Senyum Gara mengembang melihat seorang gadis tengah duduk di pinggir kolam renang dengan kaki yang sedang masuk air kolam lalu digerakkan dengan berirama.
Gadis itu menatap langit yang nampak cerah karena sinar dari bulan dan dihiasi ribuan bintang-bintang nan indah. Gadis cantik yang kini menempuh kuliah jurusan kedokteran itu pun bersenandung dengan lirih sambil menikmati kesendiriannya.
Baru melihat gadis itu dari belakang saja, hati Gara merasa sudah jauh lebih baik... Ucapan Gara yang menyebutkan bahwa Brinia adalah sumber kebahagiaannya bukanlah omong kosong belaka karena itulah yang Gara rasakan saat ini.
Setelah cukup puas mendengar suara merdu sang pujaan hati yang menyanyikan lagu Ruang Sendiri dari penyanyi bernama Tulus, Gara pun berjalan mendekat ke arah Brinia dengan perlahan agar gadis cantik 22 tahun itu tidak mengetahui kedatangan dirinya. Dan…
“BA!”
Gara mengejutkan Brinia dari belakang membuat calon dokter itu terperanjat dan hampir tercebur ke kolam renang jika Gara tidak memegangi kedua pundak Brinia.
“Astaga… Garaaaaa!! Ih ngeselin!” Teriak Brinia sambil mengusap dadanya untuk mengurangi rasa keterkejutannya akibat ulah sang kekasih.
Gara hanya tertawa melihat wajah cantik Brinia kini sudah cemberut kesal. Ah rasanya Gara ingin terus memuja sang kekasih yang selalu terlihat cantik dengan ekspresi apapun.
“Kamu kenapa sih tiba-tiba datang dan ngagetin aku Gara Segara?” Tanya Brinia masih dengan wajah kesalnya.
"Kangen kamu sekalian mau bikin kejutan buat kamu." Jawab Gara sambil menaikkan bagian bawah celana hingga dibawah lutut.
"Oh ya? anda berhasil mengejutkan saya hingga saya mau tercebur ke kolam." Jawab Brinia.
"Baru mau kan? belum tercebur beneran." Jawab Gara sambil terkekeh geli saat sang kekasih melotot padanya.
Gara pun ikut duduk di samping kekasihnya itu dan ikut memasukkan kedua kakinya ke dalam air kolam yang dingin kemudian menatap wajah cantik Brinia yang semakin mempesona karena pantulan dari sinar bulan.
"Kamu cantik." Puji Gara.
"Udah dari lahir... bagaimana tadi acara kamu? sukses?" Tanya Brinia tanpa menatap ke sang kekasih.
"HM... kenapa kamu gak jawab pesan-pesan aku?" Tanya Gara yang justru balik nanya pada Brinia.
"Ponsel aku low bat Ga, jadi aku charger di kamar. Aku belum sempet buka ponsel dari tadi." Jawab Brinia bohong dan sepertinya Gara paham akan hal itu.
Gara teringat ucapan Tante Sekar barusan...
“Maafkan aku Brinia.” Satu kalimat yang keluar dari mulut Gara penuh dengan rasa bersalah.
Gara menatap Brinia dengan sendu disertai helaan nafas berat. Brinia pun tersenyum kemudian bertanya pada Gara,
“Maaf buat apa sih Gara Segara?” Brinia membalas tatapan kekasihnya itu dengan penuh ketenangan.
“Maafkan aku yang belum bisa berkata jujur pada publik mengenai hubungan kita. Maafkan aku yang menggiring opini publik hingga mereka mejodoh-jodohkan aku dengan Sabrina.” Gara meraih tangan Brinia untuk di genggam.
“Kenapa masih membahas hal itu lagi sih Segara sayang, aku gak masalah. Aku mengerti posisi kamu kok. Aku bangga sama kamu, aku bahagia melihat kesuksesan the series kamu itu.” Masih dengan senyum yang meneduhkan, Brinia membalas genggaman tangan Gara dan mengusap punggung tangan Gara dengan lembut agar kekasihnya yang tampan itu tidak larut dengan rasa bersalah.
"Tapi..."
"Zttt.. jangan di bahas lagi ya... sayang waktunya. Kita berdua udah sama-sama sibuk, eh sekalinya ketemu yang dibahas itu itu mulu..." Brinia memberikan kode pada Gara dengan telunjuknya agar berhenti membahas hal itu.
Gara pun mengangguk sembari tersenyum.
“Terima kasih sudah selalu mengerti dan mensupport segala keputusan aku Brinia, aku bersyukur banget punya kamu yang bahkan rela mengesampingkan egonya dan perasaannya demi aku, Maafkan aku, aku sayang dan cinta banget sama kamu Brinia… sangat mencintai kamu, kalau kamu baca komentar dan tanggapan orang-orang di luar sana...please jangan berpikir macam-macam ya....” Ujar Gara dengan sorot mata yang saling bertautan dengan Brinia.
Gara berkata seperti itu bukan tanpa alasan, semenjak Brinia kecil, Brinia kurang perhatian dan karena masalah keluarga Brinia menjadi pribadi yang sering insecure dan overthinking. Gara memahami semua itu.
"Aku cinta sama kamu sayang..." Kata Gara lagi berusaha meyakinkan.
“Aku melakukan itu semua karena aku juga sangat mencintai kamu Gara..” Brinia kembali tersenyum, tapi Gara menangkap ada sesuatu yang mengganjal di hati kekasihnya itu. Terlalu ketara dari cara senyum Brinia dan sorot mata Brinia.
