Joana takjub melihat pantai dengan mata kepalanya sendiri secara langsung. Dia selama tujuh belas tahun hanya bisa menatap pantai melalui media elektronik, baik lewat televisi atau lewat ponsel pintarnya. Dan beberapa pantai yang indah, dia lihat di buku paket pelajaran sekolahnya.
Darren menatap heran tingkah polosnya Joana yang berlari dan berteriak kegirangan seperti anak kecil yang baru saja menemukan mainan baru.
Darren mengajak Joana main kejar-kejaran dan mengajak Joana bermain air. Saat dressnya basah kuyup, Joana berkata dengan wajah panik, "Aku akan belikan baju ganti untukmu. Tunggu sebentar di sini, ya?! Aku akan. cepat kembali" Darren lalu berlari kencang untuk masuk ke sebuah butik yang menjual baju ganti, handuk, shampo dan sabun mandi. Darren membeli semuanya itu. Dan pria tampan pewaris tunggal Grup Benn itu, dengan Abar mengantre di antrean yang sangat panjang.
Joana memutuskan duduk di atas pasir pantai sambil selonjor dan sambil menunggu Darren kembali, ia memainkan jari telunjuknya di pasir pantai. Dia iseng menggambar wajah papanya. Tanpa ada yang tahu, Joana memiliki bakat melukis. Bahkan Novi, sahabatnya Joana pun tidak pernah tahu kalau Joana bisa melukis.
"Gambar yang sangat indah. Siapa Pria beruntung yang kau lukis di pasir pantai ini?" Suara seorang pria mengagetkan Joana.
Joana yang belum pernah bertemu dengan pria asing di keramaian, langsung bangkit berdiri dan memasang kuda-kuda taekwondonya sambil berteriak, "Siapa kamu?! Kamu mau menculik aku, ya?"
Pemuda tampan bermata hijau itu langsung memasang kedua telapak tangannya di depan dadanya sambil berkata, "Wow! Tenang, Nona! Jangan pasang wajah garang kayak gitu"
"Pergi! Aku tidak kenal dengan kamu, jadi pergilah!" Joana berteriak sambil melotot ke pria asing bermata hijau itu.
"Oke, baiklah. Aku pergi. Maaf sudah mengganggu waktu kamu. Selamat melukis kembali" Sahut pria tampan bermata hijau itu sambil ngeloyor pergi meninggalkan Joana.
Joana mengikuti arah pergi pria tampan itu dan setelah ia melihat pria itu sudah sangat jauh darinya, Joana kembali duduk di atas pasir pantai dan meneruskan lukisannya.
Beberapa menit kemudian, Darren kembali dan langsung berucap "Wow! Kau bisa melukis juga ternyata. Apa Papa kamu tahu kalau kamu juga bisa melukis sesempurna ini?"
Joana bangkit berdiri dan tersenyum. lebar ke Darren. Kemudian gadis manis dan cantik itu berkata, "Hanya kau dan aku yang tahu soal ini"
Darren tersenyum lebar dan berkata, "Aku merasa tersanjung, nih. Dan aku juga merasa takjub dengan bakat tersembunyinya kamu ini. Kamu melukis di atas pasir pantai hanya dengan menggunakan jari telunjuk kamu dan wajah Papa kamu, terlihat sangat mirip. Setiap guratannya sangat mirip. Kamu tipe orang yang detail, ya, ternyata" Darren mengusap pucuk kepalanya Joana dan Joana yang belum pernah diusap pucuk kepalanya oleh seorang laki-laki, refleks merasakan desiran hangat di hatinya.
Joana terus bersitatap dengan Darren dan di saat Darren memajukan wajahnya ke wajah Joana, Joana spontan memejamkan kedua kelopak matanya dan Darren langsung mengulum bibir menahan senyum. Darren lalu mencium keningnya Joana dan berkata di sana, "Aku akan mencium bibir kamu, di pernikahan kita nanti"
Joana sontak membuka kedua kelopak matanya. Dan dengan rona merah di wajahnya, ia langsung mengambil paper bag dari tangan Darren dan bergegas berputar badan untuk berlari kencang menuju ke toilet yang jaraknya paling dekat dari tempatnya berdiri.
Darren tergelak geli dan pemuda tampan pewaris tunggal Grup Benn itu terus menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah konyolnya Joana Alexander.
Joana masuk ke dalam toilet dan langsung menyandarkan kepalanya ke pintu toilet sembari bergumam, "Kenapa aku harus tutup mata, tadi? Dan kenapa aku berharap Darren mencium bibirku? Ah! Aku malu!!!!"
