..."Ada banyak hal yang ingin ku ceritakan pada orang lain tentang kisahku,namun aku sadar.....
...Sebagian Orang hanya akan memasang telinga untuk mendengar,...
...Namun tidak menyertakan hati untuk perduli."...
...~Arsyila Kayla Nadhira....
Arsyila memperbaiki hijabnya sambil memperhatikan dirinya di depan cermin.
Seusai pulang sekolah tadi, Arsyila berniat mampir dulu ke toilet. Wajahnya terasa kusam hingga ia bernisiatif untuk membasuh wajahnya dahulu diwastafel kamar mandi.
Badannya pun juga terasa gerah, Arsyila akhirnya memperbaiki ikatan rambutnya yang sudah mulai melorot.
Tinggal satu ikatan lagi rambutnya akan tersimpul, dan kini tangan kanannya sudah mengangkat ikat rambut tersebut namun langkahnya terhenti kala..
Cekleekk !
Arsyila menoleh, matanya sontak melotot kaget dengan kehadiran seorang laki-laki dengan postur tubuh yang tinggi, badan atletis, putih, hidung mancung dan jangan lupakan rahangnya yang tegas.
"KK Razann!!!"
Yaa orang itu adalah Razan.
Arsyila gelagapan..Ia segera menaikkan hijabnya keatas menutupi rambutnya yang terlihat.
Razan membuka mulutnya lebar dengan mata yang melotot dan segera menutup pintu itu kembali..
"Maaf" Ujar razan sedikit berteriak dari luar. Ia Kemudian menyandarkan punggungnya ke dinding dekat pintu masuk toilet sambil menetralkan debaran jantungnya.
Wajah cantik Arsyila yang tidak tertutup hijab masih terbayang dalam pikirannya.
Kenapa ketika melihat Arsyila jantungnya bisa berdisko semeriah itu? padahal disekolahnya banyak yang tidak memakai hijab bahkan kebanyakan, tapi kenapa Arsyila berbeda?
mungkin karna Arsyiila anak berhijab dan melihatnya tanpa adanya kesengajaan pikirnya.
*I*barat melihat harta tersembunyi di dalam sebuah rumah yang dijaga ketat dari jangkauan orang2 asing.
Ceklek
Arsyila keluar dari toilet setelah merasa rapi, Razan langsung berdiri tegap.
"Lah kk Razan masih disini toh?!" Ujar Arsyila dengan wajah sedikit kaget.
"Eh Iya" Jawab Razan sedikit canggung. "Mmm maaf buat yang tadi gue nggak sengaja" Ujar Razan tak enak.
"Iya kk gk pp udah terlanjur juga" Ujar arsyila yang Juga mengerti.
"kk Razan ngapain masih disekolah?ke toilet cewek lagii?" Arsyila sedikit menyindirnya.
"Oh ini mau ngecek-ngecek aja,siapa tau ada siswa yang masih disekolah,ketinggalan disini atau ketiduran maybe".
"Oh" Arsyila mengangguk mengerti.
"Loh bukannya yang biasa punya tugas ngecek tu pak satpam ya?".
Bingung Arsyila, karna setaunya menurut cerita novel-novel Remaja yang pernah ia baca yang biasa bertugas meronda di jam-jam pulang sekolah anak negri itu biasanya pak satpam. Karena di MTS nya dulu mana ada satpam oleh sebab itu dia banyak tahu walaupun tidak pernah mengalaminya.
"Hm iya kebetulan pak satpam nya lagi sakit, jadi anak Osis yang gantiin ngeronde buat sementara" Jelas Razan.
"Oo" Jawab Arsyila mangguk-mangguk.
"Kalo gitu gue lanjut ngecek lagi,lo cepetan pulang soalnya sekolah dah sepi" Ujar Razan kemudian berbalik pergi.
Begitupun dengan Arsyila, ia hendak ke kelas mengambil tas ranselnya..Tidak mungkin juga kan dia membawa tas yang didalamnya ada Al-Qur'an ke kamar mandi?.
Belum sampai dua langkah Arsyila berjalan tiba-tiba ia berhenti...Ada hawa-hawa tidak mengenakkan ketika dia menatap lorong luas tersebut yang sudah sepi.
