"Kaira tungguin." Ujar Lala Adrina, sahabat Kaira. Lala meminta teman dekatnya itu untuk berhenti. Sosok pendiam dan pemalu Lala hanya akan berlaku didepan orang banyak, namun tidak didepan Kaira.
"Cepetan dong, gue mau makan." Balas Kaira terburu buru. Hanya karena menemani Lala ke kamar mandi dirinya sudah menghabiskan waktu 5 menit yang amat berharga itu.
"Ok siap." Ke duanya langsung menuju kantin tanpa basa basi, mereka harus cepat cepat selesai karena dosen yang mengajar kelas selanjutnya termasuk salah satu dosen ter-kiler.
"Ah sial mana rame lagi." Umpat Kaira kesal, ia sudah menyumpah serapahi sahabatnya yang terlalu lama dikamar mandi.
"Ah itu ada kursi kosong Kai... eh gak deh ada orangnya." Ujar Lala memberitahu sambil menunjuk meja yang dirinya maksud. Kaira langsung saja melihat yang dimaksud itu dan langsung mengajak sahabatnya.
"Hai, permisi...boleh numpang tempat gak?." Tanya Kaira namun tak didengar oleh cowok itu. Akhirnya Kaira memegang pundaknya yang sontak membuat cowok itu terkejut.
"I-iya ada apa?." Tanya cowok itu yang ternyata adalah Faizan, dia tak mendengar karena memakai hendset ditambah lagi suara berisik dari kantin.
"Eh lo ternyata... Oh ya kita boleh numpang tempat gak Zan?." Tanya Kaira dan langsung disetujui oleh Zan. Toh dia cuma sendiri disini.
"Gak makan Zan?." Tanya Kaira berinisiatif karena sedaritadi Zan hanya suara dari hendset dengan bibir yang terus bergerak cepat seperti merapalkan sesuatu tanpa suara. Zan juga sesekali mengintip kearah makanan Kaira dan Lala namun tak berlama-lama ia langsung balik keaktivitasnya.
"Eh? Udah kenyang." Jawab Zan dengan suara lembut dan serak membuat Kaira begetar.
"Hmm... kalau lo mau atau lapar lagi gue bisa beliin kok, lagian uang gue sisa banyak hari ini." Ujar Kaira membujuk Zan, dia kasihan melihat Zan yang hanya menatap makanannya dan sahabatnya namun hanya diam saja seperti ada yang ditahan.
"Enggak apa apa. Mending ditabung aja uangnya." Jawab Zan tanpa melihat mata kedua cewek di depannya. Dia hanya menunduk menatap meja sesekali berganti menatap perutnya yang rata.
Kaira memilih berdiri menuju tempat penjual makanan. Tak butuh waktu lama, Kaira datang dengan nasi goreng dan sebotol air.
"Ini untuk lo, jangan ditolak!." Perintah Kaira yang tak mau di bantah. Akhirnya Zan menuruti walau ada rasa malu dan segan yang menghampiri hatinya. Ya sejujurnya dia sedang kelaparan karena akhir bulan, ditambah lagi gajinya dari bekerja bengkel mobil selalu habis untuk dirinya dan adiknya mencari ilmu. Sedangkan uang orang tuanya pas pasan untuk kebutuhan sehari hari.
"Terimakasih, kapan kapan saya ganti uangnya." Ujar Zan sopan.
"Gak apa apa jangan dipikirin, yang penting lo kenyang daripada nanti pingsan." Ujar Kaira sambil tersenyum.
Waah pencitraan nih si Kiara... cih dasar. (Batin Lala)
"Hmm... Terimakasih." Ya bagi Zan terserah semua orang mau mengatakan apa tentang dirinya. Mau mengatakan dirinya pria yang gak gentel karena memakai uang cewek hanya untuk seporsi nasi goreng yang harganya hanya 15K, pria yang tak tau malu karena senang di biayai cewek. Tapi Zan hanya ingin menghargai pemberian orang lain yang tulus dan ikhlas. Apalagi makanannya sudah di pesan dan kalau di buang malah mumbazir.
"Sama sama."
Suasana yang tadinya biasa saja kini menjadi canggung dan dingin. Hal ini membuat Kaira panik sendiri.
