Weekend adalah hari yang ditunggu-tunggu semua orang. Tak terkecuali untuk Ghea, hari ini Ghea bersantai di balkon kamarnya, sambil memikirkan langkah apa yang akan ia ambil untuk hubungannya dengan Rendra. Sudah hampir 3 hari Ghea tak pernah bertukar kabar, dia selalu menghindar setiap kali Rendra menghubunginya. Jangankan mengangkat telpon untuk sekedar membaca pesan saja Ghea enggan. Bukan tanpa alasan hanya saja Ghea belum siap mendengarkan apa yang akan dijelaskan oleh Rendra. Teman-teman Ghea belum ada yang tau masalah yang sedang dihadapinya, Ghea akan terlihat ceria dihadapan semua orang.
Tok ...tok...tok.
Suara pintu kamar Ghea.
" Ada apa bang?" tanya Ghea dengan malas, pasalnya ia sedang tak mau bercanda.
" Mau ikut gak dek? Abang sama bang Naufal mau keluar." tawar Bian
" Males bang, kalian pergi aja. Aku dirumah aja deh bang."
" Bener gak mau ikut? nanti kalau lama gimana ? kamu disini sendiri, lagian mbok Inah lagi ke pasar beli bahan-bahan rumah pada abis."
" Ya udah deh aku ikut, tapi bentar siap-siap dulu." ujar Ghea sambil menutup pintu kamarnya.
" Jangan lama dek, nanti ditinggal !"
" Iya bentar doang." teriak Ghea dalam kamarnya .
Selang 10 menit Ghea turun dari kamarnya.
" Kita mau kemana sih Bang ?" tanya Ghea sambil menutup pintu mobil.
" Mau ke cafe, ada ajakan makan siang dari temennya bang Naufal."
" Kirain mau ngenalin calonnya bang Naufal." ucap Ghea sambil ketawa.
" Diem dek, nanti abang tinggal kamu." jawab Naufal dengan mode galaknya.
" hehehe,,,, iya bang maaf, becanda doang."
Setelah mobil Naufal terparkir cantik di salah satu cafe mereka turun dan melangkah dengan posisi Ghea ditengah-tengah Abang nya,
" Awas ya nanti didalam gak boleh ngerusuh loh dek!" perintah bian yang tau kelakuan adiknya yang bar-bar
" Iya bang. Bawel ih tadi aja ngajak, maksa-maksa buat ikut." dengan cemberutnya.
" Kasian aja kalau ditinggal."
" maaf lama menunggu," ucap Naufal pada temanya, sambil berjabat tangan dan Naufal mengenalkan kedua adiknya pada teman-temanya.
" Santai aja, baru nyampe juga kok," jawab temannya Naufal, saat Naufal, Bian dan temanya membicarakan tentang bisnisnya, Ghea merasa bosan dan tentunya tidak mengerti, dan kebetulan Ghea melihat Desty, kakak dari Calvin.
" Bang Ghea ke sana dulu boleh? mau nyapa kakak temen Ghea dulu nanti kesini lagi.' Ghea sambil menunjuk arah Desty.
" Ya udah jangan kemana-mana, langsung kesini lagi kalau udah !" ucap Bian , sedangkan Ghea hanya mengacungkan jempolnya.
" Kak Desty ya? " ucap Ghea
" Eh iya, ini temennya Calvin kan ?"
" Iya kak, hehe," jawab Ghea
" Sama siapa kesini? pasti sama pacarnya ya?"
" Gak kok kak tuh bareng Abang aku. Lagi ngomongin bisnis gitu aku gak ngerti, dan kebetulan liat kakak disini, btw aku ganggu kakak gak?"
" Gak lah, kebetulan lagi santai aja sih, walaupun cafe rame tapi masih bisa dihandle sama orang-orangnya kakak."
" Udah pesan minum atau makan belum?" tanya Desty
" Udah kok kak, tuh dimeja Abang." tunjuk Ghea
" Ngobrol sini aja kalau kurang nyaman disana, temenin kakak ngobrol."
" Eh Calvin gak disini kak ?"
" Dia kesini kalau ada perlu aja."
Saking asiknya mengobrol Ghea hampir lupa waktu, dan akhirnya Bian datang dan mengajaknya pulang.
" Dek ayo pulang !" ucap Bian.
" Kak, Ghea pulang dulu ya. Salam buat Calvin." sambil tersenyum.
" Siap, kapan- kapan main sini lagi ya."
" Ok kak."