Darren lalu melangkah ke toilet dan berdiri di depan pintu toilet untuk menunggu Joana keluar dari dalam pintu toilet itu.
Setelah Joana keluar dari dalam toilet masih dengan rona merah di wajahnya, Joana tersentak kaget saat ia melihat Darren berdiri di depan pintu toilet dan langsung tersenyum padanya. "Ke.....kenapa kau berdiri di sini?" Joana bertanya dengan gugup dan Darren langsung. berkata, "Berikan paper bagnya! Ada baju gantiku juga di situ dan aku juga butuh mandi dan berganti baju. Setelah Joana menyerahkan pakar bagnya, Darren langsung masuk ke dalam untuk mandi dan berganti baju.
Joana yang masih memegang dressnya yang basah, melangkah ke tempat mbak penunggu toilet untuk membeli tas plastik besar untuk tempat baju basah. Mbak penunggu toilet menahan uang yang disodorkan Joana dengan berkata, "Pacar Mbak udah bayar semuanya"
Saat mendengar kata pacar, Joana tanpa sadar tersenyum lebar dengan desiran hangat di hatinya.
Arga Hewitt masuk ke dalam mobilnya dengan wajah kesal, "Dasar gadis aneh, dipuji lukisannya kok malah marah dan ingin menghajarku. Huuuffttt! Ada juga, ya, gadis seaneh itu di dunia ini" Arga lalu mengemudikan mobilnya untuk pulang ke rumahnya setelah ia mengecek salah satu hotelnya yang ada di dekat pantai itu.
Arga Hewitt mencoba menelepon ponsel kekasihnya dan kekasihnya masih belum mengaktifkan ponsel. Arga lalu bergumam, "Apa dia masih ada di dalam pesawat? Emang berapa jam, ya, perjalanan sini ke Italy? Kok lama banget?" Belum ada seharian ditinggal pergi kekasihnya untuk perjalanan dinas, Arga sudah merasakan kerinduan yang sangat besar dan hampir mencekik lehernya. Arga kemudian bergumam sembari mengemudikan mobil pickup mewah kesayangannya, "Ternyata rindu itu beneran berat, tapi buka hanya berat, rindu itu ternyata cukup menyiksa"
Joana kembali dibuat melayang dengan sikap dan kata-katanya Darren saat Darren mengajaknya makan di sebuah restoran mewah yang ada di dalam hotel berbintang lima yang letaknya tidak jauh dari pantai. Darren tahu semua makanan kesukaannya Joana dan Darren juga tahu semua minuman kesukaannya Joana.
Joana sontak berkata, "Aku tersanjung, nih"
"Aku, kan, penggemar berat kamu dan selalu menonton Opera balet kamu, jadi aku tahu semua makanan dan minuman favorit kamu. Aku juga tahu bunga kesukaan kamu" Sahut Darren.
"Oh iya? Apa itu?" Sahut Joana dengan mata berbinar.
"Tunggu sebentar lagi! Aku sudah suruh salah satu pelayan hotel membelikannya dan aku suruh dia membawanya kemari" Darren mengulas senyum tampannya di depan Joana dan Joana membalas senyumannya Darren itu dengan sangat manis.
Tiba-tiba Darren berkata, "Menoleh lah ke belakang!"
Joana menoleh ke belakang dan sontak bangkit berdiri. Dia menerima buket bunga matahari dari seorang wanita berseragam hotel, lalu ia duduk kembali dengan mendekap buket bunga matahari itu.
Darren tersenyum senang dan berkata, "Aku benar, kan?"
"Iya. Kamu benar. Aku sangat menyukai bunga matahari karena, bunga matahari ini mirip dengan diriku. Bunga matahari selalu menatap sang Surya yang selalu cuek padanya dan bahkan tega terus berlalu pergi hingga menghilang di malam hari, meninggalkan bunga matahari sendirian. Aku juga seperti itu. Aku selalu menatap Papaku, tapi Papaku selaku cuek padaku dan terus berlalu pergi dan menghilang" Ucap Joana.
"Aku janji padamu, setelah kita menikah nanti, aku akan membuat Papa kamu terus menatap kamu" Sahut Darren.
Di detik itu juga, Joana dan Darren bersitatap dengan desiran hangat di hati mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Kasihan juga ternyata Joana. Mudah-mudahan Papa kamu bisa melihat kamu suatu hari nanti seperti kata Dareen
2022-10-13
1
Be___Mei
main ke tempat jena deh jo 🤭🤭 pantainya cakep banget
2022-10-03
0
auliasiamatir
kasian banget jadi Joana.
2022-09-19
0