Hatinya berdegup kencang,ia ingin berlari tapi ia tidak tau harus kemana ia merasa setiap sisi koridor itu buntu dan menyeramkan. Akhirnya Arsyila hanya berdiri sambil membalikkan badan lagi mencari Razan, untung saja Razan belum melangkah jauh dan masih bisa dilihat Arsyila.
"Kk Razaann!!!" Panggil Arsyila agak berteriak membuat suaranya menggema di Koridor yang sepi itu.
Razan menoleh...Arsyila kemudian berlari menghampiri Razan.
"Kk Razan boleh anter aku ke kelas?" Tanya Arsyila sambil menundukkan kepalanya.
"Hah?" Bingung Razan. "Lo takut ya??" Tanya Razan kemudian terkekeh kecil. Arsyila mengangguk pasrah.
"Ini kan baru sore Astagaaa...Gue juga mau buru-buru pulang dan masih tersisa 2 ruangan yang belum gue periksa" Tutur Razan apa adanya. Razan memang ada urusan, ia harus cepat menyelesaikan tugasnya karna sore ini dia dan keluarganya akan menjemput adiknya yang akan pulang dari pondok pesantren.
Mata Arsyila memanas..ia ingin menangis tapi tidak boleh, ia tidak ingin terlihat cengeng hanya karna permintaannya ditolak.
Cling💡.. Nama Aydan tiba-tiba terlintas di kepalanya,sudut bibirnya mulai terangkat membentuk senyuman kecil.
"Oh ya kk makasih,tapi bisa minta tolong bentar nggak? tugguin! nggak nyampe 1 meniit kok" Ujar Arsyila mendongakkan sedikit kepalanya mendahadap Razan yang lebih tinggi darinya sebatas dagu dengan mata memelas, seperti kata-kata yang ngetren sii PuppyEyes ygy.
Tanpa menunggu Jawaban Razan, Arsyila lansung berbalik hadap sedikit menjauh untuk menelpon Aydan.
"Haaa??" Razan dibuat menganga dengan tingkah Arsyila.
"Loo ngapain?" Akhirnya Pertanyaan itulah yang muncul ditengah-tengah kebingungan nya.
"Nelfon temen" Jawab Arsyila polos tanpa menoleh dan malah sibuk menunggu panggilan itu tersambung.
Razan berjalan mendekati Arsyila dan langsung merebut ponsel yang sedang ditempelkan di telinga tersebut, tertera kontak Aydan di layar.
"Ya udah biar gue anter, kelamaan kalo nunggu temen lo yang ngangkat" Ujar Razan setelah melirik sekilas kontak Aydan kemudian mengembalikan telpon milik Arsyila.
"Kelas lo yang mana?" Tanya Razan sambil melangkah mendahului Arsyila. Arsyila hanya mengekorinya dari belakang.
"X Agama 1" Jawab Arsyila singkat.
"Oh" Ujar Razan datar. Kalo bukan karna jabatannya yang menjadi Osis Razan mungkin akan sangat Irit bicara, dan cuek tentunya.
Namun menjadi Osis itu butuh tanggung jawab, ia tidak boleh egois memperturutkan sikapnya yang dingin..Dia harus pandai bersosialisai agar warga sekolah mau terbuka dan berani menyampaikan pendapat sehingga lingkungan sekolah tetap terasa aman dan nyaman.
Razan menunggu Arsyila didepan pintu,
"Sudah?" Tanya Razan ketika melihat Arsyila menenteng tasnya dengan berlari kecil.
"Iya,makasih kk Razan" Ujar Arsyila sambil tersenyum penuh kelegaan.
"Lo beneran takut ke kelas sendiri tadi? atau mau modusin gw??" Tanya Razan sangat Ke-PDan sambil menatap lurus kedepan.
"Aku emang takut sendiri,aku nggak suka suasana hening apalagi ngeliat suasana koridor sepi kayak tadi hawanya gk enak".
Ujar Arsyila terus terang dengan tatapan kosong dan pikirannya yang entah kemana tak memperdulikan ucapan sok ganteng Razan.
"Trus ngapain lo tadi ke toilet sendiri di jam pulang pas orang udah pada sepi?" Tanya Razan masih ragu. Karna tidak hanya sekali duakali Razan dimodusi para siswi semenjak ia menjabat jadi Osis, jadi ia berfikir yang sedang dilakukan Arsyila juga sama.
