RUDI YANG EGOIS

Diandra kini mencoba bernegosiasi dengan Tuhan bahwa sebenarnya Diandra sudah lama ingin bercerai dengan suaminya Rudi.

Namun sekali lagi Diandra dengan sadar juga mengetahui bahwa dirinya sangat membenci perceraian di dalam pernikahan.

"Tuhan, aku hanya tidak ingin Sisil putri kecilku terus melihat hal - hal seperti tadi, karena terkadang aku tidak tau lagi harus menjelaskan nya seperti apa."

Diandra yang sampai saat ini masih menitihkan air mata hanya bisa mengatakan hal tersebut sambil berusaha untuk bangkit dari tempat duduknya.

Hidup di negara orang dengan segudang permasalahan membuat Diandra pada akhirnya menjadi sosok wanita dewasa yang pendiam.

Hari itu Diandra mengerjakan semua pekerjaan rumah yang memang setiap hari biasanya di kerjakannya.

"Apakah tidak ada waktu untuk aku bisa kembali pulang ke Indonesia? kembali ke Jogyakarta tempat kelahiran ku?"

Menjelang malam di tengah rasa lelahnya Diandra kembali mengatakan hal tersebut sambil menyandarkan dirinya di atas sofa ruang tamu rumah sederhana milik mereka.

Saat ini Sisil sudah tidur dengan nyenyak, Diandra sengaja menidurkan Sisil lebih awal agar Sisil tidak terbangun ketika mendengarkan kedatangan Rudi yang akan selalu berisik.

Dan benar apa yang menjadi prediksi Diandra, malam hari itu Rudi datang kembali ke rumah dalam keadaan mabuk berat.

"Mas Rudi dari mana mas? pulang selarut ini dan dalam keadaan mabuk?"

Diandra mengatakan hal tersebut sambil memapah suaminya masuk ke dalam kamar utama mereka.

"Diam kau istri udik!"

Sang suami yang kini sudah duduk di kursi mengatakan hal tersebut sambil menampar pipi Diandra.

Diandra tersentak dengan tangan Rudi yang kembali melayang ke arah pipinya.

"Apa kau lihat -lihat ha? kau berani pada ku sekarang?"

Tatapan tajam Diandra karena tersentak kini cukup membuat Rudi yang sedang mabuk pada akhirnya murka.

"Tidak mas, tidak, Diandra minta maaf ya mas Rudi."

Diandra yang sudah lelah dengan tangan demi tangan Rudi yang terus melayang hanya bisa menundukkan kepalanya berharap bahwa Rudi tidak kembali kasar ke arahnya.

"Dasar wanita pembawa sial! sejak aku menikah dengan mu yang katanya keluarga ningrat aku malah menjadi sial, gara - gara menikah dengan mu, aku kehilangan bisnis ku, kau tau bisnis ku bangkrut dan rugi milyaran rupiah, itu semuanya terjadi ketika aku sudah menikah dengan wanita udik seperti mu, dasar memang kau wanita pembawa sial!"

Rudi bangkit dan kembali bersiap untuk melayangkan kembali pukulannya kepada Diandra.

"Mas, jangka mas, aku mohon, aku mohon jangan pukul aku lagi."

Diandra mengatakan hal tersebut sambil berlutut di hadapan Rudi dan mencium mata kakinya.

Diandra sudah kehilangan harga dirinya sendiri di hadapan suami yang seharusnya bisa menjadi tempat perlindungan nya, suami yang seharusnya bisa memberikan kasih sayang dan ketenangan jiwa.

Namun di tangan suami Diandra harus mendapatkan pukulan, caci, makian dan hal - hal buruk yang Diandra sendiri sudah tidak ingat lagi karena hal - hal itu terlalu banyak baginya.

"Dasar wanita sialan!"

Rudi kembali menendang wajah Diandra dan setelah itu merebahkan dirinya di atas tempat tidur.

Rudi terus meracau di atas tempat tidur sampai pada akhirnya terlelap..

Diandra yang sudah melihat Rudi terlelap langsung mengambil gunting di meja kecilnya.

