"Gak kenapa kenapa... gue bareng ya." Pinta Kaira kepada Jojo berharap mau membantu dirinya .
"Kenapa?." Tanya Jojo pura pura tak tau maksud temannya ini. Namun Kaira hanya diam tak bisa menjawab, itu membuat Jojo bisa mengejeknya sesuka hati.
"..."
"Ciela sok malu."
"Ini beneran."
"Yaudah ayo."
"Jangan lupa ya."
"Apa?."
"...gak."
Jojo sangat kesal dengan Kaira karena jujur sebenarnya ia penasaran apa maksudnya tapi karena dia cowok yang baik hati dan tak sombong berakhirlah tanpa perdebatan.
"Yaudah lah terserah."
Ceklek
"Udah sampai nih ketua kalian." Ujar Jojo sambil mendorong Kaira kedepan memberitahu kalau pelatih tim basket mereka sudah datang.
"..."
"..."
Kaira dan tim yang dirinya latih saling menatap dengan sinis memberitahu kalau hubungan mereka tak selayaknya pelatih dan murid. Anak basket kebanyakan tak suka dengan Kaira karena cewek itu kasar walau hanya dengan kata kata dan suka memikirkan ide ide yang busuk. Walau mereka mengakui keberadaan Kaira sangat membantu latihan mereka.
"Udah gak usah tatap tatapan. Sana latih mereka." Pinta Jojo yang akhirnya dituruti oleh cewek itu. Dia berpikir kenapa kampus ini sama sekali tak ada guru olahraga padahal selalu memenangkan pertandingan bahkan sampai tingkat internasional.
"Dianya kemana?." Tanya Kaira berharap, berharap tak ditipu lagi oleh Jojo.
"Mungkin belum datang." Ujar Jojo berusaha positif, karena dia tau Zan akan berusaha menepati ucapannya walau itu hanya sekedar hal hal kecil yang mungkin bagi orang lain tak berarti sama sekali. Tapi prinsip Zan, 'yang namanya janji tetap harus di tepati' .
"Cari siapa kak?." Tanya kapten tim basket yang sedari tadi fokus memperhatikan kedua pelatihnya itu.
"Zan."
"Dia lagi keluar."
"Ooh."
Kaira mengangguk dengan perasaan bahagia. Jarang jarang bisa lihat cowok gans dikampus ini apalagi sepaket sama sifat sifat baiknya, Wih sangat langkah.
"Inget ya... gue akan kabur lagi." Ancam Kaira mengarah kepada Jojo. Jojo? Ia hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak perduli.
"Ck mana gue tau. Udah sana ajarin mereka dulu." Perintah Jojo yang mau tak mau harus di turuti oleh Kaira, demi bisa melihat sang pujaan hati!.
"Iya iya... eh lo mau kemana?." Tanya Kaira yang langsung menyipitkan matanya saat melihat Jojo yang sedang berjalan menuju bangku penonton yang berada dipinggir lapangan.
"Mau istirahat lah."Jawab Jojo dengan sekenaknya tanpa rasa bersalah sedikit pun. Wajah Kaira langsung kesal mendengar hal itu dan dia dengan beraninya membentak Jojo di hadapan orang banyak.
"Balik gak." Bentak Kaira, suaranya menggema diseluruh ruangan menarik perhatian anak anak basket.
"Gak." Tolak Jojo yang masih berjalan menuju tempat tujuan. Kaira yang kesal, mengangkat kedua tangannya yang memegang bola. Dan-
Bugh
"Aduh... sakit bego." Jojo mengelus tubuhnya yang terkena bola.
Kaira melempar bola basket dengan keras ke arah Jojo hingga mengenai tepat di punggung pria itu. Kaira yang bersiap ingin tertawa langsung merapatkan bibirnya saat melihat keberadaan Zan dengan wajah khawatir.
"Ada apa ini?." Tanyanya sambil menghampiri Jojo sedangkan anak anak basket tengah tertawa melihat nasib pelatih mereka.
"Gak ada apa apa... iyakan Jogara Jovan!!!." Kaira mengkode agar Jojo tak memberitahu apapun kepada Zan, jujur Kaira malu kalau aibnya ini sampai diketahui Zan.
"Ck iya gak ada apa apa." Pasrah Jojo, punggungnya memang sakit tapi apalah daya dia terpaksa membantu si pelaku agar dia juga dapat bantuan.
"Oh."
