Bram masih saja memandang gadis yang ia tabrak tadi, karna gadis itu masih saja mengerutu sambil mengumpulkan berkas-berkas yang tercecer di lantai.
Bram Dewa Kusuma ia adalah sahabat, sekaligus asisten pribadi derel. Ia junga mempunyai dua sahabat lainnya yang mempunyai karakter yang berbeda-beda.
Bram bekerja dengan derel karna kesepakatan dengan keluarganya, karna bram di anggab belum mampu untuk menjalankan perusahaan keluargannya. makanya keluarganya menyuruh bram belajar dangan derel.
Bahkan derel pun ikut terkejut, atas apa yang di katakan oleh keluarganya bram, karna derel sangat lah tau bram mempunyai kemampuan yang luar biasa.
Tampa itu semua sebenarnya bram sangat lah mampu untuk memimpin perusahaan keluarganya, karna ia tidak menonjolkan kelebihan dan kemampuan yang ia miliki kepada orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Bahkan dia secara diam-diam sudah membangun perusahaan sendiri, dan bahkan tidak ada yang tau itu semua, kecuali para sahabatnya.
Bram mengubah senyumnya menjadi biasa, dan mengulurkan tanganya, "ma'af saya tidak sengaja." dengan suara tegas.
gadis itu pun melihat ketangan dan menegadah, untuk mengetahui siapa orang yang telah menabraknya tadi.
Seketika wajahnya menjadi tegang dan bibirnya tampak pucat, " ya ampun adel... adel.... masalah apa lagi sih ini, tak cukup apa kesialan di hari ini." Monolog delima, ya dia delima, gadis yang ditabrak oleh bram.
"Ma'af nona anda tidak apa-apa?" sambung derel, karna gadis yang berjongkok di depannya ini tidak bergerak.
"Eh i..iya pak, s..saya gak apa-apa kok.... kalau bapak gimana?" dengan gerakan agak kaku, sambil berdiri memegang berkas yang berceceran tadi dan berucap agak gugup.
"Maksudnya gimana apa ya," sambil menaikkan alisnya.
"Maksudnya bapak gak apa-apakan," berucap sambil menundukkan wajahnya.
"Humm.. saya gak apa-apa, syukurlah kamu gak apa-apa saya pergi dulu." Bram pun berjalan, meninggalkan delima yang masih menunduk, dengan senyum yang sangat tipis.
"Huff.... syukurlah gue masih selamat hari ini, besok-besok gue harus berhati-hati lagi." monolog delima.
Di tempat lain, derel yang sibuk dengan leptopnya.
"kriik..." Bunyi pintu terbuka.
"Hai derel.... apa kabar bro. Gue kira lo udah pergi ke planet pluto, ternyata lo malah yangkut di tumpukan kertas yang udah menggunung kayak gini, huuff... hari-hari lo sangat membosan kan bro.." ucap reyhan dengan gaya dan mimik yang di dramatiskan.
"Ya ampun reyhan lo ya, gak habis tu nafas, bicara lo panjang amat kayak kabel." dengan menggelengkan kepalanya.
"Denis lo ya.. gu..." sebelum reyhan menyelesaikan ucapannya, langsung di potong oleh derel.
"Apa maksud kedatangan kalian ke sini!" derel berucap tanpa mengalihkan tatapannya kepada kedua temannya, malahan asik mengetik di leptopnya.
Ya mereka para sahabatnya derel, asal kalian tau sifat mereka berdua itu sagatlah usil, apa lagi reyhan, uhh mintak ampun di buatnya. Tapi jika salah satu dari mereka mendapatkan masalah dalam hal apapun mereka saling membantu, mendukung dan menguatkan.
Reyhan winata pewaris dari perusahaan Winata personal anak ke dua dari tiga bersaudara. orangnya usil, pecicilan, kalau gomong gak akan berhenti-henti, jika tidak ada yang mencegahnya, jangan pernah berani meyinggung dia jika kalian tidak mau selesai..
Denis Firmansyah dari keluarga Firma Group anak ke dua dari dua bersaudara. sifatnya hampir sama dengan reyhan, tapi ia tidak terlalu pecicilan. mereka berdua seperti anjing dan kucing, kalau ketemu berantem terus, tapi kalau lagi baik-baiknya ya seperti kayak gini, akur tapi nanti kambuh lagi.
Mereka beremat tidak usah di ragukan lagi ketampanannya, karismanya dan kekayaannya. Jangan sampai tertipu dengan wajah dan sikap yang mereka tunjukan. Mereka tidak akan pernah segan-segan membuat orang yang menyinggung, atau menjadi musuh mereka hancur sampai titik dimana merek memohon, dan megiginkan kematian mereka sendiri.Tapi di antara mereka berempat, tetaplah derel yang paling menonjol di antara mereka.
