Setelah menyelesaikan makannya Maysha bangkit dari duduknya menuju toilet.
Namun dari depan wastafel terdengar seorang ibu-ibu seperti sedang memarahi seseorang dengan teriakannya yang super menggelegar.
Maysha segera mendekat dan betapa kagetnya ia, ketika melihat ibu-ibu itu mendorong seorang anak yang menggunakan seragam putih biru di depannya dengan keras.
Maysha dengan cepat berlari dan menahan tubuh anak itu agar tidak terjatuh, namun saking kuatnya dorongan ibu itu, Maysha pun bahkan ikut kehilangan keseimbangan.
Dan alangkah kagetnya lagi ketika Maysha melihat anak itu yang ternyata adalah Nayla.
"Kamu gapapa kan? Ada yang sakit?" Tanya Maysha kepada Nayla dan hanya di jawab gelengan pelan dari anak tersebut.
"Siapa kamu? Tidak usah ikut campur. Urusan saya sama anak itu belum selesai" ucap Ibu itu dengan angkuhnya.
"Maaf bu, saya bukannya mau ikut campur, tapi apa yang anda lakukan menurut saya itu sangat tidak etis" Ucap Maysha.
"Hehh.. asal kamu tau ya, gara-gara anak ini tas mahal saya jadi kotor." Kata ibu itu sambil menunjuk-nunjuk Nayla dan dengan sengaja menekan kata mahal.
"Lihat ini.." sambungnya lagi mengangkat tasnya tinggi-tinggi.
"Saya minta maaf Tante, saya tidak sengaja menabrak Tante" sahut Nayla meminta maaf sambil menunduk.
Maysha mendekap bahu anak itu erat, seolah memberi ketenangan "Dia sudah minta maaf kan bu, dan saya liat tas anda juga tidak kenapa-kenapa."
"Hehh..kalian fikir dengan meminta maaf tas saya bisa bersih lagi" maki ibu itu lagi.
Terlihat Maysha menghela nafas "jadi ibu maunya gimana?" Tanya Maysha mencoba bersabar.
"Berlutut. Dan cium kaki saya, baru akan saya maafkan" ucap ibu itu arogan.
Lagi-lagi Maysha menghela nafasnya, menghadapi ibu-ibu ini cukup menguras emosi, fikirnya.
"Anda sadar kan atas apa yang anda ucapkan barusan?" Ucap Maysha penuh penekanan.
"Saya sangat sangat sangat sadar atas ucapan saya"
Sepertinya ibu itu berhasil memancing emosi dari Maysha, terlihat perempuan itu tengah mengepalkan tangannya.
"Baiklah kalau itu mau anda" putus Maysha, membuat ibu itu tersenyum penuh kemenangan.
"Ibu jangan senang dulu" sela Maysha melihat senyuman ibu tersebut.
"Karena saya tidak akan membiarkan dia" tunjuk Maysha dengan matanya kepada Nayla "bersujud di hadapan anda" sambungnya penuh penekanan di setiap katanya. Dan jujur itu sedikit membuat ibu tersebut sedikit goyah. Namun sebisa mungkin ditahannya, karena tidak ingin malu sendiri.
"Te..terus apa yang akan kamu lakukan?" Tantang ibu itu dengan nada sedikit gugup.
Maysha sedikit senang karena telah bisa mengintimidasi ibu itu meskipun hanya sedikit.
"Saya akan menelpon pengacara saya, lebih baik menempuh jalur hukum daripada harus berlutut di hadapan anda"
Mata ibu itu membola namun sedetik kemudian tertawa keras "haha anak muda sepertimu berani menggertak saya rupanya" ucapnya dengan nada mengejek.
Maysha tersenyum smirk "baiklah kalau anda menganggap saya hanya menggertak saja" ucapnya sambil mengutak-atik handphone miliknya.
Tanpa mereka sadari hampir semua pengunjung restoran tengah memperbincangkan pertengkaran keduanya.
Angga pun mulai gelisah karena sedari tadi anaknya itu tidak kunjung kembali dari toilet.
"Sayang.. Kayla tunggu disini sebentar ya"
"Ayah mau kemana?" Tanyanya.
"Ayah mau ke toilet dulu sebentar" kata Angga dijawab anggukan oleh anak tersebut.
Sementara itu Claire juga memilih untuk mengecek sahabatnya ke toilet karena khawatir setelah mendengar bisik-bisik orang yang mengatakan bahwa ada yang sedang bertengkar di toilet. Jangan-jangan Icha lagi, pikirnya.
Kembali ke toilet, disana sudah ada suami dari ibu itu. Setelah Maysha selesai menelpon pengacaranya ibu sedikit takut, akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi suaminya, mereka memang tengah makan bersama tadi.
"Ada apa sayang?" Tanya pria paruh baya itu saat dirinya baru saja sampai.
"Pa..anak itu mengotori tas aku, dan lihat perempuan itu malah membela anak itu" adunya kepada sang suami sambil bergelayut manja di lengannya.
Baru pria itu ingin buka mulut, tapi alangkah kagetnya ketika melihat ternyata istrinya sedang berurusan dengan perempuan yang tidak boleh di singgung.
"Bapak Gunawan Bramantyo, benar?" Ucap Maysha sambil tersenyum lebar, namun Gunawan bergidik melihat senyum itu.
"Ibu Maysha, atas nama istri saya, saya meminta maaf, saya benar-benar merasa malu bertemu dengan anda disituasi yang tidak mengenakkan seperti ini" ucap Gunawan memohon.
"Papa.. kok malah minta maaf sih, kan mereka yang salah" sela istrinya tidak terima.
"Diam kamu" bentak Gunawan kepada istrinya.
"Saya mohon anda tidak memperpanjang masalah ini bu, ini semua salah saya yang tidak bisa mendidik istri saya dengan baik" Gunawan kembali memohon.
"Baiklah karena anda yang meminta, saya tidak akan memperpanjang masalah ini, tapi dengan syarat.."
Mungkin saking bahagianya Gunawan menyela ucapan Maysha, namun perempuan itu tidak mempermasalahkan.
"Apa syaratnya bu?" Tanya Gunawan antusias.
"Saya mau istri anda meminta maaf kepada anak ini karena telah memaki-maki nya, dan berjanji untuk tidak mencari masalah lagi, baik dengan Nayla atau siapapun di kemudian hari. Bisa?" tutur Maysha dengan tenangnya.
"Bisa bu, bisa" Ucap Gunawan cepat.
"Pa.." rengek istrinya tidak ingin meminta maaf kepada bocah ingusan itu.
"Cepat minta maaf" titahnya penuh penekanan.
"Tapi pa.."
"Atau kartu mama akan papa sita" ancam Gunawan yang membuat sang istri mau tidak mau menuruti perkataan sang suami.
"Saya harap, anda tidak melibatkan masalah ini dalam pekerjaan" ucap Gunawan takut.
"Anda tenang saja, saya orangnya tidak suka mencampuri urusan pribadi dan urusan bisnis" kata Maysha.
"Terimakasih bu, terimakasih. Kalau begitu kami permisi" kemudian Gunawan berjalan meninggalkan sang istri yang masih misuh-misuh di belakangnya.
Happy Reading 💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments