"Irfan, aku mau memulai hidup baru ku bersama dengan anak ku dan Ayahku di Jakarta di mulai hari ini kami bertiga keluar dari kehidupan Pak de dan Bu de sekeluarga di Yogyakarta. Jadi, aku harap kamu mau memaklumi keinginan terbesar di dalam hidupku, Irfan." Jawab Ramona dengan sorotan matanya yang tak dapat terbantahkan oleh Irfan.
Irfan pun terpaksa harus merelakan Ramona yang di cintainya secara diam -diam pergi dari hidupnya dan hidup keluarganya untuk Ramona memperoleh kebahagiaannya sendiri.
Ramona mempererat gendongan bayinya yang di lihatnya masih terlalu kecil dan rapuh untuk melakukan perjalanan yang jauh dari Yogyakarta ke Jakarta namun Ramona harus menggunakan tekadnya untuk mempertahankan kehidupannya yang sangat sulit itu bersama dengan Ayahnya yang bernama Samsul.
Sesuai Dokter dan pihak rumah sakit umum di Yogyakarta menyelesaikan prosedur yang harus di taati oleh Ramona untuk memindahan Ayah nya dari rumah sakit umum Yogyakarta ke rumah sakit besar di Jakarta.
Ramona pun meninggalkan Yogyakarta untuk memulai hidup barunya di Ibukota Jakarta yang sangat asing dan keras bagi nya itu tetapi tekad Ramona amat besar untuk kebahagiaan hidup ayahnya, putrinya dan dirinya sendiri.
" Selamat Tinggal Yogyakarta dan Selamat Datang Jakarta...! " Kata Ramona di batinnya itu ketika dirinya melangkahkan kedua kakinya itu menaiki tangga pesawat ekslusif rumah sakit besar Jakarta yang menjemput ayahnya dari rumah sakit umum Yogyakarta.
Selendang atau slayer yang melilit leher Ramona terlepas dan terbang jauh sekali ketika Ramona tiba di pintu pesawat ekslusif itu dan slayer itu jatuh ke wajah seorang pria muda yang sedang membahas pekerjaan kepada temannya di tanah lapangan udara bandara Yogyakarta.
" Hai, slayer kepunyaan siapakah ini? " Tanya pria muda itu mendongak ke arah pesawat di sisi kiri nya dan melihat dari samping dengan terpesona kepada seorang wanita yang menggendong bayi di kain gedongan warna batik.
"Cantiknya wanita muda itu..! Siapakah dia? Ah, sepertinya aku pernah melihat dan berjumpa dengannya tapi dimana ya? Ah, aku lupa..! " Kata Tuan Muda Leon pria muda itu dengan sepasang alisnya berkerut memikirkan wanita muda yang berada di pintu pesawat dan menghilang masuk ke dalam pesawat.
"Pak Leon, Istri Anda menelepon Anda di hp Anda yang satu nya lagi..!" Lapor sekretaris nya yang memberikan laporan mengenai istrinya Tuan Muda Leon yang bernama Reinawati yang berada di rumah nya yang di Jakarta.
" Ya, Maria makasih atas laporan mu kepadaku," Kata Tuan Muda Leon dengan senyum ramah nya kepada Maria Mercedes nama sekretaris pribadi dari Tuan Muda Leon itu.
*******
Reinawati mendengus sebal memandangi bayi perempuan yang di berinama Wulandari putri Leon yang berbaring di dalam boks baby di kamar.
" Beruntung sekali hidupmu bisa menjadi putri tunggal kesayangan suamiku meskipun Ibumu adalah wanita penjual rahim yang di beli Papa mu untuk mendapatkan keturunan yang sangat di inginkannya itu..! " Kata Reinawati yang berkali -kali memberikan lirikan yang bersungut -sungut ke arah bayi Wulandari.
Reinawati meratapi nasibnya yang buruk karena Ia divonis oleh setiap dokter yang di datanginya itu dirinya mandul yakni tak bisa memberikan keturunan untuk selamanya untuk suaminya.
"Aku tidak pernah menyalahkan mu yang tak bisa hamil dan memberikan keturunan untuk Aku..! Karena aku mencintai apa adanya, Reinawati -ku yang cantik..!" Kata Tuan Muda Leon suaminya yang sangat baik hati itu.
Mengingat kebaikan suaminya membuat hatinya Reinawati di liputi rasa bersalah yang amatlah besar sehingga wanita ini tak dapat menahan air matanya yang berjatuhan dari kedua matanya.