Apa yang harus gue bilang lagi?kenapa gak ada topik yang bisa di bahas? Kenapa jadi dingin? Kenapa dua orang ini gak mau buka suara sama sekali? Kenapa? Kenapa? Kenapa Zan ganteng banget? Eh?. (Batin Kaira bertanya tanya)
Kaira malu sendiri karena dirinya memikirkan ketampanan Zan yang mampu membuat hayalannya hanya di penuhi wajah dan sifat cowok itu yang berbeda dari cowok yang sudah dirinya temui selama ini kecuali ayahnya. Bagi Kaira Zan dan ayah nya seorang pria yang sama sama bisa membuat hatinya hangat.
"Shut shut." Lala sedaritadi menyenggol tangan Kaira yang sedang melamun itu tapi tak di tanggapi oleh Kaira sama sekali.
"Permisi? Kaira?." Panggil Zan sambil mengibaskan tangannya didepan wajah Kaira. Zan akhirnya memberanikan diri menatap Kaira karena dirinya merasa kasihan melihat Lala yang lelah membangunkan cewek itu dari lamunannya. Di tambah dirinya risih karena terus menerus di tatap oleh yang bukan sepantasnya.
"Eh iya?." Tanya Kaira spontan dan tatapan keduanya bertemu namun tak berlangsung lama karena Zan langsung membuang matanya kesembarangan arah dan beristighfar didalam hati. Bukannya ia sombong, namun Zan hanya tak ingin membawa matanya ke neraka apalagi Kaira memakai pakaian yang ketat.
"E-eh a-ada ada apa?." Tanya Kaira masih betah memandang wajah teduh Zan dan melupakan keberadaan Lala, namun dari nada bicaranya Kaira tampak gugup.
"Kairaaa." Akhirnya Lala memberanikan diri menguatkan suaranya karena kesal tak di gubris oleh sahabatnya itu.
"Apaan sih?." Tanya Kaira bingung sekaligus kesal.
"5 menit lagi kelas di mulai." Ujar Lala yang membuat Kaira langsung berdiri dan berlari ke gedung kelasnya dengan kecepatan penuh meninggalkan Lala yang mengejar di belakang namun sama sekali tak tersusul karena kecepatan lari Kaira berbeda darinya.
Sedangkan di tempat Zan, ia menyadari kalau dompet Kaira terjatuh karena buru buru. Hampir semua barang barang di dalamnya keluar semua, namun cepat cepat ia kembalikan ketempatnya. Dan Zan tak sengaja melihat di sana ada 5 potongan kertas kecil yang membuatnya terkejut dan berlari menuju kelas yang saat ini di datangi oleh Kaira tanpa basa basi lagi.
Dia tau siapa dosen yang mereka maksud karena dosen kiler di kampusnya hampir semuanya sudah melaksanakan kelas hanya tinggal satu dosen yang belum mengajar.
Dan kartu kartu kecil itu adalah kertas absen yang wajib di bawa saat sedang kelas. Karena kalau tak ada namanya di kertas kecil itu, siswa akan di anggap absen walau sudah mengikuti jam pelajaran dari awal hingga akhir di tambah dosen tak akan bisa melakukan apapun walau dirinya melihat siswa yang tidak memberikan kertas absen,hadir di mata pelajarannya.
Akhirnya Zan sampai di ruang kelas. Tapi tiba tiba dosen yang akan mengajar, menyapanya dari belakang. "Ada apa Zan?." Tanya sang dosen yang sudah kenal dengan siswanya yang satu ini.
"Selamat siang pak. Saya cuma mau mengembalikan dompet punya Kaira Renata." Jawab Zan sopan. Dosen mengangguk dan mengambil dompet itu dari tangan Zan. Inilah yang membuat para dosen langsung ingat kepada Faizan Arsyad, tutur kata yang sopan. Sangat berbeda dengan murid lainnya yang ngasal ngomong tanpa memikirkan siapa yang mereka ajak ngobrol.
"Yaudah kamu balik lagi sana." Suruh guru itu dengan nada galak, tapi sebenarnya pak dosen sama sekali tak berniat marah namun dirinya sudah seperti ini sejak kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Elang Putih
hai...
like and rate 5 sudah mendarat cantik...
feedback ke "mantan, i'm still loving you"
tinggalkan jejak disana, aku menunggu kedatanganmu 🤗
2020-05-08
0