Part 05

"Akhirnya kerjaan gue kelar juga, sungguh sangat melelahkan." Sambil meregangkan tangannya.

"Uoppss.. Hampir aja lupa gue kan mau nelfon klara sama dista, belum tua udah pelupa apalagi kalau udah tua."

"Mending gue chat di gruop dulu deh." monolog delima, sambil mengambil hp yang tersimpan di dalam tasnya.

#Group Dedekladis #

Me

Hai bestie ma'af baru chat

Ya kalian tau lah kegiatan gue

dan sesibuk apa gue..

Klara

Hai juga sayangku

Ungh kok baru chat sih!!

Dista Cerewet

Benar tuh, memang sesibuk apasih??

Gak bisa dihubungin,, di chat gak di balas.

Bahkan di read aja enggak.

Apa jangan - jangan udah punya teman baru, trus lupain kita.

Dea usil

Hajar terus....

serbu teruss hahaha....

Me

Ya.. bukan begitu gaes...

Kalian tau kan gue kerja, apa

lagi kerjaan gue akhir -akhir ini.

Sangatlah menumpuk, seperti

tumpukan gunung kertas lagi.

Dea usil.

haduhh geles aja teruss...

Me

Dea lo jangan jadi kompor ya!!!

lo taukan kerjaan gue di kantor

Dista Cerewet

Yaudah jangan berantem dong..

Lagian kalian satu kantor pluss satu

defisi masih aja berantem..

Klara

Betul itu mah...

terus dista buat mereka sadar

Dista cerewet

ok.... so pasti klara..

Klara

Hampir aja gue lupa...

Sehubung besok sabtu, kalian kan

pada libur tu. Kita gumpulyuk bestie.

Dea usil

Di tempat biasa kan bestie..

Dista cerewet

Youpss...

Di cafe machine kan??

Me

Ok deh semuah....

Sampai ketemu besok bestie

Dea usil

Yoi cintaku..

Klara

Najiiss.... Alai amat sihh..

Dah delima, sampai besok.

Dista cerewet

Youpss delima....

Jangan sampai telat ya bestie.

Me

Siapp... ketua

Klara

ok deh..

Dea usil

Assiapp.... komandan.

Delima hanya senyum - senyum gak jelas sendiri. Mungkin jika ada orang yang melihatnya seperti itu beranggapan, dia ada gangguan kejiwaan.

Delima mempunyai tiga sahabat, yang pertama itu dea. kalian sudah tau dea kan?

Selanjutnya Klara Ayudia Widoyo dari keluarga widoyo, cantik, pintar, kaya, pendiam sama orang yang baru kenal, ia dan delima menjadi penengah di antara sahabat - sahabatnya. Ia anak tunggal di keluarganya.

Dista Amelia Dewangkara dari keluarga dewangkara. Kaya, sukanya di bilang cantik, ya memang pada kenyataannya cantik sih, bawel ya harus persiapkan mental dan kuping untuk mendengar celotehannya, pintar, manja, pandai karate harus hati - hatinya sama dia, kalau ia tersinggung maka harus siap aja di hajar habis - habisan sama dista.

Delima tersadar dari lamunannya, dan mengedarkan pandangannya ke setiap sudut.

Untung udah sepi di ruangannya, bahkan dea pun sudah pulang. Memang delima menyuruh dea untuk pulang duluan, karena pekerjaannya masih banyak.

"Akhirnya selesai junga pekerjaannya, kalau gak di kerjain sekarang mungkin kewalahan nantinya." Monolog delima.

"Huuff untung juga besok libur, bisa istirahat agak lama." Langsung saja delima beres - beres mejanya, setelah selesai delima mengambil tasnya yang ada di atas meja dan langsung cap cuss.

Delima sudah membanyangkan tidur di tempat yang ternyaman. Yaitu di pulau kapuknya, ya di mana lagi kalau bukan di kasur tersanyangnya.

Delima langsung menuju lift, karna ruangannya berada di lantai empat. Setelah pintu lift terbuka delima langsung masuk dan pintu lift tertutup delima memencet angka satu, tujuannya cepat-cepat untuk sampai ke lantai satu. Karna terlalu lelahnya ia bekerja dan tak sabar untuk cepat pulang.