Dengan gerakan cepat Diandra yang sudah gelap mata hendak menancapkan gunting tersebut ke dada Rudi.

Namun seketika pikiran waras Diandra mulai bekerja, dengan kuat Diandra melemparkan gunting tersebut ke lantai dan kembali duduk tersungkur dengan tangisan tanpa suara.

Tuhan maafkan aku, maafkan aku Tuhan, hampir saja aku menjadi seorang pembunuh, hampir saja aku....

Diandra mengatakan semua hal tersebut di hatinya.

Air mata yang semakin mengalir dengan deras dan tangisan Diandra yang di tahan agar tidak membangunkan Rudi sukses membuat Diandra pada akhirnya tidak bisa berkata - kata lagi.

Sungguh malam hari ini Diandra menangis dengan sangat hebat dengan posisi berbaring di lantai kamar yang semakin dingin tersebut.

Cukup lama Diandra terdiam sambil berbaring sampai pada akhirnya Diandra kembali beranjak dan kembali duduk di samping suaminya yang sudah terlelap tanpa mengetahui masalah hebat yang kini mulai mendera psikis Diandra.

Mas Rudi apakah saat ini mas Rudi bisa mengatakan kapan mas Rudi akan berubah? mas Rudi apakah mas Rudi bisa berubah ketika aku tetap sabar menghadapi mas Rudi? apakah mas Rudi bisa berubah jika aku dengan sukarela menerima pukulan demi pukulan yang mas Rudi lakukan terhadap ku.

Diandra mengatakan hal tersebut sambil melepaskan ke dua sepatu Rudi, Diandra hanya bisa mengatakan hal tersebut sambil menggantikan baju basah Rudi yang terkena muntahan nya sendiri..

Hampir setiap hari Rudi kembali pulang ke rumah dengan larut malam dan kondisi yang seperti ini.

Minuman keras, wanita malam adalah tempat pelampiasan Rudi ketika semua usahanya di Indonesia mendadak harus gulung tikar.

Dan sejak saat itulah perangai Rudi berubah, Rudi yang selalu menyalakan Diandra akibat hal ini, Rudi yang selalu menganggap Diandra pembawa sial, dan Rudi yang selalu melayangkan ke dua tangan nya untuk melukai tubuh Diandra.

Mas, setiap hari aku selalu berdoa kepada Tuhan tentang mu mas, sungguh sebagai wanita, sebagai manusia aku sudah tidak sanggup lagi jika menghadapi mu, namun aku tetap melakukan hal itu dengan kekuatan luar biasa dari Tuhan yang tidak akan pernah meninggalkan aku untuk menghadapinya seorang diri.

Diandra mengatakan hal tersebut sambil membelai kepala Rudi, dengan penuh kasih sayang Diandra mengecup kening Rudi dan dengan penuh kasih sayang Diandra menarik selimut untuk menutupi tubuh Rudi agar tidak kedinginan.

Malam hari ini di negara orang lain, malam hari ini dengan suhu dingin, malam hari ini hujan salju yang terus mengguyur kota itu, ada satu orang wanita kuat yang saat ini mencoba untuk terlelap dalam tidurnya.

Wanita kuat yang mencoba untuk terus memberikan maaf kepada suaminya meskipun wanita tersebut sering mengalami kekerasan fisik, meskipun wanita tersebut sering mendapatkan hinaan dari suaminya sendiri.

Malam hari itu wanita kuat yang bernama Diandra betul - betul mencoba memejamkan matanya dengan kuat dan berharap esok hari semuanya ini hanya mimpi semata.

"Selamat pagi sayang."

Deg

Pagi ini tiba - tiba saja Diandra merasakan ada tangan yang memeluknya dari belakang, pagi ini Diandra merasakan ada yang mencium keningnya dan begitu membuka mata Diandra melihat bahwa suami yang semalam menampar pipinya, suami yang semalam memberikan hinaan yang bertubi - tubi, pagi ini tiba - tiba saja memberikan kemesraan yang tiada taranya kepada Diandra.

"Sayang, pagi ini aku ingin melakukan hal itu kepada mu."

Dan tanpa persetujuan Diandra, Rudi langsung mencumbu sang istri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!