part 04

"Del.. del.. adel... delima.... ya ampun ni anak gak dengar apa, orang manggil-manggil dari tadi malahan asik sendiri." Gerutu dea yang gak dihiraukan oleh delima.

"del... lo dengerin gue gak sih,, dari tadi loh gue maanggil, gue serasa gomong sama banyangan tau." Keluh dea.

"Apaan sih dea,,,, gue langi fokus kerja nih huuff..." Delima berucap dengan helaan nafasnya.

"Iihh... gue mau gasih tau aja kalau temanya pak derel datang kesini tadi,," ucap dea dengan antusiasnya.

"Trus apa hubungannya sama gue,, gak ada kan,, yaudah apa peduli gue..." Delima berucap acuh tak acuh.

"Ya elah del.. del... lo itu ya gak pernah berubah, masih aja sabodoh sama cowok." dea memutar matanya dengan malas.

"Dea dari pada lo membicarakan hal yang gak penting,, mending lo kerjakan tugas yang menumpuk di meja lo itu."

Dea pun menurut apa yang di katakan delima, karna benar yang di katakan delima, kalau dia tidak menyelesaikan pekerjaannya di pastikan dia akan keteteran jadinya.

Mereka asik dengan pekerjaannya, dea sedikit meregangkan otot-ototnya yang pengal. Tak sengaja dea melihat orang yang baru ia ceritakan ke delima tadi. seketika matanya melebar dan ia langsung terpesona dengan apa yang dia lihat.

"Wah benarnya,,, tuhan memang sangat luar biasa menciptakan dua makhluk yang sesempurna ini..." dea terus saja memperhatikan dua orang tersebut dengan senyuman merekah.

"De.... dea... lo kenapa sih,,," tanya delima.

" Lo lihat gak delima, ya ampun ganteng-ganteng banget." Dea bicara tapi terus saja memperhatikan dua orang tersebut.

Delima hanya bisa geleng-geleng kepala, sambil natap dea.

"Del bisa gaknya salah satu dari mereka jadi pacar gue." Masih saja fokus ke dua orang tadi, sambil senyum-senyum gak jelas.

"Gue junga berfikir kanyak gitu dea, andai gue jadi pacar derel, andai gue yang di cintai derel, dan andai gue jadi pendamping derel. bahkan terlalu banyak kata andai di dalam fikiran gue, tapi andai itu memanglah tak terwujud." monolong delima.

Delima pun tersadar dari fikirannya, langsung menghalau apa yang ia pikirkan dan berucap.

"Gak mungkin lah dea,, kita ini cuma karnyawan biasa yang di ibaratkan, mereka itu bangaikan kayu yang di ukir dengan indahnya..... Sedangkan kita cuma serbukan kayu yang terbuang,,,, sangat lah jauh dea,," ucap delima panjang kali lebar.

"Benar junga sih delima,,, tapi kalau jodoh gak ada yang taukan??" kekeh dengan apa yang ia khayalkan.

"Bener sih dea,, tapi itu 1 berbanding 1000, ya itu jatuhnya gak mungkin."

"Tapinya delima,,, seandainya salah satu dari mereka adalah jodoh lo... Apa lo nolak delima,,,, kalau gue sih ogah,, gue akan terima dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka...." ucap dea

"Itukan kalau dan seandainya, kan gak pasti... Statusnya itu masih di awang-awang,,, mending gak usah di banyangkan nanti jatuhnya itu sakit dea..." ucap delima.

Padahal delima udah menghanyal kalau dia sama derel, malah sudah menjadi fantasi yang sangat indah. Jika dea tau maka dia akan membalikkan apa yang di ucakan delima tadi sama dia. Untung aja dea tidak mengetahuinya.

Sebenarnya delima berkata seperti itu kepada dea hanya untuk menenangkan hatinya saja, dan menyakinkan hatinya kalau itu cuma khanyalannya saja. Delima melakukan itu untuk bangun dan tersadar dari mimpi yang gak akan tercapai dalam hidupnya.

Mungkin itu adalah cara supanya delima terus terjanga dengan khanyalan yang tak berujung dan bertepi.

