Permintaan seorang Ibu

Setelah di bubarkan, Gara pun bersiap membereskan barang-barangnya dengan dibantu Melly, managernya. Rasanya Gara ingin segera pulang dan menemui seseorang yang terus mengganggu pikirannya sejak tadi. Seseorang yang ternyata tidak datang di acara pentingnya ini.

“Gara, aku boleh pulang bareng kamu enggak?” Tanya Sabrina yang tiba-tiba sudah berada di samping Gara lagi.

“Memang supir elu kemana?” Tanya Gara.

“Supir aku tadi cuma nge-drop aku doang karena mau menjemput mama aku di bandara.” Jawab Sabrina degan lembut.

Gara terdiam. Dalam hatinya, Gara jelas menolak untuk mengantarkan Sabrina, namun Gara berusaha mencari alasan yang baik pada lawan mainnya itu.

“Gimana Ga? Boleh ya?” Tanya Sabrina lagi dengan penuh harap.

“Anterin aja Ga, kan satu arah juga… nanti gue akan bikin story yang memancing jiwa kepo para netizen deh…. Gue yakin setelah elu mengantarkan Sabrina pulang, netizen akan semakin heboh di media sosial dan menduga kalian cinta lokasi.” Sambung Melly yang sangat berharap Gara dan Sabrina jadian sungguhan karena itu akan membuat fans Gara-Sabrina makin heboh dan popularitas keduanya semakin melejit.

Tidak, Gara tidak ingin menjalin kedekatan dengan lawan jenis melebihi batas. Jika memang harus mengantarkan teman perempuannya, setidaknya Gara harus dengan sepengetahuan kekasihnya. Itulah prinsip Gara karena tidak ingin terjadi kesalahpahaman kedepannya nanti.

Gara menghela nafasnya kasar mendengar ucapan Melly, sungguh Melly sangat menguji kesabaran Gara. Oke, Melly dalam pekerjaan memang oke dan totalitas tapi menurut Gara, Melly terkadang terlalu memaksa kehendaknya hingga berusaha mengatur kehidupan pribadi Gara yang sebenarnya bukan ranahnya.

“Sorry.. gue gak bisa. Gue harus cepet balik ke rumah. Lagian gue gak mau main Gimik demi menaikkan popularitas. Cukup prestasi yang ingin gue tunjukkan. Gue gak suka tebar sensasi.” Jawab Gara meraih tasnya.

“Elu kenapa buru-buru sih Ga? Kayak suami yang ditunggu istrinya di rumah tau gak!” Omel Melly.

Manager Gara ini memang cukup bawel dan selalu ingin semuanya berjalan sempurna. Tidak jarang Gara juga merasa jengah dengan segala aturan yang managernya itu buat, namun mau bagaimana lagi semua demi impiannya dan membuktikan pada papanya.

“Gue capek dan sedang gak enak badan, gue juga ada janji sama adek gue!” Jawab Gara singkat yang sebenarnya hanyalah alibi semata. Gara memang menutup rapat hubungan asmaranya termasuk dengan managernya sendiri.

“Gara, kamu sakit?” Tanya Sabrina dengan raut wajah cemas. Sabrina yang hendak memeriksa kening Gara itu pun urung dilakukan melihat Gara yang langsung mundur dan menjaga jarak pada lawan mainnya itu.

“Sabrina, untuk kesekian kali gue ingetin sama elu ya… kedekatan kita hanya terjadi di depan kamera. Hanya di depan kamera, catat itu baik-baik. Bersikap professional-lah karena gue gak pernah suka orang asing menyentuh bagian tubuh gue manapun tanpa seizin.” Ucap Gara dengan tegas yang langsung pergi begitu saja meninggalkan ruangan make up.

Setiap Brinia tidak ada kabar seperti ini, pasti Gara sulit mengontrol emosinya.

Sabrina diam membisu menatap kepergian Gara dengan nanar.

“Sabrina, elu sabar ya,,, sepertinya Gara sedang ada masalah dan dia sedang terbawa emosi.” Kata Melly mengusap punggung artis cantik itu dengan iba.

Tidak sekali dua kali Melly melihat Gara bersikap seperti itu pada Sabrina. Dan Melly tahu bahwa Sabrina sepertinya mulai menyukai Gara. Mungkin terbawa perasaan karena karakter Gara di series yang mereka bintangi itu dingin dan lama-kelamaan jadi bucin.

“Terima kasih mba Melly.” Ucap Sabrina kembali tersenyum lembut.

...**...

Segara Byantara, lelaki 22 tahun yang saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa fakultas Ekonomi Bisnis di Universitas Harapan Bangsa itu tidak langsung pulang ke rumah melainkan langsung ke rumah tetangga sebelah rumahnya. Rumah mewah yang berada tepat di samping rumah mewah kedua orang tua Segara.

Artis pendatang baru yang namanya langsung melejit dan banyak di kagumi kaum hawa karena ketampanannya itu pun memasuki rumah tetangganya seperti rumahnya sendiri. Maklum sedari kecil Gara sudah terbiasa keluar masuk rumah tersebut. Bahkan Gara juga sudah dianggap seperti anak sendiri oleh pemilik rumah itu.

“Malam Tante…” Sapa Gara pada nyonya pemilik rumah.

“Eh Gara, bukannya kamu ada acara ya… kok jam segini udah disini aja?” Tanya wanita paruh baya yang sedang menonton sinetron itu dengan ramah.

“Hehehe.. iya tante… acaranya udah selesai kok tante. Tante tumben udah di rumah jam segini?"

"Iya, mulai bulan ini... tiap hari Kamis Jumat dan Sabtu, Tante cuma praktek di rumah sakit aja sampe sore. Berbeda sama om kamu yang selalu pulang malam." Sekar tersenyum kecut. Gara hanya mengangguk mengerti.

"Kamu mau ketemu Brinia ya Ga?" Tanya Sekar.

"Iya Tante, aku mau ketemu Brinia.” Jawab Gara sambil nyengir kuda.

“Brinia sepertinya ada di taman belakang sejak tadi… kayaknya dia sedang galau karena kekasihnya yang tampan itu mengaku jomblo dan banyak digilai wanita.” Ucap wanita bernama Sekar sambil terkekeh karena beberapa menit lalu melihat cuplikan video Gara saat Meet and Greet tadi sudah tersebar di sosial media.

“Maaf tante bukan maksud aku…”

“Tante mengerti Gara..” potong tante Sekar.

Gara merasa tidak enak dengan ibu dari kekasih hatinya itu karena tidak mengakui Brinia di depan publik. Sungguh, bukan keinginan Gara seperti ini.

“Tante sama Om, juga Mama dan papa kamu sudah sepakat untuk tidak ikut campur hubungan kalian meksipun kami para orang tua berharap kalian segera menikah. Kalian sudah dewasa dan sudah bisa memilah milah mana yang baik dan enggak untuk kalian. Toh sebelumnya Brinia sudah setuju untuk menyembunyikan status kalian demi karier kamu kan?” Gara pun mengangguk dengan rasa bersalah yang sangat besar.

“Iya, tante benar. Brinia sudah banyak mendukung aku selama ini.” Jawab Gara.

Meskipun berkata tidak ikut campur dengan hubungan anaknya, namun tetap saja ada rasa tidak nyaman di hati Sekar ketika putrinya tidak di akui oleh Gara di depan publik.

"Gara..." Panggil Sekar saat Gara hendak berpamitan menyusul Brinia.

"Iya Tante..."

“Sebelumnya Tante mau minta maaf Gara, Tante hanya ingin mengingatkan kamu satu hal, bukan maksud tante ikut campur ya… " Sekar nampak ragu.

"Kenapa Tante? Tante bicara saja tidak perlu sungkan."