"Biasa lah... gue ke sini sama denis cuma main-main aja. Bosan tau di kantor mulu, ya gue pergi aja kesini, sama cari bram juga sih." sambil duduk di sofa.
"Oh iya bramnya mana derel, gue mau bicarain sesuatu yang penting." memasang wajah yang serius, tapi kesannya bukannya serius, tapi seakan-akan pengen di jedotin.
"Dia lagi pergi keluar, karna ada tugas yang gue kasih sama dia." masih asik mengerjakan pekerjaanya, tanpa menoleh sedikitpun ke reyhan dan dimas.
"Ya elah tu anak, kalau di cari malah gak ada terus..." Memasang wajah sedih.
"Gue ikut prihatin melihat keadaan lo bro.." Sambil menepuk pundaknya reyhan.
"Makasih ya denis, lo memang sahabat terbaik gue." Ikut menepuk pundak denis.
"Yaudah kalau gitu gue titip pesan sama lo aja deh derel." Langsung memperbaiki duduknya.
"Kalau bram kembali, bilang sama dia kalau gue yang ganteng ini.. mau cari tau tentang seseorang."
Seketika perhatian derel teralihkan dari leptop yang ada di depan matanya menuju ke temannya. " Seseorang.." sambil mengerutkan keningnya.
"Itulah yang gue pikirkan dari tadi derel, gue bingung sama ni anak. Padahal ya banyak sekali gadis -gadis cantik dan **** di luaran sana, eh.. malah tertarik sama gadis yang gak tau dia itu siapa..."
"Itu yang buat gue penasaran.." Sungut reyhan.
"huff... Namanya aja di samarka,,," gumaman denis dengan suara kecil, tapi hanya kedengaran sama derel.
"Apa sih yang lo omongin, gue gak dengar?" reyhan mengerutkan keningnya tampak kebingungan.
Tanpa menghiraukan perkataan reyhan, denis berucap ke derel. "Gini derel, lo tau sendirikan jika teman lo ini. Jika dia penasaran sama sesuatau dan tertarik dengan hal itu, pasti dia akan cari tau sampai ketemu. Kalau gak ketemu ya dia pasti uring-uringan gak jelas. Sampai-sampai kita ikut susah junga kayak gini." Dengan panjang lebar denis berucap, sambil menghela nafas.
"Asal lo tau ya gue sama derel itu sama tau, malahan derel lebih parah dari pada gue. Dia akan menghalalkan sengala cara untuk mendapatkan apa yang di iginkannya. Ya lumanyan gue dong...." Sahut reyhan dengan cengiran, seolah-olah apa yang dikatakannya itu tidak berpengaruh sama orang yang ia sebut.
"Gue nyerah deh kalau kayak gini, kalau dilanjutin gak akan kelar-kelar."
"Maksud lo apa sih,,,?" dengan tampang telminya.
"Lo lihat kan derel, kalua di lanjutin dia akan merengek, seperti anak kecil yang memohon di belikan permen..." Ucap denis.
"Baiklah nanti gue bicarain sama bram, tapi yang lebih ditailnya, lo bicakan sama bram." dengan malasnya derel berucap.
"Oh.. iya derel nanti gue kirinm rekomendasi novelnya ke elo. Mungkin bisa lo baca waktu senggang."
"Ya monga-moga lo terispirasi jadi CEO yang di ceritakan di novel tersebut..."lanjut reyhan.
"Tapi kalau kalau derel sebucin alvaro gimana jadinya..?" ucap denis.
"Gue gak bisa banyangin,,," sambung reyhan, sambil menerawang.
Reyhanpun menyambung ucapannya. "Lo bukannya bucin junga."
Sebelum denis menjawab langsung di potong oleh derel.
"Jadi urusan kalian sudah selesai,,, tolong tutup pintunya dari luar !" dengan intonasi sedikit tengas.
Reyhan dan denispun saling tatap, mereka cengar cengir melihat ke derel.
"Susah amat sih bercanda sama es balok." Monolog mereka berdua.
Untung mereka bicara dalam hati kalau tidak, dipastikan tujuannya akan pupus.
"Ok deh derel tanpa lo suruh pun kami juga mau pergi kok, malas ganggu orang sibuk." Reyhan langsung menarik tangan denis untuk pergi. kalau tidak, dipastikan mereka akan mendapatkan amukan dari derel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari
Sabar... Mau gimana lagi udah gak sengaja di tabrak ya ujungnya mungut deh
2023-11-24
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Ahmar Mahruk
gmna gk mrah jdi brserakn bkas yng ada di sna
2023-11-17
1
@Yayang Risa Couple Happy
Asistennya Derel pintar menyembunyikan bakat yang dia punya
2023-11-17
0