Kampus
"Woeyy lesu amat itu muka..! " Sindir Cantika sahabatku yang membuat aku memukul bahunya kesal.
"Isss nyesel gue punya temen kaya lu.. encok tulang gue lama- lama..!!" Gerutu Cantika padaku yang membuat aku tertawa geli. Kami memang memiliki selera humor yang tinggi.
"Yang nyuruh lo temenan sama gue siapa coba? kan lo yang dateng sendiri," Aku kembali melangkahkan kakiku menuju kelas mata pelajaran Manajemen Informatika yang sedikit membuatku pusing dengan berbagai angka- angka, namun entah dimana uangnya yang telah kuhitung setiap jam kuliah berlangsung.
"Iss tinggal aja terus.. maemun..!! " Teriak Cantika di depanku. Sepertinya dia berlari mengejarku tadi, karena terlihat ada sedikit keringat di dahinya.
"Jangan teriak juga abab lu bau..! " candaku langsung meletakan tas kanvasku di meja menunggu dosen datang, akhir- akhir ini memang sedang tren tas kanvas hampir semua mahasiswi memakai ini. Cantika juga meletakan tas kanvasnya di sampingku, ia memang tidak bisa jauh dariku mungkin. Atau teman Cantika hanya aku entahlah aku tidak ingin pusing karna hal itu.
"Au ah gelap..!! " Cantika duduk di sampingku dengan tatapan legendnya yang membuat aku tertawa geli.
"Bhwuuahha...!! Bahasa tahun 2000an elu pakai uda gak musim gue aja yang orang susah gak alay kayak elu..! "
"Kamvret memang suka ngasal..!! " Sindir Cantika padaku.
"Dan elu Maknya kamvretnya vokalis kangen band..hahaha..!!" Tawaku pecah seketika melihat wajah kesal Cantika.
"Dieeemmm..!! " Teriak Cantika menutup telinganya sambil berteriak disaat dosen wanita killer masuk.
"Cantika..!! Kamu bersihkan toilet kampus sekarang..! " teriak Bu Widia geram pada Cantika yang hobi sekali berteriak. Bu Widya memang anti keributan.
"Apes dhaaa..! " Dengan langkah lesu Cantika berjalan menuju toilet. Yang pastinya banyak kapal pesiar kuning mengambang, terkadang memang mengesalkan ada mahasiswa yang suka lupa menyiram hajat, entah lupa atau sengaja tapi itu terlalu kampret untuk mahasiswa lain yang menjaga komitmen kebersihan selayaknya pacaran tapi di tinggal nikah. Aku yang membayangkan Cantika membersihkan toilet sampai bergidik ngeri.
"Semoga sukses bosku..! " Teriak Marcel salah satu temanku dari dalam kelas.
"Sukses gundulmu..!! " Teriak Cantika dari balik pintu dengan wajah kesal.
"Cantika..!! " Peringat Bu Widya agar Cantika segera melakukan tugasnya, karena kepala bu Widya sudah pusing mendengar suara cempreng Cantika.
"Iya..iya ini otw nyarik cogan, ekh..!! salah otw bersihin kotoran cogan yang lupa di siram Bu..! " sinis Cantika pada Marcel yang memang sering tidak menyiram hajat dan itu memang di sengaja Marcel, tidak jarang Marcel sering memakai toilet wanita. Benar- benar menyebalkan bukan?
"Ampun rogu..!! " Teriak Marcel dengan tatapan memelasnya agar tidak terbongkar aibnya. Marcel langsung duduk lega teman- temannya tidak ada yang mengetahui.
"Gosahh lega deh lu..!" Ucapku dengan senyuman smirkku.
"Lah napa lu..? " Tanya Marcel heran penuh selidik.
"Gue tau elu itu biang keroknya wc kampus..! " Ucapku dengan gerakan bibir tanpa suara. Marcel langsung menutup mulutku agar tidak memberitahukan siapapun.
Aku yang kesal Marcel menutup mulutku langsung menggigit tangannya yang bau sampah masyarakat.
"Lepas Marcel tangan elu uda sama kayak aspal jalan, kasar dan baunya bau sampah..!! " Sinisku menatap nyalang Marcel
"Mbahmu..! !"gerutu Marcel.
Aku langsung mengalihkan tatapanku dengan mengeluarkan buku ku, berusaha menghiraukan ucapan Marcel agar biaya kuliahku bermanfaat dan tidak sia- sia seperti Marcel. Ayolah justru karena ia tidak mengerti makannya harus dipelajari.