"Udah lah dari pada mikirin yang gak jelas, mending lanjutin kerjaan yang udah menumpuk. Kayak tumpukan gunung kertas yang gak akan selesai-selesai, kalau tidak kita kerjakan." Ucap delima.

"Ya elah delima gini amat sih kita kerja, mentang-mentang kita cuma karyawan biasa, dan tamatan SMA di tindas kanyak gini amat sih." Gerutu dea

"Terima aja lah dea, jangan mengeruti kayak gitu."

"Iya iya delima,, assaiap laksanakan..."

"Oh iya hampir aja gue lupa ka..."

"Apa antuh.." Sela delima

"Ishh... delima... lo kebiasaanya motong pembicaraan gue..."

"Ma'af deh dea.." Sambil menyatukan tangannya dan mengedip-gedipkan matanya.

"lo emang bisanya buat gue gak marah huff.."

"Yaudah lo lanjutin deh ucapan lo, gue janji gak akan potong omongan lo langi deh,"

"lo yakin kan..." ragu dea

"Iya beneran,, cepetan deh,, nanti gue berubah fikiran lagi..." delima menyakinkan dea.

"Ya udah gini, klara sama dista gajakin ketemuan.." dea menjeda ucapannya dan melanjutkannya kembali. "Kata mereka lo gak bisa di hubungin, makanya gue di suruh mereka untuk sampaikan ke elo."

"Ya udah makasih udah kasi tau dea," jawab delima.

"Udah gitu aja, gak ada yang lain gitu yang mau lo katain," dea pun terheran dengan jawaban delima.

"Gak gitu junga kali dea, ya udah ma'af deh dea gue akhir-akhir ini sibuk dan gak sempat aktif di gc dan lo tau sendirikan, bahkan gue aja jarang bukak hp gue." delima menjeda ucapannya dan berucap lagi.

"Lo tau kan setelah gue pulang kerja gue langsung aja pulang, dan langsung cari pulau kapuk ternyaman gue dan gua langsung tepar."

"Ya udah, lo itu minta ma'afnya sama mereka bukan sama gue."

" Nanti gue hubungin mereka deh, sekalian minta ma'af dan nanya ada apa gerangan mereka gehubungin gue." Ucap delima.

"Yaudah gue lanjut kerja dulu, makin tebal bulu mata gue lihat tumpukan gunung kertas di atas meja kerja gue.. huuff...." delima berkata dengan helaan nafasnya.

Dea Resti Wulandari, cantik, sederhana sama dengan delima, usil, tidak pandang bulu bawel dan pintar tapi tidak sepintar delima. Dia salah satu sahabat delima yang selalu menemani delima, baik suka maupun duka. dia siap jadi garda terdepan di saat teman-remanya di sakiti.

Bahkan dia hampir memiliki nasip yang sama dengan delima, bekerja untuk membantu orang tuanya.

Ayahnya seorang petani, ibunya bekerja nyuci pakaian dari rumah ke rumah lainnya. Ia mempunyai adik perempuan yang bernama Farah Wulandari yang saat ini masih menginjak bangku SMP kelas 3.

Dea bertemu dengan delima waktu SMP kelas 2, waktu itu dea pindahan dari desa. Karna dia mendapatkan beasiswa, sampai mereka sama-sama masuk ke sekolah menengah tingkat akhir dengan beasiswa.ya dea dan delima adalah murit berprestasi tapi karena keadaan yang tidak memungkinkan, makanya mereka memilih tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggih lagi.

klara dan dista mereka di pertemuka dengan delima dan dea, di sekolah menengah tingkat akhir. Mereka satu lokal waktu kelas satu dan terbentuk sebuah ikatan yang dinamakan persahabatan sampai saan ini.

Mereka tak akan bisa di adu domba, karna mereka memiliki kepercanyaan terhadap masing-masing. bahkan mereka memahami satu sama lain tanpa harus memberi tahu.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari

Liat dulu dia lagi ngapain jangan langsung teriak - teriak aja

2023-11-24

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Ahmar Mahruk

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Ahmar Mahruk

byngn gk th skalan aja kyk ngmong sma tmbok

2023-11-17

1

@Yayang Risa Couple Happy

@Yayang Risa Couple Happy

Dea kamu jahil banget ganggu Delima yang fokus sedang kerja

2023-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!