Sampainya dirumah Ghea langsung masuk ke kamarnya dan melempar tubuhnya ke kasur, dan tak lama ponselnya berdering. Tertera Rendra yang sedang mencoba menghubungi Ghea. Ghea berpikir masalahnya gak akan selesai kalau Ghea terdiam dan tak menanyakan langsung.
calling Rendra...
" Hallo kak," jawab Ghea
" Yang kamu kemana aja sih susah banget aku hubungin. Kamu kenapa ? aku ada salah sama kamu atau kamu ada masalah? kenapa telpon aku gak pernah kamu angkat, pesan pun tak ada yang kamu balas, kenapa sih yang?" tanya Rendra langsung mewawancarai Ghea.
" Maaf kak," cuma itu yang keluar dari mulut Ghea,
" Iya kamu kenapa, kalau aku ada salah maafin aku, aku cuma mau kamu bilang supaya aku gak khawatir sama kamu."
" Bisa gak kak kita ketemu ? ada yang mau aku tanyain sama kakak, gak enak kalau ngomong lewat telpon." ajak Ghea
" Ya udah nanti malam kita ketemu, kamu tentuin aja tempatnya."
Ghea bersiap untuk pergi menemui Rendra, dalam hati ia tak rela bila hubungannya berakhir, tapi untuk bertahan ia juga gak akan sanggup. Terlalu berlebihan memang tapi itu yang dirasakan oleh Ghea.
Sebelum pergi ia pamit pada kakak-kakaknya meskipun harus berdebat dan sangat susah mendapatkan izin. Akhirnya Ghea diizinkan pergi keluar dengan syarat harus diantar supir, Ghea mengalah, dari pada gak sama sekali begitu menurutnya.
Sesampainya ditempat yang dijanjikan Ghea mencari keberadaan Rendra, terlihat Rendra melambaikan tangan ke arah Ghea.
" Maaf kak telat, soalnya kalau udah dirumah agak susah keluar apa lagi ada Abang Naufal." ucap Ghea.
" Iya yang gak apa-apa kok. Aku ngerti Abang kamu begitu soalnya saking sayangnya sama kamu." sambil mengusap rambut Ghea, Ghea hanya menanggapi dengan senyum.
" Pesan dulu Yang, nanti baru bicara."
" Aku minum aja deh kayanya kak, soalnya masih kenyang tadi abis makan juga,"
' langsung tanya aja kali ya.' batin Ghea.
" Kak, Ghea," ucap Ghea dan Rendra berbarengan.
" Kamu dulu aja," ujar Rendra
" Aku mau nanya sama kakak, tapi aku mohon kak Rendra jawab jujur. Aku gak mau kak Rendra merahasiakan apa pun."
ucap Ghea, sebagai jawaban Rendra hanya mengangguk. Ghea menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan matanya, menghembuskan secara kasar.
" Apa bener Kak Rendra mau dijodohin sama orang tua kakak?" tanya Ghea.
Rendra yang mendengar itu begitu terkejut dan diam tak menjawab , ia malah menunduk.
" Jawab aku kak !"
" Kamu tau dari mana Ghe?"
" Kakak tinggal jawab aja !"
" Iya, orang tua kakak menjodohkan aku dan Rayya anak dari temennya papa," jawab Rendra sambil menunduk.
" Tapi aku juga gak mau Ghe, aku udah coba nolak tapi mereka tetap mendesak aku. Aku mau pertahankan hubungan kita, aku mau berjuang, aku gak mau menyerah Ghe," sambung Rendra sambil menggenggam tangan Ghea.
" Kamu mau kan berjuang sama-sama? " tanya Rendra
" Tapi aku bisa apa kak, sedangkan aku masih anak SMA, orang tua kak Rendra pasti menentang, apa lagi mereka mau langsung ke pelaminan." jawab Ghea.
" Kita belum mencoba Ghe. Tapi kamu kenapa bisa yakin begitu kalau orang tua aku mau aku nikah cepat ?"
" Beberapa hari yang lalu saat aku di cafe ini. Aku melihat orang tua kakak bersama 2 orang temannya mungkin bisa sebaya dengan orang tua kakak. Aku gak sengaja mendengar pembicaraan mereka, yang jelas aku denger mereka mau kakak bertunangan atau sampai menikah langsung." tanpa terasa pipi Ghea basah. Air mata yang tadi ditahan Ghea jatuh tanpa permisi, melihat Ghea menangis Rendra langsung membawa gadis itu ke pelukannya, tanpa mereka sadari dari arah yang dekat ada yang memperhatikan kedua orang tersebut. Hatinya sakit melihat wanita yang ia cintai menangis di pelukan pria lain meskipun ia tau status dua orang tersebut.