Tampa ia sadari di dalam lift itu juga ada seseorang yang harus ia waspadai. Untuk menjanga kesehatan jantung dan hatinya , karna delima tidak terlalu menghiraukan sekitarnya, makanya ia tak melihatnya.

Saat lift berhenti di lantai dua, karyawan lain masuk dengan berbondong - bondongan. Otomatos delima melangkah mundur dan tak sengaja tertabrak bahu seseorang. Ia pun refleks menoleh ke belakang dan meminta ma'af. Tapi sebelum itu dia malah di kejutkan dengan seseorang tersebut, yang tak lain dan tak bukan adalah CEO di tempatnya bekerja. Orang yang selalu ia halukan dalam fantasinya, orang yang membuat ia jatuh cinta pada pandangan pertama yang membuat debaran yang menggilakan.

Dengan terbata - bata dan agak gagap delima mengucapkan permintaan ma'af.

"Ma.. ma.. ma'af pak, saya tak sengaja."

"Humm.." ia hanya menjawab dengan deheman, dengan tampang datar dan dingin.

" Uuhh,, dingin amat sih untung gue cinta, walau dalam diam sih." Monolog delima.

Walaupun hanya deheman tapi sukses membuat denyutan di jantung delima, berpacu seperti maraton. Sukses membuat pipi delima merona.

Delima langsung saja memalingkan wajahnya dari orang yang membuat jantungnya tidak normal. Ia berusaha untuk menormalkan kembali jantung dan wajahnya, supanya tidak ketahuan derel.

Youpss,, bahu yang delima tabrak itu adalah bahu derel, CEO di tempat ia kerja, orang yang telah menjadi fantasinya delima. Sampai - sampai fantasinya itu ia jadikan sebuah cerita, yang dingemari oleh semua kalangan orang.

"Huff.... adel lo harus tahan, jangan sampai lo ketahuan sama orang di kantor lo, bahkan sama orang yang ada di sebelah lo ini. Kalau lo itu suka sama bos lo ini.." Monolog delima.

Delima pun terus merafalkan dalam hatinya.

"Lo bisa del,,, lo pasti bisa adel,,, tahan... tahan.... bentar lagi kok..." Gumaman di dalam hati delima.

Walaupun keringat delima bercucuran dan pipinya seakan terbakar, delima terus berusaha untuk menormalkan detak jantungnya seperti semula.

Untuk pertama kali delimanya delima bisa berdekatan dengan derel, dan bahkan bisa memandang wajahnya dari dekat. Tapi itu mah mustahil, karna delima sibuk dengan detak jantungnya yang tak menetu.

Delima tak menyadari orang yang berada di sampingnya memandang dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"Huufff... akhirnya udah sampai." gumam delima dengan halus, bahkan hanya dirinya saja yang dapat mendegar gumamannya itu.

Delima pun buru - buru keluar, setelah lift yang ia naiki sampai di lantai dasar.

Ia tak menghiraukan tatapan oarang yang mengarah kepadanya, yang ia inginkan cepat - cepat pergi dari sana.

Setelah ia keluar dari kantor, ia langsung menuju halte dan menaiki bis.

" Huuff.... Ya Tuhan jantung gue seakan hampir berhenti, untung aja gue cepat keluar dari tempat itu." Gumam delima.

"Ya ampun gue mimpi apa semalam, kok bisa melihat pak derel sedekat itu, walaupun hanya sekilas." Dengan senyuman yang tal luntur di wajah delima.

"Ya Tuhan kaki gue tadi serasa lemas, untung saja gue bisa mengendalikan diri. Kalau tidak mungkin gue udah jatuh tadi dan pastinya malu bangat."

"Bahkan pak derel berdiri di samping gue.. wah keajaiban apa lagi ini, kalau seperti ini mah bikin semangat nulis."

Delima terus saja bergumam tidak jelas, bahkan tak menyadari pandangan aneh orang yang ada di bis itu.

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Sefati Winari

Kalau udah siap memang enak, but ngerjainnya capek

2023-11-24

1

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Ahmar Mahruk

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Ahmar Mahruk

Bgus, jdi bsa istirahat jdiny klau udh siap kjaan

2023-11-17

1

@Yayang Risa Couple Happy

@Yayang Risa Couple Happy

Delima kamu masih muda jangan jadi orang yang pelupa dong

2023-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!