"Tadi pas pulang sekolah masih rame..Aku jadi berani sendiri. Aku juga udah usahain cepet tapi gk tau kenapa lama hihi".
Cengirnya sendiri.
"Pas denger suara udah mau-mau sepi aku jadi gelagapan dan cepet-cepet mau keluar dari toilet tapiii eh malah ada kamu yang buka pintu, jadi aku agak sedikit tenang ternyata masih ada orang". Ujarnya tenang masih dengan posisi yang tadi.
Razan jadi merasa bersalah sudah berfikir yang tidak-tidak, tapi pertanyaan lagi-lagi muncul di kepalanya entah kenapa dia merasa penasaran dengan Arsyila.
"Loo kayak orang trauma gitu, Apa lo memang Trauma?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Razan.. Dilihat dari ketakutan yang Arsyila punya memang bukan seperti takut biasa melainkan ada kejadian yang memicu ini semua.
Arsyila mematung, ia menatap Razan yang juga tengah menatapnya bingung, kemudian kembali menatap lurus ke depan menerawang kejadian-kejadian masa lampaunya yang sudah ia kubur dalam2. Arsyila segera menepis ingatan-ingatan itu sebelum jauh berlabuh.
"Gk tau" Hanya itu jawaban Arsyila sambil melangkah kembali, tidak mungkin ia mudah membagi privasi hidupnya pada orang lain apalagi Razan yang merupakan orang baru dalam hidupnya.
Razan cukup mengerti, dia juga sadar posisi.
Dan sekarang hanya keheningan yang menyelimuti dua insan yang sedang berjalan menuju parkiran tersebut sesekali mencondongkan kepala memeriksa ruangan kelas yang mereka lewati.
Drrrrt Drrrt
Ponsel Arsyila bergetar, tertera nama ~Aydan Rabbani~ dikontaknya. Merasa tak enak dengan Razan yang disampingnnya Arsyila merijek panggilan itu dan mengetikkan sesuatu lewat chat saja.
Razan juga tidak terlalu perduli dengan hal itu lagipula Arsyila bukan siapa-siapanya kan?
Aydan Rabbani🌠
syil kok telponnya gk di angkat!😒√√
sorry tadi gue lagi main ama si duo curut di depen jadi hp nya aku tinggalindi kamar:(🙏🏻√√
syiiiiiillll !!!!!!!√√
sayaaangggkuuu💓💓💓😭√√
jangan marah doong:(√√
Ceklis biru.,.
Arsyila hanya menatap room chatnya dengan Aydan yang penuh dengan Spam, Arsyila cekikikan. Senang rasanya menjahili Aydan.
"Lo dijemput?" Tanya Razan tiba-tiba setelah sudah sampai parkiran membuat Arsyila terkejut dan menghentikan aktifitasnya Ia pun kemudian mematikan data..
Arsyila baru sadar perbuatannya tadi sangat tidak sopan dengan Razan yang berjalan dengan tangan kosong dan dia malah hanya sibuk sendiri dengan ponselnya.
"Mmm iya kayaknya" Jawab Arsyila yang merasa yakin Aydan akan mau menjemputnya nanti atau dia bisa saja menelpon bundanya lagipula Adhira pasti sudah pulang sekolah.
"Oh ya udah, kalo gitu tunggu jemputan lo aja baru gue ikut pulang" Ujar Razan santai.
"Eh kok gitu?? pulang duluan aja kk!" Pinta Arsyila merasa tak enak banyak merepotkan Razan.
"Gk pp lagian ini juga udah jadi tugas gue sebagai ketua Osis buat mastiin keselamatan kalian" Ujar Razan tenang.
Arsyila tiba-tiba ingat sesuatu..
"Eh kk Razan kan belum meriksa 2 ruangan lagi trus tadi katanya buru-buru kann??" Tanya Arsyila mengingat perkataan Razan tadi.
Razan melebarkan bola matanya..
"Astaghfirullah!" Ujarnya ketika teringat sore ini ia akan menjemput adiknya.
"Gue lupa" Razan menepuk keras jidatnya.