" Jadi mau kamu kita gimana? kamu mau akhiri hubungan kita ?"
Ghea menggeleng. Ia tak mau sampai berakhir tapi terlalu sakit untuk melanjutkan hubungan ini, ia terlalu takut untuk menghadapi orang tua Rendra.
" Aku juga gak tau kak, aku gak mau sampai kita putus. Tapi aku juga takut kalau sampai orang tua kakak tau." dilema ia itu yang dirasakan Ghea.
" Beri aku waktu buat yakinkan orang tua aku kalau aku punya pilihan. Aku akan memperjuangkan kamu, jangan nangis lagi ya. Aku gak tega liat kamu menangis begini." sambil menghapus air mata Ghea,
Setelah pertemuannya dengan Rendra semalam Ghea sedikit lega, setidaknya Rendra masih mau mempertahankan nya.
Ghea telah tiba disekolah saat sedang berjalan menuju kelas Ghea berpapasan dengan Calvin.
" Hai Vin, kemarin aku ngobrol loh sama kakak lho, ternyata orangnya asik ya, enak diajak ngobrol." ucap Ghea.
" Ya kak Desty emang baik sih orangnya, nyenengin tapi kadang nyebelin."
" Gak juga tuh, dia baik banget malah."
" Kamu kaya sering banget ya ke cafe kak Desty?"
" kebetulan aja, tempatnya juga enak buat nongkrong."
" Iya sih apa lagi buat pacaran, suasana nya tuh romantis, sampe kebawa suasana saking romantis ya buat pasangan nangis." ujar Calvin, Ghea yang mendengar itu hanya langsung menghentikan langkahnya,
" Vin Lo liat gue ya semalam?" tanya Ghea,
Calvin hanya mengangguk dan pergi melanjutkan langkahnya, sedang kan Ghea hanya diam. Dia malu karena sudah 2 kali Calvin melihat dirinya menangis. Ghea mempercepat langkahnya karena dia tidak mau sampai telat masuk barisan upacara.
Suasana dalam kelas sedang riuh tepuk tangan siswa siswi yang senang karena akan diadakan champing, mereka menyambut dengan suka cita, sekolahnya akan mengadakan champing selama 2 hari membuat semua orang senang.
" Pokoknya kita semua mesti ikut." ucap Jihan.
" Lumayan 2 hari, bisa senang-senang," Hana sambil tepuk tangan.
" Senang-senang dari mana, yang ada bakalan repot." jawab Naura.
" Nanti pulang sekolah cari keperluan deh buat champing.'
" Ok'" jawab Jihan, Hana dan Naura kompakan.
Disini lah para gadis sekarang sesuai dengan rencananya. Saat pulang sekolah mereka pergi ke Mall yang besar di kota itu. Mereka sibuk memilih apa saja yang akan dibeli untuk keperluan champing.
Saat sedang memilih tanpa sengaja Hana melihat seseorang yang ia kenal, Hana terus mengikuti kemana orang itu pergi. Saat hendak menyapa orang itu langkahnya terhenti karena Naura, Jihan dan Ghea memanggilnya.
" Hana, mau kemana sih? " tanya Ghea.
Orang yang diikuti Hana pun menoleh karena ia tak asing dengan suara itu. Begitu dia berbalik Rendra pun langsung kaget ternyata Ghea ada tepat dibelakangnya, bukan hanya Ghea tapi ada ke tiga sahabatnya Ghea juga. Ghea yang tidak tau Rendra datang bersama wanita pun ingin menyapa, tapi langkahnya terhenti ketika wanita itu mendekati Rendra dan mengajaknya pergi dari tempat itu,
" Ayok Rendra, Tante Lisa pasti udah nungguin lama banget, kita mesti pilih cincin dulu." ucap wanita disamping Rendra sambil menggandeng tangan Rendra dan menjauh dari Ghea.
Sakit saat mendengar ucapan wanita itu, karena baru semalam pria itu bilang akan memperjuangkan dirinya, tapi belum ada satu hari pria itu juga yang mengingkari janjinya,
" Ghe lho ga apa-apa ?" tanya Hana
" Kita balik aja ya, gue pengen pulang istirahat." ujar Ghea.
Sahabatnya hanya diam belum ada yang mau menanyakan perihal itu, mereka tau Ghea pasti akan cerita kalau dia sudah tenang dan siap.
' Tuhan kenapa sesakit ini' batin Ghea , bohong bila dia tak cemburu, nyatanya hatinya begitu sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Ssttttt!!
cinta tak di restui memang nyesek.😌 tapi ridho orangtua kebahagiaan dan kesuksesan kita.
2022-09-06
1