“Maafkan aku udah buat kamu cemburu karena tranding di media sosial kebanyakan tentang aku dan Sabrina. Brinia, percayalah... aku hanya mencintai kamu Brinia,,, di belakang kamera aku benar-benar menjaga jarak dengan para wanita termasuk Melly. Apalagi Sabrina, aku jaga jarak sama mereka semua di lokasi shooting, aku gak peduli dianggap sombong. Yang penting saat pengambilan gambar, aku profesional. Please percaya sama aku ya...” Jujur Gara membuat Brinia tertawa.
Sesuatu yang mengganjal di hati Brinia mendadak hilang gara-gara ekspresi Gara yang kelewat serius dan penuh harap agar Brinia tidak mengurangi sedikitpun kadar kepercayaannya.
“Heii tuan Segara… aku tuh gak akan cemburu sama lawan main kamu itu ya, karena aku tahu semuanya hanya acting! Dan aku percaya dengan cinta kamu. Aku gak mau berpikiran negatif karena aku takut pikiran itu justru akan membuat aku semakin curigaan sama kamu. Lagian aku gak mau jadi pacar posesif yang akan mengganggu kerjaan kamu.” Jelas Brinia dengan mode jenakanya agar Gara tidak membahas soal ini lebih jauh lagi.
Karena jujur, sebenarnya Brinia sangat cemburu dengan Sabrina. Apalagi secara fisik, Brinia merasa bahwa Sabrina lebih cantik dan sempurna dari dirinya. Tinggi badan Sabrina aja seperti para model. Sedangkan dirinya? tinggi badan standar wanita Indonesia.
Belum lagi saat membaca komentar-komentar netizen yang mendokan Gara dan Sabrina supaya menjadi pasangan di dunia nyata. Hati Brinia terasa sangat nyeri. Namun Brinia berusaha bersikap bijak dan tidak ingin reaktif, toh Gara memang menunjukkan sikap profesionalnya sebagai artis. Dan Segara Byantara-nya yang sekarang masih sama dengan Segara Byantara-nya yang dulu. Perhatian dan penyayang padanya.
"Syukurlah, aku bahagia mendengarnya... kamu janji ya, kalau ada apa-apa yang tidak kamu sukai.. ngomong langsung aja sama aku, jangan kamu pendam sendiri, karena aku gak selamanya paham apa yang kamu mau dan inginkan Brinia sayang." Kata Gara.
"Siap bos gantengku!"
“Oh ya, kamu kenapa tadi gak datang di acara aku? padahal aku udah kasih kamu tiket VIP buat duduk di depan loh sayang.” Ucap Gara mengingat sesuatu.
“Kamu kasih aku tiket VIP, terus kalau ada yang tanya tentang hubungan aku sama kamu hingga aku sampai dapat tiket itu spesial dari kamu… aku bakal jawab apa?” Tanya Brinia membuat Gara terdiam dengan raut wajah sedih karena Gara memang ingin Brinia selalu hadir di acara pentingnya namun benar kata Brinia, pasti akan ada yang curiga mengenai hubungan mereka, terutama Melly yang sudah beberapa kali bertemu Brinia.
“Kamu kan bisa jawab saudara sepupu aku atau apalah… biasanya kamu paling pinter cari alasan. Aku tuh pengen banget kamu datang di setiap momen penting dalam hidup aku Brinia.” Kata Gara lirih dengan raut wajah sedih. Brinia merasa bersalah.
“Segara sayang, terkadang raga aku memang tidak selalu ada di dekat kamu, tapi percayalah, seluruh hati aku selalu menemani kamu." Hati Gara mendadak berbunga mendengar kalimat yang keluar dari bibir Brinia.. ah benarkah seperti itu?
"Tapi tetap saja, aku kecewa.. aku tadi nungguin kamu Brinia."
"Maaf... karena aku tadi gak bisa hadir. Aku tadi harus mengurusi skripsi aku, tadi nunggu dokter Ilham buat bimbingan lama banget.” Ujar Brinia berbohong karena nyatanya tadi Brinia datang ke The Amarilis Mall untuk melihat titik awal kesuksesan Gara.
Brinia hanya melihat Gara dari lantai dua Mall, jarak yang cukup jauh. Namun Brinia tersenyum bangga akan pencapaian kekasihnya itu dan Brinia memang tidak ingin mendekat takut perasaannya cemburu akan terpupuk dan menjadikan dirinya kekasih yang egois.
“Semoga skripsi kamu lancar ya calon bu dokter kesayangan aku terus lanjut KOAS dan jadi dokter tercantik di hati aku!” Kata Gara mengusap kepala Brinia dengan lembut.
“Sayang, lalu bagaimana dengan kuliah kamu? Kapan kamu mulai memperbaiki nilai kamu di semester lalu?” Tanya Brinia membuat Gara terdiam seketika.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
acih aja
jujurlah bri...gak usah nutupin
2023-05-07
0
🌻ᴄʜᴀͣɪͥʀᷤᴜͪɴͣɴɪsᴀ🌻
kak dhia please jan ada Valakor diantara mereka yaaa 🙄🙄😂
2022-08-30
2
🧚♂️🧚♂️bee03💕
semoga para ulet keket yang akan ganggu mereka nggak terlalu ekstrem 😁😁😁😄😄😄
2022-08-28
1