakin Om Andra akan semakin menentang impian kamu itu bahkan aku khawatir Om Andra mampu menghentikan karier kamu secara sepihak.” Kata Brinia.
Brinia bukan bermaksud menjelekkan calon mertuanya itu. Tapi bagi Brinia dan Gara, keduanya sudah sama-sama tahu bagaimana track record lelaki bernama Andra Sebastian Byantara itu. Apalagi papa dari Gara itu pernah mengancam Gara secara langsung didepan Brinia bahwa sangat mudah bagi Papa Andra menghancurkan karier anaknya jika anaknya terus membangkang.
“Huh! Kebanyakan orang tua bukan memberikan arahan pada anaknya dengan baik sehingga membuat anaknya nyaman. Tapi kebanyakan orang tua memerintah perintah anaknya layaknya atasan pada bawahan tanpa peduli keinginan anaknya yang sebenarnya. Menurut mereka adalah terbaik, belum tentu terbaik juga menurut anaknya kan... Sebenarnya siapa juga yang mau kuliah jurusan Ekonomi coba?.” Ucap Gara sambil menatap langit-langit kamarnya.
Gara berusaha mengingat kalimat demi kalimat yang Brinia katakan mengenai ketulusan cinta orang tua pada anaknya meskipun dengan cara yang berbeda-beda. Hal itu selalu Gara lakukan saat Gara merasa kesal dengan Sang Papa.
“Kalau bukan karena Brinia, mungkin aku udah pergi dari rumah ini dan memutuskan hubungan sama Papa.” Ucap Gara lagi.
“Ah Brinia, beruntungnya aku punya kamu yang selalu support aku…. Aku mencintai kamu Brinia Aletta! Kamu support sytem terbaik!” Gara pun memeluk gulingnya dengan erat sambil membayangkan bahwa yang sedang dia peluk saat ini adalah Brinia.
...**...
Sementara di sebuah kamar di lantai dua juga namun di rumah yang berbeda dengan Gara, Brinia nampak termenung menatap kaca jendela dengan otak yang dipenuhi oleh segala hal.
Kemungkinan Gara akan berpaling dengan Sabrina jika mereka sering menghabiskan waktu bersama di tempat shooting, jika mereka selalu beradegan mesra dan tampil mesra di depan fans dan publik.
Ah... rasanya dada Brinia terasa sesak.
Brinia merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan Sabrina. Mulai dari penampilan dan fashion, mulai dari popularitas, kecantikan dan lekuk tubuh. Apalagi gaya Sabrina di umum, benar-benar terlihat sebagai wanita elegan dan berkelas.
Ah semua yang ada pada di diri Sabrina terlihat begitu sempurna di bandingkan dirinya.
"Please jangan berpikir macam-macam Brinia... ingat, apa yang kamu pikirkan lambat laun akan membuat kamu menjadi pasangan yang curigaan dan itu akan menjadi kenyataan. Percaya sama Gara Brinia... percaya sama Segara. Dia lelaki setia." Gumam Brinia sambil memejamkan matanya.
"Brinia..." Seseorang tiba-tiba mengusap pundak Brinia dengan lembut.
Brinia yang kaget segera membuka matanya dan menengok kesamping dimana orang yang mengusap pundaknya berada.
"Bunda." Brinia tersenyum pada Sekar, wanita yang melahirkannya 22 tahun lalu.
"Bunda kapan masuk kamar aku? kok aku gak denger?" Tanya Brinia. Sekar tersenyum.
"Bunda tadi udah ketuk pintu kamar kamu sayang, tapi kamu sepertinya tidak mendengarnya. Terus Bunda coba buka, ternyata pintunya gak dikunci. Maafkan Bunda yang masuk kamar kamu tanpa izin ya."
"Iya bun.. gak masalah. Kenapa bunda ke kamar aku malam-malam, ayah belum pulang?" Tanya Brinia.
Sekar menggeleng.
"Mungkin ayah kamu lagi menemui anaknya yang disana." Ucap Sekar tersenyum kecut.
Brinia hanya diam. Gadis itu bingung harus bagaimana menanggapi perkataan bundanya.
"Brinia..." Panggil Sekar.
"Iya bun..."
"Boleh bunda minta sesuatu sama kamu?" Tanya Sekar dengan begitu lembut dan tatapan yang begitu teduh.
"Kalau aku bisa, aku akan lakuin apapun buat bunda."
"Bunda minta, berhenti insecure... berhenti overthinking soal Gara nak." Brinia terdiam, jika bundanya berkata seperti itu, berarti bundanya mendengar ucapannya barusan.
"Gara cinta sama kamu sayang."
"Aku percaya jika saat ini Gara cinta sama aku Bun, tapi gak tahu suatu hari nanti kan. Kalau aku insecure wajar Bun, lawan main Gara lebih segala-galanya dari aku." Kata Brinia lirih.
"Benar kata kamu nak, tidak ada yang menjamin hati seseorang, karena dengan mudahnya Tuhan membolak-balikkan hati seorang hamba-nya. Tapi jangan siksa diri kamu dengan pikiran-pikiran yang belum tentu kebenarannya nak. Jalanin aja apapun ketetapan Tuhan."