Arsyila melongo melihat reaksi terkejut Razan.
"Kenapa kak?" Tanya Arsyila kebingungan.
"Gue mau jemput adk gue sekarang sama papa mama gue, duh pasti gue udah ditungguin" Panik Razan sambil berkacak pinggang.
Lah dijemputnya ampe sekeluarga gitu yah? -ujar Arsyila dalam hati.
"emang dia knp kak?" Sepertinya Arsyila mulai Kepo.
"Gk kenapa-kenapa tapi dia hari ini ada jadwal pulang bulanan dipondoknya" Jawab Razan mendongakkan kepalanya dan membuang nafas kasar.
"Oh mondok toh" Gumam Arsyila kecil.
Ia jadi Rindu masa-masa dipondoknya dulu..Suasana ramai santri menjelang waktu makan, baca Alfiyah huhu apalagi ustazah kesayangannya yang selalu sabar dan menemani Arsyila kala merasa sendiri.
Hmm gimana ya kabar Ustadzah? -tanya Arsyila dalam hati.
Setelah sedikit bernostaligia ia kembali melihat Razan disampingnya yang sedang mengetik sesuatu diponselnya.
"Laah truus kenapa kk Razan Gk pulang!!" Ujar Arsyila sedikit ngegas, bingung juga sama Razan yang panik tapi diam di tempat.
"Nunggu Lo" Jawabnya Simple tanpa menoleh ke arah Arsyila ia masih sibuk dengan ponselnya.
"Gk pp kk Razaann aku gk bakal ada yang culik kok nunggu sendirian" Paksa Arsyila tak habis pikir dengan Razan.
"Gk! gue Ketua Osis gue bertanggung jawab untuk itu".
"Trus Adiknya kk Razan gimana?".
"Biar mama papa aja yang jemput ntar gue ketemunya dirumah". Jawab Razan sudah agak santai.
~sama orang aja bertanggung jawab bgt apalagi ama Istrinya besok ckck -gumam Arsyila dalam hati menatap takjub Razan.
"Jemputan lo kapan datengnya si?" Tanya Razan.
"Mmm gk tau belum telpon hehe" Ujar Arsyila polos dengan tampang tanpa dosa.
Razan hanya beristhigfar dalam hati, sabar Zaaan saabarrr Orang sabar sahamnya banyakk~ Razan membatin penuh kesal.
"Laah lu trus dari tadii ngapaiiin?!!!" Tanya Razan kelewat gemas.
Arsyila hanya menampakkan cengirannya.
"Udah deh gini aja daripada gue nungguin loo yang gk pasti-pasti ini! mending gue anterin lo sekarang huh!" Razan menghela nafas kasar.
"Mmm emangnya gk ngerepotin?" Tanya Arsyila ragu-ragu.
"Dari tadi lo juga udah ngerepotin! buruan naik!" Pinta Razan sambil menaiki motor dengan merek KLX tersebut.
"Hah?" Beo Arsyila ketika melihat motor bermerek Razan, kemudian berlanjut melihat seragamnya lebih tepatnya sih rok yang ia kenakan.
"kenapa?" Tanya Razan heran.
"Aku mana bisa naik motor gituan pake rok panjang" Arsyila melirik motor KLX putih milik Razan tersebut sambil berujar lemas.
"Bisa. lo kayak adik gw deh lama-lama! perkara motor aja dipermasalahin". Mengingat adiknya yang tidak pernah mau jika dibonceng dengan motor-motor bermerek miliknya.
Andaikan Razan tau bagaimana Bingungnya Arsyila ketika menaiki motor setinggi itu, kadang Arsyila juga heran dengan para cowok yang suka bahkan berlomba-lomba bergaya memakai motor-motor yang serupa.
Akses duduknya sedikit, tidak bisa dipake cabe-cabean ditambah lagi jika Arsyila yang dibonceng memakai Rok panjang/bergamis..Uh uh sangat tidak estetok..Masih menang Mio dimana-mana pikir Arsyila mengdeso:)
Dengan terpaksa Arsyila mulai menaikkan sebelah kakinya diatas Footstep KLX milik Razan..
"Arsyila!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Mutiara Hati
Friendzone😔
smngat upnya kk! smoga critanya cpt populer😍
2022-07-31
1