"Gara, tante hanya ingin melihat kalian terus bersama, saling mendukung, melengkapi dan membahagiakan. Karena hanya kamu yang bisa membuat Brinia bahagia dan merasa nyaman Gara. Tante dan Om berharap banyak sama kamu Gara. Karena sebagai orang tua Brinia, Tante dan Om sudah banyak mengecewakan dia.” Sekar berkata dengan sendu.

Gara tersenyum kemudian mengangguk mengerti dan paham bahwa Tante Sekar juga Om Henry selalu merasa bersalah atas masa kecil Brinia yang kurang perhatian dan kasih sayang.

Sekar menghela nafasnya,

“Semandiri-mandirinya wanita… sekuat kuatnya wanita dan secuek-cueknya wanita, dia memiliki rasa cemburu yang sangat besar meskipun bibirnya terus berucap tidak masalah atau tidak apa-apa. Jadi, selama status kalian masih disembunyikan dari awak media.. tante berharap kamu bisa mengimbanginya dengan terus meyakinkan Brinia kalau kamu memang sungguh-sungguh sama anak tante itu Gara... Tante mohon, jangan buat Brinia kecewa atau ragu sedikit pun sama kamu yang nantinya akan membuat Brinia berpikir macam-macam tentang perasaan kamu padanya yang sebenarnya.” Nasihat Tante Sekar membuat Gara tersenyum.

“Terima kasih tante, dan itulah tujuan aku langsung kesini. Aku ingin terus membuat Brinia percaya akan seberapa besar cinta aku buat dia dan seberapa berartinya dia untuk aku, aku tidak akan kecewakan Tante dan Om.” Kata Gara dengan kesungguhan.

Sekar pun tersenyum lembut. Wanita yang dulunya arogan itu kini benar-benar sudah sangat berubah.

"Brinia adalah nafas aku Tante dan dia adalah kebahagiaan aku... Dari sejak bayi aku udah jatuh cinta sama anak Tante." Sekar pun tertawa, sejak bayi? Ya ampun... saat bayi aja Gara masih disuapi kok sekarang bilang sejak bayi udah cinta sama Brinia.

“Dasar kalian, anak muda yang bucin akut! Udah sana buruan temui pacar kamu. Nanti kalau dia semakin overthinking, berabe!” Gara pun dengan cepat langsung menuju ke taman belakang dimana ada sebuah kolom renang cukup besar disana. Sedangkan Tante Sekar tersenyum menatap punggung calon menantunya itu yang semakin menjauh.

to be continued

Terpopuler

Comments

acih aja

acih aja

marathon baca nya

2023-05-07

0

🧚‍♂️🧚‍♂️bee03💕

🧚‍♂️🧚‍♂️bee03💕

gara = bhumi sabrina = gheva...... semangat thor

2022-08-28

1

𝖘𝖙𝖗𝖔𝖇𝖊𝖗𝖞banana🍓🍌

𝖘𝖙𝖗𝖔𝖇𝖊𝖗𝖞banana🍓🍌

itulah resiko jd pacar artis.. harus siap konsekuensinya ya Bro, salah satunya ya ini, ga dianggep pacar... 😊

