Sudah hampir satu bulan sejak kejadian di kamar hotel itu.
Sekarang Aleena mulai bisa,menerima kenyataan meskipun hidupnya sudah tidak seperti dulu lagi.
Sekarang dia menjadi pribadi yang semakin tertutup bahkan kerudung serta baju yang dipakainya diusahakan yang sangat longgar dan panjang yang dimilikinya agar tidak ada,seorang pun yang bisa melihat bentuk tubuh dibalik pakaian yang dikenakannya.
Saat dikampus selain masuk mengikuti mata kuliah yang diberikan dosen diruang kuliah dia hanya pergi ke perpustakaan bahkan untuk pergi kekantin pun dia takut kalau ada Alvian atau temannya yang mengenalinya.
Tapi kalau Aleena mungkin sengaja menghindari Avian berbeda,dengan Alvian dia sengaja tidak mau mendengar apapun tentang Aleena,baginya yang penting dia sudah mencicipi tubuh Aleena setelahnya dia tidak perduli lagi, jadi itu membuat Aleena semakin mudah menghindari Alvian.
Seperti pagi ini Aleena bermaksud pergi kekampus untuk mengikuti kuliah,tapi saat mencium aroma makanan yang dijual oleh pedagang kaki lima tiba tiba perutnya merasa mual dan kepalanya pusing.
Saat merasakan itu Aleena buru buru menutup hidungnya dengan ujung kerudungnya agar tidak mencium lagi aroma itu.
Sambil berjalan Aleena berpikir ada apa dengannya padahal tadi pagi masih baik baik saja,saat ingat dia belum dapat tamu bulanannya bulan ini,Aleena langsung terpaku dipinggir jalan'Ini tidak benar pasti hanya karena dia terlalu stres saja', pikirnya mencoba menghibur dirinya sendiri,tapi untuk meyakinkan hatinya agar tenang Aleena sengaja singgah kesebuah Apotik dan langsung membeli tespeck untuk menghilangkan rasa khawatirnya.
Aleena memnyimpan alat itu sampai dia tiba di kostnya lagi.
Setelah pulang dari kampus bergegas Aleena kekamar mandi dan menggunakan testpack yang dibelinya tadi.
'Semoga tidak benar' batinnya berdoa pada Allah agar dia tidak sampai hamil karena perbuatan bejad Alvian sebulan lalu.
Tapi saat menatap hasil testpack yang muncul garis merah dua membuat wajah Aleena seketika pucat dan dia langsung menangis sejadi jadinya, dipukulinya perut yang berisi bayi didalamnya dengan berteriak histeris mengetahui kenyatan itu.
Selama seharian itu tiada hentinya dia mengucurkan airmata,berbagai perasaanpenyesalan rasa bersalah sakit hati bahkan sedih menjadi satu.
Wanita mana yang sanggup menahan kesedihannya kalau mengalami hal seperti dirinya.
Saat diperkosa sebulan lalu dia sudah berusaha setengah mati menyembunyikan rasa sakit dan terlukanya supaya tidak ada orang yang tau bahwa dirinya sudah kotor.
Tapi kalau sekarang Allah mengujinya dengan adanya bayi dalam rahimnya bagaimana nanti orang tuanya,apa yang akan dikatakannya pada umi dan abah dikampung,kalau meminta pertanggung jawaban Alvian apakah dia mau bertanggung jawab,berbagai pikiran menghantuinya dan saat melihat pisau di atas meja tiba tiba pikiran untuk mengakhiri hidupnya muncul,agar tidak perlu ada orang yang tau tentang aibnya.
Memikirkan itu Aleena segera mengambil pisau itu dan tanpa pikir dua kali langsung menyayatkan pisau itu ke nadinya.
Tapi baru saja tergores sedikit,tiba tiba ponselnya berbunyi, Aleena masih berusaha mengabaikan bunyi ponsel itu.
Tapi bagaimana pun dia mencoba mengabaikannya bunyi ponselnya tidak juga berhenti.
Dengan terpaksa Aleena meletakkan pisau itu dilantai dan mengambil ponselnya dengan tangan yang tidak terluka.
Dilihatnya ternyata yang menghubunginya adalah uminya dari kampung.
Aleena berusaha menutupi kesedihannya sekuat tenaga dengan membuat suaranya senormal mungkin saat bicara.
Setelah dirasa air matanya tidak mengalir lagi,Aleena baru berani mengangkat panggilan dari uminya.