" Hai, Reina kenapa kamu menangis lagi untuk suatu cita yang tak mungkin bisa kamu raih itu karena kamu sudah pernah melakukan satu kesalahan fatal yang sangat berdosa seumur hidupmu..! " Kata Reinawati yang menangis pilu mengingat masa remajanya yang suram sekali.
Di dalam tangisannya Reinawati terdapat satu nama seorang pria yang di sebut dari mulutnya Reinawati di masa remaja Reinawati pernah jadi pria yang paling indah di ingatan Reinawati.
"Farhan...! " Ucap Reinawati pilu sambil kedua matanya di pejamkannya untuk menahan rasa sakit di hatinya.
*******
Setibanya Ramona di Jakarta, Ia segera pergi mengantarkan ayahnya berobat ke rumah sakit kanker Dharmais untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif lagi sebelum Ramona pergi mencari rumah untuk tempat tinggalnya di kota metropolitan.
"Uang ku cuma segini sekarang..! Aku hanya bisa menyewa sebuah rumah kecil di pinggiran kota Jakarta..!" Kata Ramona yang meratapi nasibnya itu seraya menghitung jumlah uang yang di miliki nya itu.
Ramona melihat ada sebuah papan nama yang di gantung di depan pagar sebuah rumah kecil di daerah Grogol, Jakarta Barat. Rumah kecii yang di lihatnya ada tulisan di sewakan dan juga nomor telepon yang bisa di hubungi yang di tulis oleh pemilik rumah kecil yang akan di sewakan itu.
Ramona mengeluarkan hp nya yang bermerek nokia jadul sekali dari dompet pasarnya lalu Ia menghubungi pemilik rumah kecil yang akan di sewanya itu lalu begitu Ramona dapat hubungi pemilik rumah kecil itu. Ramona dapat bertemu muka dengan pemilik rumah yang sangat ramah kepadanya.
" Ya, apakah kamu wanita yang ingin menyewa rumah ku ini ?" Tanya pemilik rumah sewa nada ramah kepada Ramona.
" Iya, Bu Sri Rahayu. Saya Ramona yang ingin menyewa rumah kecil Anda di daerah Grogol barat. Apakah, Ibu Sri bisa memberitahukan pada ku berapa biaya sewa yang anda berikan untuk Saya bisa menyewa rumah kecil anda?! " Jawab Ramona yang kemudian menanyakan biaya sewa rumah kecil Ibu Sri Rahayu.
" Kamu mau menyewa rumah ku berapa lama? Setahun atau tiga tahun atau sepuluh tahun ? Karena biaya nya berbeda -beda..!" Kata Ibu Rahayu dengan ramah kepada Ramona seraya menatap bayi perempuan yang sangat manis di dalam gendongan kain batik di pundak Ramona.
"Ya, tergantung aku betah atau tidak betah untuk menempati rumah kecil Anda, Bu Sri Rahayu. Ya paling saya akan menetap selama setahun saja dulu ya..!" Jawab Ramona yang memang sudah melihat keuangannya yang menipis itu maka, Ia memilih untuk menyewa rumah dengan biaya harga setahun saja kepada Ibu Sri Rahayu.
" Setahun seharga enam juta rupiah..! " Kata Ibu Sri Rahayu yang melihat raut wajah cemas dan bingung Ramona berubah sikapnya yang tadinya ramah itu menjadi garang karena menilai gadis itu miskin sekali.
" Aku bayar biaya sewa rumah mu sekarang juga untuk biaya sewa setahun..!" Kata Ramona yang sudah merasa lelah itu langsung saja membayar biaya uang sewa setahun secara tunai dan lunas kepada Ibu Sri Rahayu yang wajahnya berubah cerah lagi.
" Terimakasih ,Neng Ramona..Ini kunci rumah nya semoga kau betah ya menempati rumahku yang sederhana ini..!" Kata Ibu Sri Rahayu yang memberikan senyuman yang menyiratkan ramah kepada Ramona usai Ramona membayar biaya sewa rumah kecilnya itu secara langsung.
Bersambung...!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
sasip
baik banged inih tuan muda Leon.. cocok bet dah sama Ramona.. 😍 sy seperti melihat cerita di masa depan.. tapi inih anak perempuan yg satu lagi dimana ya? siapa yg ambil dan kenap.. hm.. penasaran..
2022-10-31
1
Radiah Ayarin
ah, bisa saja. emang kita perdah bertemu?
🤭
2022-09-25
1
Ni.Mar
kl liat duit aja segerrr dasar Sri rahayu
2022-09-21
0