"Habis dari mana Zan?." Tanya Jojo yang kini sudah berdiri di sebelah Kaira dengan Zan yang berada di sebelahnya.
"Toilet sebentar." Ucap Zan dengan ekspresi datar.
"Gue mau ke tempat masalah yang dibuat nih bocah dulu." Ucap Jojo mencari alasan. Ia sebenarnya hanya ingin bebas dari pekerjaan dan membiarkan Kaira mencuri hati Zan.
"Eh? Kapan gue buat masalah?." Ujar Kaira tak terima. Ini namanya mempermalukan teman sendiri didepan gebetan.
"Gak sadar, udahlah gue pergi dulu nanti gue balik lagi. Oh ya, selamat berjuang untuk kalian dan... terutama lo!." Jojo melambaikan tangannya dan kemudian posisi itu berubah menunjuk Kaira.
"Ok, haha." Keheningan mulai melanda, membuat Kaira risih sendiri. Akhirnya Kaira mengajak Zan untuk memulai pekerjaan mereka.
Kini keduanya sedang mengajar anak anak basket yang bulan depan akan mengikuti perlombaan tingkat kota.
"Oh ya, skripsi kakak gimana?." Tanya Kaira iseng saat mereka sedang beristirahat. Kaira paling benci dengan suasana yang dingin dan hening seperti ini.
"Hm? Kakak?." Beo Zan pelan, sedetik kemudian dia mengerti maksud Kaira yang kini lekat memandangnya. Sekali lagi bukan masalah wajah Kaira yang membuat Zan selalu menunduk, tapi pakaian cewek di sebelahnya yang kurang sopan menurut dirinya.
Kaira hanya memakai tengtop hitam dengan di balut kemeja kota kotak merah hitam yang tak di kaitkan sehingga menampakkan sedikit belahan dada cewek itu.Ditambah dengan celana jeans ketat berwarna hitam yang dipakainya.
Dikampus ini peraturan dalam berpakaian tak terlalu ketat asalkan tidak memakai jeans robek yang menjadi panutan anak muda zaman sekarang, dan dilarang memakai tengtop saja juga ditambah harus memakai sepatu dengan artian lain tidak boleh memakai sandal dkk.
"Iya, jadi? Jawabannya apa?." Tanya Kaira yang masih menodong jawaban dari sang lawan bicara. Oh ia sudah sangat penasaran.
"Oh tinggal sidang."
"Waah berarti wisuda dong ya sebentar lagi?. Semangat ya kak." Ingat, Kaira hanya pencitraan.
"InsyaAllah, iya terimakasih."
...***...
Kaira dan Zan lelah sendiri karena habis bertanding. Dan Zanlah yang memenangkan pertandingan itu.
Awalnya Kaira menyuruh kapten basket dan wakilnya untuk bermain tapi keduanya tak mengerti dan mau tak mau dirinya dan Zanlah yang melakukan.
"Capek." Keluh Kaira sambil mengibaskan tangannya diwajah. Sedangkan Zan? Ia tadi pamit pergi ke kantin untuk membeli minuman. "Gimana? Udah ngerti kan?." Tanya Kaira dengan nafas tersenggal namun ia masih bisa berteriak, aneh memang.
"Udah."
"Latihan gih. Awas aja sampai gak bisa, gue udah capek." Ujar Kaira yang diangguki oleh anak anak basketnya itu.
"Haduh, gue heran sendiri. Ini kampus kemana sih pelatih basketnya." Omel Kaira yang masih berusaha menstabilkan nafasnya.
"Huhu gue mau mandi." Keluh Kaira lagi dan lagi. Ia menundukkan tubuhnya dan mengelap keringat di dahi dengan ujung kemeja nya itu.
"I-ini pesanan kamu." Jawab Zan dan matanya ia buang ke sembarang tempat. Mata Zan tadi sekilas melihat belahan Kaira yang semakin jelas, membuatnya harus menjaga pandangan dan beristighfar dalam hati.
"Makasih." Kaira mengambil minuman ditangan Zan tanpa ada rasa bersalah, ia langsung meneguk habis tanpa sisa.
"Hm sama sama." Jawab Zan yang masih mengontrol diri. Hei mau bagaimanapun ia tetaplah pria normal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
@shiha putri inayyah 3107
zan soleh banget...😍
2023-06-09
0
💜jiminaa💜🐣
laki² sholeh 🥰
2021-07-23
0