Ch.4 — The Meeting

—4th May, D204 | Kota Heavenly Crystal, Islan—

Sebuah meja bundar besar yang sepenuhnya terbuat dari kristal biru terletak di sebuah ruangan yang dipenuhi artefak-artefak dan lukisan-lukisan kuno.

Mengelilingi meja besar itu adalah tiga belas kursi yang elegan dan berkelas atas, tetapi dari semua kursi itu, hanya sepuluh yang sudah terisi.

Ruangan tersebut cukup luas, tetapi intensitas cahaya di dalamnya sedikit temaram jika dibandingkan dengan ruangan lain dalam Deus Holy Church ini. Namun, itu sama sekali tidak mengganggu siapa pun yang berada di dalamnya.

Sebuah lingkaran sihir hitam tiba-tiba muncul beberapa meter di belakang salah satu kursi yang kosong itu, dari dalamnya keluar Hernandez dengan ekspresi tenang di wajah, tetapi jika diperhatikan dengan lebih baik, setiap orang bisa melihat ekspresi lelah yang tersembunyi dengan baik.

“Hmph, aku pikir kau tidak akan datang karena tak bisa menyelesaikan apa yang Pope Gramiel minta buatkan.” Dwarf berjanggut tebal yang memakai pelindung kepala berwarna merah marun berkata dengan ekspresi tidak senang di wajah.

“Maaf mengecewakanmu, Khrometh, tapi aku sudah menyelesaikannya dari kemarin,” respons Hernandez seraya mendudukkan diri di salah satu kursi kosong. “Hanya saja, aku sibuk mencari tahu perihal lautan pasir yang menjadi pasir putih. Firasatku mengatakan kalau itu akan menimbulkan hal yang buruk, sesuatu yang merepotkan untuk dihadapi.”

“Diriku sudah melihat pasir putih itu. Dan sama seperti dirimu, Hernandez, diriku juga memiliki firasat yang buruk tentang itu. Terlebih lagi, meski samar, diriku merasakan aura yang lebih suci dari aura diri malaikat.”

Iris hitam Hernandez seketika terfokus pada iris merah darah berpupil hitam vertikal individu tertua di ruangan ini. “Jika Nona Vermyna mengatakan itu, dan aku sama sekali tak meragukanmu, itu artinya apa yang walikota katakan memang benar.”

“Apa yang dirimu tahu?”

“World Observer.”

Dua patah kata yang keluar dari mulut Hernandez itu sontak menarik perhatian semua penghuni ruangan. Berbagai reaksi memenuhi wajah mereka, tetapi hanya Vermyna Hermythys yang tak berekspresi. Hal itu karena dia bisa melihat koneksi antara perkataan Hernandez dengan apa yang dirasakannya.

“World Observer….”

“Bagian dari Six Crests of Hope?”

“Bukankah itu hanya mitos?”

“Aku juga berpikir begitu, tapi—”

—Hernandez lantas menceritakan kisah kuno asal muasal desa pelabuhan tempat Festival Kraken diadakan.

“… Dan walikota sangat meyakini koneksi antara keduanya, dia juga mengatakan kalau Lasya of the Moon adalah manifestasi dari World Observer. Jika bukan, sudah pasti dia adalah orang yang mendapatkan World Observer.”

Ruangan menjedi hening sejenak setelah Hernandez selesai bermonolog panjang.

“Mendengar semua perkataanmu, Hernandez, …itu terdengar sangat masuk akal.”

“Itu sukar untuk dipercaya, tapi seperti yang Minner katakan, itu sangat masuk akal.”

“…Bagaimana walikota itu tahu tentang Six Crests of Hope?”

Pertanyaan itu datang dari samping Vermyna. Itu milik seorang wanita yang mirip dengan individu terkuat di ruangan ini, tetapi rambutnya biru sempurna tidak seperti Vermyna. Dialah Catherine Hermythys, saudari muda Vermyna Hermythys. Dan pertanyaannya itu…sangat logis sekali untuk ditanyakan.

“…Harus kuakui, aku lupa untuk menanyakan itu.”

Hernandez tidak malu untuk mengakuinya. Ia lupa menanyakan itu karena terlalu fokus pada pokok permasalahannya. Selain itu, Lyra datang di saat yang tidak tepat.

“Jika itu tidak masalah dengan dirimu, diriku akan menemani dirimu ke sana saat pertemuan ini selesai. World Observer, diriku ingin mengetahui lebih banyak tentangnya.”

“Aku juga akan menemanimu.”

“Zestya juga akan menemanimu, Hernandez. Zestya ingin melihat pasir putih itu secara langsung.”

“Aku juga akan ikut.”

Hernandez mengangguk pada Vermyna, Minner, Zestya, dan Catherine. Kemudian ia menoleh pada yang lainnya. “Bagaimana dengan kalian?” tanyanya pada Evana, Zuthvert, Khrometh, Stakhneth, Elemetra, dan Diatra.

“Hm, aku tidak ikut, ada hal yang harus kuurus setelah ini.”

“Tidak, aku harus kembali ke Ilamia setelah ini, ada masalah yang harus diselesaikan.”

“Hmph, aku sibuk.”

“Aku juga tidak bisa ikut.”

“Setelah ini kami harus kembali ke desa, tapi setelahnya kami bisa ke sana…kalau sempat.”

Hernandez mengangguk mendengar jawaban mereka. “Sebenarnya,” jujurnya, “aku berniat mengundang kalian semua ke Festival Kraken, kapten kapal akan menyajikan masakan terbaiknya secara gratis. Akan menyenangkan jika kita semua bisa duduk semeja menikmati olahan krakennya.”

“Kalau begitu apa boleh buat, aku dan Stakhneth akan ke sana saat festival, makanan gratis sama sekali tak bisa kita biarkan terbengkalai.”

“Kami akan mengusahakan untuk datang.”

Hernandez membiarkan bibirnya melengkung tipis, dan itu terjadi bertepatan dengan terbukanya pintu ruangan besar yang mereka berada di dalamnya.

“Aku harap kami tidak terlalu terlambat,” ucap Pope Gramiel seraya berjalan menghampiri Hernandez dan yang lainnya. Di belakangnya, seorang wanita berambut seputih salju melangkah dengan penuh elegan.

“Tidak sama sekali, Pope Gramiel,” respons Hernandez dan beberapa lainnya secara kompak.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

tak lama kemudian Pope gramiel dan retsu vermillion datang menghadiri rapat

2022-07-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!