"Argh akhirnya selesai juga." Ujar Kaira sambil merenggangkan seluruh tubuhnya karena pegal. Lala yang di sebelahnya hanya diam sambil membereskan seluruh alat tulis miliknya.
"Btw, lo ada dapat kabar gak dari anak semester 8?." Tanya Lala tiba tiba dan di angguki cepat oleh Kaira.
"Oh yang katanya mereka akan wisuda 2 bulan lagi kan?." Tanya Kaira dan di angguki Lala dengan senang hati. "Terus hubungannya sama gue apa?." Tanya Kaira bingung maksud sahabatnya ini. Kenapa masalah sepele seperti ini harus di laporkan kepadanya?.
"Loh? Gue kira lo tau. Anak yang kita temui kemarin di kantin kan senior kita." Jawab Lala yang membuat Kaira benar benar terkejut dan membuat telinganya kali ini benar benar bekerja.
"Ha?!."
"Masa sih lo gak tau? Memang lo gak perhatiin jaket almamater yang dia pakai?." Tanya Lala lagi dengan kesal.
"Gak tau, gue kira dia pakai jaket biasa." Jawab Kaira menjelaskan apa yang di pikirkannya dengan singkat dan jelas.
"Hufh. Gak tau lagi deh gue." Pasrah Lala melihat sahabatnya yang terlalu cuek dengan segala hal.
"Kalau memang dia senior kita, jadi kemarin Jojo kenapa cuma panggil nama biasa?." Tanya Kaira penasaran.
"Oh iya lo belum tau kan? Ya sih memang umur kita sama dia sama, karena sejak Smk dia lompat kelas. Di tambah di kampus ini dia dapat beasiswa walau gak penuh sih." Jelas Lala tanpa kurang satupun informasi tentang Zan. Walau Lala adalah seorang anak yang penyendiri, namun telinganya tetap terpasang di mana pun dirinya berada. Lala adalah salah satu pusat informasi tersendiri bagi diri Kaira, tidak seperti Kaira yang sengaja menulikan telinganya.
"Oh wow." Kagum Kaira tampak tak percaya dengan apa yang dirinya dengar.
"Ye, lo naksir kan sama dia?." Tanya Lala membuat Kaira terdiam. Namun dia mengatakan sesuatu yang membuat Lala balik terdiam.
"Mungkin." Jawab Kaira kemudian tanpa ragu ragu. Sosok tomboy ini punya sifat yang sangat di sukai oleh Lala, yaitu kejujurannya walau gak semua kejujuran Kaira berdampak positif terhadap hatinya. Walau terkadang dengan kejujuran Kaira membuat hati Lala sakit, namun setidaknya tak ada apapun yang di sembunyikan dari dirinya.
"Ehem... yaudah sana gih jumpai dia. Tinggal 2 bulan lagi loh." Suruh Lala sambil sesekali mendorong tubuh Kaira pelan.
"Hahaha ngaco! Ya santuy aja sih. Paling juga perasaan gue bisa hilang sendirinya seperti waktu itu." Jawab Kaira berusaha positif dengan hatinya sendiri. Ya, dia memang lah tomboy namun berbeda dengan hatinya. Setidaknya dia masih lah waras dan tidak berbelok arah.
"Terserah sih, gue udah suruh kalau lonya mau ya silahkan." Ujar Lala pasrah akan sahabatnya yang selalu merendahkan dirinya sendiri. Sepadahal menurut Lala, Kaira tak terlalu tomboy. Hanya saja ucapannya yang berbeda dari cewek lain.
"Hmm... menurut lo dia gimana?." Tanya Kaira tiba-tiba.
"Hmm... menurut gue sih baik dan tentu sifatnya yang sopan dan lembut itu berbanding terbalik sama lo." Jawab Lala jujur namun tak membuat hati Kaira sakit sedikitpun,
karena dia sudah mendengar yang lebih pedas dari itu.
"Haha tau aja lo." Jawab Kaira dengan candaan.
"Gimana kalau kalian ternyata jodoh?." Tanya Lala membuat Kaira tersenyum seketika tanpa malunya. Lala tau, pikiran Kaira kini sudah menghayal ntah kemana.
"Haha ngaco banget si lonya, ya kagak lah. Dia mana mau sama gue yang gak sesuai kriterianya. Pasti dia milih yang cantik, soleh, baik, lembut, dan tentunya nggak kayak gue." Jawab Kaira berusaha menyadarkan diri. Dia tak mau berharap karena dia juga pernah berharap bahkan harapannya begitu tinggi membuatnya harus sakit hati ketika harapan itu tak sesuai dengan apa yang dirinya pikirkan.
"Kalau misalnya beneran dia jodoh nya, lo mau apa?." Tanya Lala berusaha membangkitkan semangat Kaira kembali.
"Kepenghulu dong, hahaha." Jawab Kaira dengan candaan lagi dan tentu tak menganggapnya serius.
"Ye rese."
"Yaudah lah daripada bahas yang gak jelas gini mending gue pulang mau bobo bentar."
"Loh? bentar lagi kelas selanjutnya mulai."
"Udah lah, tolong absenin gue ya."
"Dasar pemalas."
"Haha, skuy lah ikutan."
"Gak!!."
"Yaudah kalau gitu, gue pergi dulu. Byee."
...***...
"Nanti lo ke lapangan." Ucap Jojo kepada Kaira yang kini sedang asik mencoret coret buku. Berbeda dengan biasanya, kali ini Kaira memperdulikan ucapan Jojo tanpa melawan sedikit pun, namun...
"Ada gak orangnya." Tanya Kaira misterius yang pasti Jojo tau maksud kalimat dari cewek di depannya ini, bahkan tanpa di beri tau terlebih dahulu ia bisa menebaknya.