2022-08-20

2

lihat semua
Episodes
1 Artis Pendatang Baru
2 Permintaan seorang Ibu
3 Saling Meyakinkan
4 Dibandingkan
5 Support Sistem Terbaik
6 Pamit ke Jogja
7 Astaga
8 Canggung
9 Semoga saja
10 Doubel Bed
11 Sahabat gak ada Akhlaq
12 Maagh Kambuh
13 Gagal Menghindar
14 Rencana
15 Matilah Kalian
16 Will You Marry Me?
17 Di Terima
18 Beruntung
19 Romantis Versi Sendiri
20 Kejutan
21 Pikiran Kemana-mana
22 Awkward
23 Rasa Asing
24 Belajar Bersama
25 Bogem Mentah
26 Pulang Lebih Dulu
27 Tiba di Jakarta
28 Keraguan Brinia
29 Tanda Tangan
30 15 Kali Lipat
31 Di Persimpangan
32 Pengen di Peluk
33 Mencari Solusi
34 Takut Cilok
35 Tidak ada yang Sempurna
36 Rapat Orang Tua
37 Bertemu Yurdha
38 Pengakuan Yurdha
39 Gara dan Yurdha
40 Bukti Kesungguhan
41 Menemui Brinia
42 Menurunkan Ego
43 Tatapan yang Berbeda
44 ACC
45 Menolak
46 Bobok sama Kamu
47 Merasa Kecewa
48 Kepergok
49 Tanda Kissmark
50 Latar Belakang
51 Perut Brinia Membesar
52 Tidak Membiarkan
53 Burung Gara
54 Hadiah Pernikahan
55 Tidur bersama Bunda
56 Tidak Terduga
57 Kesepakatan
58 Kejadian di Restoran
59 Menyangkut Brinia
60 Menjenguk Mikha
61 Permintaan Melly
62 Memilih Undangan
63 Dua Pilihan
64 Cheers!
65 Tamparan
66 Jangan Sampai Tahu
67 Cemas
68 Persahabatan yang Manis
69 Saran Juna
70 Nama anak Anjing
71 Rencana Bercerai
72 Apa Bukan Anak Kandung?
73 Johan Pusing
74 Gara Ambil Sikap
75 Demi Brinia
76 Ceritakan
77 Psikosomatis
78 Memajukan
79 Apakah Nama Yang Lain?
80 Gugup
81 Rileks!
82 Atmosfer Cinta
83 Siang Pertama
84 Versi Terbaik
85 Susah ini...
86 Terjepit tapi Nikmat
87 Seminggu
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Artis Pendatang Baru
2
Permintaan seorang Ibu
3
Saling Meyakinkan
4
Dibandingkan
5
Support Sistem Terbaik
6
Pamit ke Jogja
7
Astaga
8
Canggung
9
Semoga saja
10
Doubel Bed
11
Sahabat gak ada Akhlaq
12
Maagh Kambuh
13
Gagal Menghindar
14
Rencana
15
Matilah Kalian
16
Will You Marry Me?
17
Di Terima
18
Beruntung
19
Romantis Versi Sendiri
20
Kejutan
21
Pikiran Kemana-mana
22
Awkward
23
Rasa Asing
24
Belajar Bersama
25
Bogem Mentah
26
Pulang Lebih Dulu
27
Tiba di Jakarta
28
Keraguan Brinia
29
Tanda Tangan
30
15 Kali Lipat
31
Di Persimpangan
32
Pengen di Peluk
33
Mencari Solusi
34
Takut Cilok
35
Tidak ada yang Sempurna
36
Rapat Orang Tua
37
Bertemu Yurdha
38
Pengakuan Yurdha
39
Gara dan Yurdha
40
Bukti Kesungguhan
41
Menemui Brinia
42
Menurunkan Ego
43
Tatapan yang Berbeda
44
ACC
45
Menolak
46
Bobok sama Kamu
47
Merasa Kecewa
48
Kepergok
49
Tanda Kissmark
50
Latar Belakang
51
Perut Brinia Membesar
52
Tidak Membiarkan
53
Burung Gara
54
Hadiah Pernikahan
55
Tidur bersama Bunda
56
Tidak Terduga
57
Kesepakatan
58
Kejadian di Restoran
59
Menyangkut Brinia
60
Menjenguk Mikha
61
Permintaan Melly
62
Memilih Undangan
63
Dua Pilihan
64
Cheers!
65
Tamparan
66
Jangan Sampai Tahu
67
Cemas
68
Persahabatan yang Manis
69
Saran Juna
70
Nama anak Anjing
71
Rencana Bercerai
72
Apa Bukan Anak Kandung?
73
Johan Pusing
74
Gara Ambil Sikap
75
Demi Brinia
76
Ceritakan
77
Psikosomatis
78
Memajukan
79
Apakah Nama Yang Lain?
80
Gugup
81
Rileks!
82
Atmosfer Cinta
83
Siang Pertama
84
Versi Terbaik
85
Susah ini...
86
Terjepit tapi Nikmat
87
Seminggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!