"Assalamualaikum Umi" sapanya dengan suara masih serak.
"Waalaikusalam,kamu baik baik saja Ena?"tanya Uminya terdengar khawatir.
"I..iya Umi Ena baik baik saja".
"Tapi kenapa dengan suaramu?"
"I..itu Umi tangan Ena tergores pisau karena itu suara Ena jadi begini",jawab Aleena dengan menyapu air mata yang meleleh dipipinya.
"Kamu menagis?"tanya Umi diseberang sana,karena tau Aleena akan menangis kalau melihat darah.
"I..iya Umi,karena tangan Ena berdarah jawabnya yang tiba tiba saja menagis tidak dapat lagi menahan airmata yang sudah berusaha ditahannya dari tadi.
Mendengar Aleena menangis yang dikira sang Umi karena tangannya terluka dan mendwngar kata kata lembut dari sang Umi membuat Aleena semakin tidak bisa menahan perasaan sedihnya,jadi sebelum Uminya banyak bertanya Aleena sengaja mematikan panggilan itu dan menangis sejadi jadinya lagi.
Tapi sekarang dia menangis karena menyesal sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Setelah lelah menagis Aleena merasa sedikit lebih baik dia segera mengobati luka sayatan dilengannya dan setelah itu dia membersihkan diri dikamar mandi, lalu setelah itu dia segera mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat wajib setelahnya Aleena langsung mengaji seperti biasanya karena dia percaya Allah tidak akan memberi ujian diatas kemampuan umatnya.
Dengan keyakinan baru Aleena berpikir akan mempertahankan kehamilannya,karena dia tau anak dalam kandungannya tidak bersalah jadi dia tidak pantas untuk menerima kesalahan darinya sebagai orang tuanya.
Setelah selesai mengaji Aleena menyentuh perutnya yang masih rata dan berbicara pada anak dalam kandungannya itu.
"Besok kita akan menemui calon ayahmu sayang,apapun keputusannya besok Umi akan tetap melindungimu dan membiarkan mu lahir kedunia ini kalau Allah mengijinkanya",ucap Aleena pada calon bayi diperutnya itu,setelah itu dia merebahkan tubuhnya diatas dipan kecil yang ada ditempat kostnya.
Sebelum tidur dia sengaja mengirim pesan pada sang Umi mengatakan dia baik baik saja agar uminya tidak merasa khawatir lagi.
Paginya Aleena sengaja memakai baju terbaik dan kerudung terbaik miliknya dia bahkan memoles sedikit wajahnya agar tidak terlihat pucat karena terlalu banyak menangis selama ini,setelah itu dia langsung pergi keKampus bermaksud menemui Alvian,sebelum pergi kekampus Aleena sengaja pergi keklinik untuk memastikan tentang kehamilannya sebagai bukti yang akan diberikannya pada Alvian nanti.
Sampai dikampus biasanya Aleena akan menghindari Alvian dan gerombolannya, tapi berbeda dengan hari ini,dengan langkah yakin Aleena berjalan menghampiri Alvian yang tampak dikerubungi oleh para mahasiswa seperti biasanya.
Dengan perasan tanpa ragu Aleena langsung memanggil Alvian.
"Alvian aku mau bicara,"ucapnya dengan menatap tajam kearah Alvian.
Semua orang yang mendengar suara Aleena langsung menoleh termasuk Alvian.
"Ada apa bukannya kita sudah putus",ucap Alvian mendengar itu sebenarnya hati Aleena sakit tapi dia berusaha menahan perasaan itu sekuat tenaga.
Aleena bertekad dia dan anaknya akan mendapat tanggung jawab dari laki-laki bejad ini atau tidak itu harus dilakukannya sekarang juga.
"Aku hamil karena kamu perkosa sebulan yang lalu"ucap Aleena dengan menyerahkan Amplop berisi keterangan kehamilan dari dokter kandungan yang ditemuinya tadi.
Mendengar apa yang diucapkan Aleena seketika wajah Alvian pucat apalagi Aleena mengatakanya didepan seluruh anak anak kampus jurusannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
ˢ⍣⃟ₛ🍾⃝𝓡ͩ𝓱ᷞ𝔂ͧ𝓷ᷠ𝒾𝓮ͣᴸᴷ㊍㊍
malang sekali nasipmu Alena... aku ikut sedih bacanya.... ku berdoa semoga Vian segera mendapatkan karma ...
2022-11-04
2