Suasana pagi hari sangat sejuk, matahari mulai menampakan sinarnya dari arah timur. Aktivitas di kota ini sudah mulai ramai, banyak kendaraan lalu lalang di jalanan.
Nampak seorang gadis melangkahkan kakinya memasuki sebuah kampus megah di kota itu, ada juga yang sedang duduk di kursi taman sambil membaca buku, suasana di kantin kampus juga ramai seorang mahasiswa satu ini selalu datang lebih awal untuk absen di kantin.
Setelah berkumpul dengan temannya ketiga gadis itu memasuki ruang kelas secara bersamaan. Kemanapun mereka pergi asal masih di lingkungan kampus tak akan pernah terpisah, sudah melekat.
Persahabatan antara mereka bertiga sudah berlangsung sejak lama, dari bangku SMA. Mereka saling membantu jika salah satu dari mereka ada yang mengalami kesulitan.
"Dira, bisa ke ruangan saya sebentar?" tanya pak Arkan kepada Dira yang saat ini sedang duduk di taman bersama Luna dan Nisa.
"Kapan saya di panggil ke ruangan bapak, kok Dira terus!" protes Nisa yang polos.
Luna menginjak kaki Nisa, sehingga membuat Nisa menjerit sementara Dira tertawa melihat kelakuan konyol kedua temanya itu.
"Ada apa lagi pak?" tanya Dira dengan nada sedikit kesal dengan pak Arkan.
"Nanti saya jelaskan di dalam!" ucap pak Arkan sembari melangkahkan kaki menuju ruang kerjanya.
Dira mengikuti pak Arkan dari belakang, setelah sampai dia dipersilahkan masuk dan duduk di kursi yang telah tersedia.
"Dira, uang semester kamu belum juga di bayar, tidak biasanya kamu seperti ini!" kata pak Arkan sembari menunjukkan kertas yang merupakan catatan pembayaran.
"Ini! ucap Dira sambil menyerahkan kartu ATM kepada pak Arkan.
"Bayarnya bukan di sini Dira!" kata pak Arkan lagi.
"Kan bapak yang minta Dira bayar kan?" terang Dira sedikit kesal dengan dosen tampan.
"Sekarang kamu selesaikan dulu pembayaran kamu, dan jangan masuk kelas saya!" ucap pak Arkan.
"Oke! Dira pamit pulang!" ucap Dira berlalu begitu saja keluar ruangan.
"Dira... Dira... tunggu dulu!" ucap pak Arkan sambil mengejar Dira.
"Apalagi?" tanya Dira, menoleh ke belakang menengok pak Arkan.
"Saya baru saja mendapat telepon, kalau pembayaran semester kamu sudah lunas!" jelas pak Arkan.
"Makanya apa-apa itu di cek dulu pak!" jangan asal Dira... bisa ke ruangan saya," ucap Dira menirukan gaya bicara pak Arkan.
"Hahaha... kamu jangan ngelawak Dira!" kata pak Arkan sambil menatap Dira dengan senyum manisnya.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang melihat pemandangan yang membuat matanya sakit, siapa lagi kalau bukan Sisil. Iri dengan kedekatan Dira dengan sang dosen idolanya, karena sangat sulit membuat pak Arkan tersenyum seperti yang dia lihat saat ini.
Saat di dalam kelas pak Arkan mengajar dengan sangat wibawa, tanpa membeda-bedakan mahasiswanya kecuali yang bandel seperti Dira. Padahal Dira tidak bandel hehehe.... hanya membela diri.
Kegiatan di kampus telah usai, kini waktunya para mahasiswa pulang ke rumah masing-masing. Dira hari ini meminta izin kepada bos nya untuk libur kerja.
Dira, Luna dan Nisa sebelum pulang mereka duduk di taman kampus, mereka bercanda saling meledek satu sama lain. Saat sedang asyik bercanda datanglah Sisil hingga membuat ketiga gadis itu saling menatap keheranan.
"Dira, ada yang mau aku omongin!" kata Sisil sambil mendudukkan diri di dekat Dira.
"Sisil kamu kok kesini sih, ganggu kita aja!" ucap Nisa asal.
"Hey... diem kamu tukang makan!" kata Sisil tidak terima dengan ucapan Nisa.
"Kamu juga kalau ngomong sama temanku yang sopan!" kata Dira pada Sisil.
"Dira, ingat!" ucap Luna yang begitu khawatir mereka akan berantem karena Dira sudah mendapat surat peringatan.
"Tenang Luna, aku masih bisa kontrol asal ini anak tidak keterlaluan!" kata Dira dengan santai.