"Aku hanya sedang mempersiapkan diri aku jika kemungkinan terburuk itu terjadi bunda."
"Brinia.. dengerin bunda...." Sekar menyentuh pundak anaknya dan menatap anaknya dengan teduh. Mata ibu anak itu saling bertemu.
"Orang-orang di luar sana bisa berkata secara fisik atau fashion, Sabrina lebih dari kamu. Karena dia memang artis, tuntutan profesinya seperti itu. Harus up to date terlebih soal fashion. Perawatan dia juga habis-habisan pastinya. Mulai suntik pemutih dari filler hidung, dagu, pipi dll. Gigi di putih-putihin, bulu mata ditanam kayak padi. Belum juga sedot lemak perut, lengan paha dll." Kata Sekar menjeda ucapannya.
"Berbeda dengan kamu... kamu cantiknya alami sayang... kulit kamu putih bersih bawaan dari Ayah kamu. Hidung kamu mancung juga seperti Ayah kamu, bibir, rambut kamu seperti bunda. Postur tubuh kamu juga hampir mirip sama bunda. Kamu cerdas, Kamu baik perhatian, kamu punya kecantikan dari dalam sayang... Jadi bunda mohon jangan bandingkan diri kamu dengan orang lain. Kamu cantik dengan versi kamu, Sabrina cantik juga dengan versinya sendiri."
"Tapi bunda..."
"Jika Gara memilih yang cantik secara fisik, sejak dulu Gara sudah pacaran sama gadis-gadis yang menyukai dirinya. Tapi nyatanya, kamu adalah cinta pertama Gara dan pacar pertama Gara kan?" Brinia mengangguk kemudian tersenyum.
"Maafkan Bunda yang membentuk kamu menjadi pribadi seperti ini, karena saat kamu kecil, bunda sibuk mengejar karier bunda hingga ayah kamu berselingkuh. Bunda gak pernah ada waktu buat kamu, dan bunda sama ayah dulu selalu membandingkan prestasi kamu dengan kakak kamu. Bahkan saat kakak kamu udah meninggal pun dan ayah kamu ketahuan selingkuh dan memiliki anak, bunda terpuruk sendiri hingga melupakan kamu. Maafkan Bunda Brinia." Ucap Sekar dengan penuh rasa bersalah.
Sekar bukan hanya sekali dua kali berkata seperti itu, sudah tidak terhitung lagi berapa banyak kalimat itu keluar dari mulutnya hingga Brinia hafal.
Rasa bersalah terus menghantui Sekar saat melihat putrinya itu merasa insecure sendiri karena saat kecil selalu ia banding-bandingkan dengan sang kakak. Padahal setiap anak memiliki kecerdasan dan potensi masing-masing.
Semua anak istimewa... orang tua tinggal menggali keistimewaan sang anak kemudian mengarahkan dan memberikan support secara totalitas.
"Maafkan Brinia juga bunda... Brinia belum bisa menjadi anak yang membanggakan ayah dan bunda." Brinia memeluk Bunda Sekar dengan penuh sayang.
Yang lalu biarlah berlalu, karena bagi Brinia saat ini, kedua orang tuanya sudah sangat perhatian dan peduli padanya. Dan keluarganya juga sudah baik-baik saja setelah sang Ayah menceraikan selingkuhannya yang dinikahi secara siri. Namun Henry, ayah Brinia tidak lepas tanggungjawab pada anak hasil perselingkuhannya itu.
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
🌻ᴄʜᴀͣɪͥʀᷤᴜͪɴͣɴɪsᴀ🌻
wahhh melly ulet buluuu 🙄🙄🙄🙄
2022-09-07
3
𝖘𝖙𝖗𝖔𝖇𝖊𝖗𝖞banana🍓🍌
𝓬𝓪𝓷𝓽𝓲𝓴 𝓯𝓲𝓼𝓲𝓴 𝓫𝓾𝓴𝓪𝓷 𝓳𝓪𝓶𝓲𝓷𝓪𝓷 𝓑𝓻𝓲... 𝓫𝓵𝓶 𝓽𝓮𝓷𝓽𝓾 𝓱𝓪𝓽𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓳𝓰 𝓫𝓪𝓲𝓴... 𝓽𝓸𝓱 𝓖𝓪𝓻𝓪 𝓳𝓰 𝓽𝓽𝓹 𝓶𝓲𝓵𝓲𝓱 𝓴𝓪𝓶𝓾 𝓼𝓮𝓫𝓪𝓰𝓪𝓲 𝓴𝓮𝓴𝓪𝓼𝓲𝓱𝓷𝔂𝓪... 𝓼𝓮𝓹𝓮𝓻𝓽𝓲 𝓴𝓪𝓽𝓪 𝙿𝚎𝚜𝚞𝚕𝚊𝚙 𝓓𝓪𝓶𝓲𝓪𝓷, 𝓴𝓪𝓻𝓮𝓷𝓪 𝓴𝓪𝓶𝓾 𝓲𝓽𝓾 "𝚂𝙴𝙼𝙿𝚄𝚁𝙽𝙰".. 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓽𝓪 𝓖𝓪𝓻𝓪... 😅😅
2022-08-22
2
Ita Imus
ternyata Brinia punya masa lalu yang berat
2022-07-31
1