Bukan tidak mengerti jadi tidak mau belajar.
Kantor
Adam membuka data mengenai kehidupan Vinnie, Vinnie benar- benar wanita liar ternyata. Seketika senyuman smirk muncul di bibir Adam.
Bahkan Vinnie beberapa kali berkencan dengan kekasihnya, namun yang membuat Adam heran ia mau sekali dijual dengan harga yang sangat murah oleh kekasihnya. Gila batin Adam gadis kampung ternyata melarikan diri ke kota bersama orang tuanya untuk mencari harta. Tapi Adam menghiraukan semua itu karna ia memang akan menceraikan Vinnie 3 bulan lagi. Setelah Angelyn kekasihnya kembali dari perancis.
RUMAH
Aku sedang bersantai menikmati kopi di ruang tamu, ini adalah sore hari yang menenangkan. Meskipun ini bukan rumah pribadiku tapi aku harus membuat diriku senyaman mungkin. Adam masuk ke dalam rumah dengan wajah seperti iblis yang siap mengeluarkan api dari mulutnya dengan sumpah serapah.
"Ada apa?" Tanyaku pada Adam heran, dia tersenyum mengejek menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Kau wanita murahan!" Ejeknya, bahkan aku sudah hafal dengan kata- katanya yang tidak pernah terlewat dari bibirnya.
"Lalu?" tanyaku mengangkat sebelah alisku.
"Aku sudah mencari tahu tentangmu kau banyak bercinta bukan hanya dengan satu pria! Murahan cihh!" Dia meludah di sampingku, aku menatapnya acuh kembali menikmati kopiku.
"Mengapa kau diam saja?" Tanyanya heran padaku.
"Lalu aku harus bilang apa, yang kau ucapkan memang benar.." jawabku kembali menyesap kopi. Ia membanting gelas di tanganku dengan kasar, mungkin marah dengan sikapku yang santai.
"Kau sialan! Harga dirimu sangat murah sehingga membuatku malu!" Umpatnya di depan wajahku.
"Kau juga 3 bulan lagi akan menceraikan aku, lalu aku harus berbuat apa. Kekasihmu Angelyn akan kembali dari Perancis bukan?" Tanyaku dengan senyuman datar.
"Dari mana kau tahu soal itu?" Tanyanya dengan nada kasar.
"Dari ponselmu! Aku membukanya menggunakan wajahmu pada saat kau tidur, " jawabku yang memang benar.
"Emm ... Lalu mengapa kau tidak marah?" Tanyanya heran.
"Untuk apa aku marah dengan mu membuang tenagaku, mendengarkan mu marah saja sudah membuat wajahku tua. Lagipula kau sangat pelit jadi aku tidak terllau rugi di ceraikan denganmu. Aku meninggalkan Adam menuju kamar. Mungkin Adam tidak menduga aku akan berkata seperti itu.
"Wanita itu begitu santai, dia setuju saya ceraikan tapi mengapa saya sangat marah dia bersikap biasa saja seperti itu?"
Berbagai pertanyaan muncul di kepala Alarick mengenai siapa aku, apa sebenarnya yang ada dalam pikiran ku.
Aku juga menikah dengannya karena inside menolong papah Hans dari pencopet, tidak menduga bila balas Budi mereka menikah kan anaknya dengan ku agar aku bahagia. Aku tidak bahagia justru sebaliknya. Dunia memang rumit.
"Ada apa Adam?" Tanyaku saat dia memasuki kamar dengan wajah ragu, dia duduk di sampingku.
"Kau, Emm ..." Ucapan nya terputus. Entah apa yang ingin di katakan dirinya aku sampai bosan menunggu.
"Kau tidak menyesali jika di ceraikan?" Tanyanya kembali, aku memutar bola mataku. Baru menikah beberapa hari tidak akan membuatku seperti kehilangan permata.
"Ya tentu saja, usiaku masih muda masih banyak yang perlu ku kejar. Aku juga menikah dengan mu karena menghormati permintaan Papah Hans, dari awal aku sudah tahu akhirnya. " Jawabku Adam mengerti berjalan pergi setelah mendengar penjelasan ku, aneh. Pikirku dari tadi ia diam hanya ingin mengatakan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Shellia
ada cerita yg gak nyambung deh,coba dibaca lagi bukin bingung
2021-07-01
0
Jumarni
adam marah lagi
2020-09-10
0
Nur Alika
ko diulang
2020-07-21
0