"Aku ke kantin dulu ya semua!" pamit Nisa, baru saja mau melangkahkan kaki tangannya di tarik Luna untuk duduk lagi.
Saat Sisil akan memulai membicarakan apa maksud kedatangannya menemui Dira, datanglah Elang.
"Kakak kelas ganteng!" ucap Nisa kegirangan sambil melompat-lompat dan bertepuk tangan. Membuat Dira dan Luna geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabat yang aneh.
"Nisa, kamu masih ingat aku?" tanya Elang.
"Tentu saja kakak kelas ganteng hehehe.... kakak apa kabar?" jawab Nisa dengan penuh semangat.
"Aku baik! Hay, Dira, Luna kalian apa kabar?" sapa Elang.
"Kakak tidak adil!" aku tidak di tanya kabar!" protes Nisa hingga membuat mereka semua tertawa kecuali Sisil.
"Elang, aku ada urusan dengan dia, kamu di sini dulu ya temani Luna dan Nisa!" ucap Dira sembari menunjuk Sisil.
"Oke... ! Silahkan Dira, aku temani Luna disini!" kata Elang langsung duduk di sebelah Luna membuat Nisa cemberut dan ilang cerewetnya seketika.
Dira mengajak Sisil bicara di tempat lain, karena tidak enak jika banyak yang mendengar, mungkin akan membuat Sisil kurang nyaman juga.
"Kamu mau bicara apa?" tanya Luna pada Sisil dengan pelan.
"Sejak kapan kamu dekat dengan pak Arkan?" tanya Sisil penuh dengan semangat.
"Sejak kamu bikin ribut, kenapa? salah?" ucap Dira.
"Aku tidak suka dengan kedekatan kalian, jauhi pak Arkan!" kata Sisil dengan nada tinggi.
"Hahaha... kamu cemburu?" tanya Dira dengan tertawa.
"Ingat Dira, pak Arkan tidak akan pernah suka sama kamu, apalagi kamu hanya seorang pelayanan cafe!" ucap Sisil.
"Mulai menghina kamu! kenapa kalau aku pelayanan cafe?" balas Dira tidak terima dengan ucapan Sisil.
"Aku akan bayar berapa pun kamu mau, asal jangan lagi dekat dengan pak Arkan!" kata Sisil.
"Jangan pernah menghina pekerjaan orang, asal halal tidak ada salahnya!" ucap Dira mulai geram dengan Sisil.
Sisil terdiam dan akan menampar Dira, saat tangannya siap menampar Dira datanglah pak Arkan yang sebenarnya dari tadi sudah memperhatikan mereka.
"Hentikan... !" ucap pak Arkan, membuat Dira dan Sisil menoleh ke arah pak Arkan.
Sisil pun mengurungkan niatnya untuk menampar Dira, karena melihat kedatangan pak Arkan.
"Pak Arkan... kami hanya bicara kok," ucap Sisil agar pak Arkan tidak marah.
"Kalian berdua ke ruangan saya sekarang juga!" ucap pak Arkan berlalu pergi meninggalkan kedua anak itu.
Di dalam ruangan pak Arkan sudah menunggu Dira dan Sisil.
"Dira, kamu tidak jera ya? dengan kejadian kemarin?" tanya pak Arkan pada Dira.
"Bapak selalu menyalahkan Dira, tanpa tau kebenarannya!" ucap Dira.
"Sisil kamu juga, kenapa terus mengganggu Dira?" tanya pak Arkan pada Sisil.
"Karena Dira selalu mengganggu apa yang Sisil sukai pak!" kata Sisil.
"Hey... jangan ngada-ada kamu!" sahut Dira tidak terima dengan ucapan Sisil.
"Kalian berdua bersihkan toilet sekarang juga!" perintah pak Arkan kepada Dira dan Sisil.
Dira dan Sisil akhirnya membersihkan toilet, sesuai dengan perintah pak Arkan.
Luna, Nisa dan Elang masih setia menunggu Dira sampai selesai melaksanakan hukumannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀👙𝐄𝐥𝐥𝖘𝖍𝖆𝖓 E𝆯⃟🚀
Yg akur ya kalian bersihin toilet nya dira sisil 🤭
2022-10-25
2
👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜
Sisil cemburu karna pak arkan lebih care sama dira kasihan deh kamu
2022-10-25
1
ℛᵉˣℱᵅᵐⁱⳑʸʚɞ⃝🍀𝑬𝒓𝒊𝒛𝒂𝒀𝒖𝒖
pak arkan modus nih kayaknya. hahaha
2022-10-25
0