"Udah tenang aja, ada kok." Jawab Jojo sambil mengacungkan kedua jempolnya dan mengedipkan matanya.
"Sip." Dan Kaira membalas dengan hal yang sama.
"Gak mau langsung kasih tau si doi?."
Tanya Jojo yang kali ini mudah di mengerti oleh Kaira. Ya, cewek satu ini bila di kaitkan dengan hal hal berbau tentang pendekatan dia akan cepat peka.
"Gak ah biarin aja. Intinya gue pendekatan dulu hehe, kalau untuk hasilnya ya lihat waktunya aja."
Jawab Kaira berpasrah diri. Toh setidaknya dia harus mencoba dahulu.
"Ck, udah dibilang juga. Yang suka sama dia itu banyak dan bahkan lebih cantik." Ucap Jojo masih terus mengingatkan temannya yang selalu membantunya mengajar basket ini.
"Iya Jo iya gue sadar diri tenang aja." Jawab Kaira dengan nada yang mulai kesal karena baginya Jojo terus menerus mengkode kalau dirinya tak baik berada didekat Zan.
"Lagipula kalau lo ajak dia pacaran, maaf lo akan ditolak mentah mentah." Ujar Jojo kembali mengingatkan. Berbeda dari yang sebelumnya, kini Kaira malah penasaran akan maksud temannya ini.
"Kenapa?."
"Ck, lo tau kan dia anak soleh gak mungkin mau diajak pacaran." Jawab Jojo sambil memutar bola matanya malas karena harus menjawab pertanyaan konyol Kaira terus menerus.
"Memang gak boleh ya?."
"Ya gak boleh lah!!." Tegas Jojo memberitahu. Bahkan jangankan dia pernah melihat Zan dekat dengan seorang cewek, bahkan dirinya selalu diingat kan dengan kata 'zina' oleh Zan bila dirinya mendekati sang junior.
"O-oh... yaudah deh, jadi temannya kak Zan pun gak masalah." Jawab Kaira berpasrah diri. Kali ini dirinya hanya ingin bisa terus bertemu dengan Zan, si seniornya.
"Kak Zan?." Beo Jojo bingung dengan panggilan Kaira kepada Zan yang aneh di telinganya.
"Loh? katanya dia senior kita." Jawab Kaira dengan apa yang dia tau tanpa ada kebohongan. Ya, dia memang terkadang tak sopan tapi kalau masalah panggil memanggil yang lebih tua itu harus di sesuaikan walau hanya berjarak 1 tahun.
Tak
"Baru tau sekarang?." Geram Jojo sambil menjitak dahi Kaira kesal, namun sepertinya bukan dirinya saja yang kesal.
"Njir sakit."
"Tolong ya, boleh bodo amat tapi jangan sampai jadi bodoh sangat." Ujar Jojo yang sangat menusuk ubun ubun Kaira. Dia memang orang yang bodo amat dengan gosip dan ucapan orang tapi tak sampai seperti itu kan?.
"Menghina lonya?." Geram Kaira mulai berani membentak Jojo dan melototinya tanpa ada rasa takut.
"Iya!." Jojo balas membentak tanpa rasa kasihan sama sekali. Baginya Kaira bukan lah seorang cewek namun sejenis dengannya.
"Berantem skuy." Ajak Kaira memulai pertengkaran. Tampak Jojo menyetujui tanpa rasa ingin menolak sedikit pun.
"Lah? Ayo." Ajak Jojo dan mereka mulai tatap menatap dengan sinisnya.
"Jewer ya?." Putus Kaira memilih hukuman. Keduanya bukan bertengkar yang kebanyakan cowok lakukan, seperti memukul atau menendang. Hei walau Jojo menganggap diri Kaira bukanlah cewek namun tubuh dan hatinya masihlah lebih lemah dari dirinya, dia juga tak tega untuk sekenaknya menyakiti orang yang selama ini membantunya melatih anak anak basket.
"Yaudah, gam suit gunting batu kertas." Ajak Jojo melakukan permainan mereka seperti biasa saat sedang marah.
"Nah gue yang menang." Girang Kaira karena dirinya yang memenangkan lebih dulu. Namun tiba tiba terbesit satu ide busuk yang tak boleh ditiru oleh siapapun yang memiliki jiwa bersahaja.
"A-aduuh sakit banget njir."Ucap Jojo kesakitan. Dirasa Jojo telinganya langsung ingin putus dan bahkan sudah merah sebelah. Kaira tertawa terbahak bahak melihat wajah Jojo yang aneh dan langsung memberhentikannya.
"Udah gak usah banyak bicara. Lagi." Ajak Kaira karena dirinya berharap menang sekali lagi agar kedua telinga Jojo merasakan hal yang adil.
"Yes gue menang... eh jangan kabur." Girang Jojo yang kini menang berharap bisa membalas perbuatan Kaira namun anak itu malah kabur dengan alasan tak masuk akal.
"Bodo amat!! kan gak ada aturannya. Hahaha." Jawab Kaira berusaha mencari alasan yang bisa membuat Jojo tak ingin membalas dendam lagi.
"Nih anak banyak tipu muslihatnya." Ujar Jojo pasrah dan mengikuti Kaira menuju lapangan. Ya untunglah anak itu mau mengajar tanpa harus di hajar terlebih dahulu.
"Kenapa berhenti?." Tanya Jojo penasaran karena dirinya hanya melihat Kaira berdiam diri sambil mengitip kaca pintu yang berukuran kecil.
"Gak kenapa kenapa... gue bareng ya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
@shiha putri inayyah 3107
kira2 apa yg di lihat kaira???
2023-06-09
0
Bunda'Nya Dede Chaca
Apa yg kai lihat d lapangan???
2021-12-12
0