Felicia seorang gadis yang berasal dari keluarga yang cukup terpandang ia harus menegakkan hukum yang berlaku berdasarkan undang-undang, ia tak menyerah sedikit pun tentang Genk black metal yang memiliki kekuasaan di bawah perlindungan orang tua nya .
"maaf Bu kok agak aneh yah !! kenapa kalian sangat takut dengan murid? dan kamu aku gak perduli lah siapa nama kamu terima kasih sudah menolong ku tapi kenapa kamu harus takut juga sama Genk brengsek itu hah?"
"memang aneh yah sekolah ini murid yang melanggar aturan bisa di bebaskan begitu saja bahkan takut untuk menghukum nya , dimana harga diri kalian sebagai guru pengajar? apa harta dan tahta jauh lebih ber harga ya? kalau begitu apa guna nya sekolah ini di didirikan?" Felicia geram di buatnya karena tiada keadilan sedikit pun yang ditegak kan di sekolah baru nya , bahkan mereka lebih mementingkan tahta seseorang demi berlangsung nya kehidupan.
"**jaga ucapan mu Felicia , saya guru mu bukan teman mu jadi tidak sepantasnya kamu berbicara seperti itu pada saya, dan soal Genk Fikri seharusnya kamu sudah mengetahui saat kamu sudah memasuki sekolah ini"
"kalau begitu saya permisi karena sudah tidak ada lagi yang perlu di bahas, dan satu lagi Felicia!! jangan kamu macam-macam dengan Fikri dan Genk nya jika kamu masih ingin ber sekolah disini,,,, faham!!!!"
BRAK** '
pengajar itu berlalu pergi sambil membanting pintu dengan keras, hingga mengejutkan kedua gadis itu yang masih berada di dalam nya , karena hal itu Felicia semakin geram di buat nya pasal nya mereka hanya takut kehilangan donatur terbesar di sekolah nya tanpa memikirkan bagaimana nasip para murid yang sudah di tindas habis-habisan oleh Genk Fikri, Felicia pun berniat untuk membalas perbuatan mereka dan membuat nya kapok sehingga tidak ada lagi tindakan kriminalitas di sekolah bahkan bullying, setelah berfikir demikian Felicia bergegas izin pulang dari sekolah karena ia sedang dalam mood yang kurang baik.
"buat kan aku surat izin , aku ingin pulang saja karena hari ini emosi ku sangatlah tidak baik"
gadis itu mengangguk mengerti dan sesegera mungkin ia buatkan , setelah surat izin itu selesai di buatkan Felicia langsung bergegas keluar dan berlalu meninggalkan sekolah tanpa menunggu izin dari kepala sekolah, ia pulang dengan mengendarai roda empat nya, dalam perjalanan pulang ia masih terus memikirkan hal tersebut, baru satu hari ia berada di sekolah tersebut sudah seperti satu tahun semakin ia fikirkan emosinya kini kembali memuncak .
"AAARRRGGGHHHH ,,,,, kenapa sih orang orang itu harus takut sama Genk itu? memang sekuat apa sih pangkat orang tua mereka di sekolah huuuuhhhh,,,!!!! BODOHH "
Felicia berpacu dengan kecepatan penuh sambil meracau meluapkan emosi nya , sebab ia tidak lah mengetahui banyak soal keluarga Genk Fikri dan atas dasar apa mereka berhak melakukan tindakan tidak terpuji itu di sekolah dengan semena-mena, bahkan seorang guru pun harus tunduk di tangan nya . hal itu membuat Felicia pusing
........
tak lama ia pun sampai di kediaman nya terlihat rumah tersebut sangatlah mewah dengan pagar besi yang menjunjung ke atas , dan beberapa pekerja disana rumah Felicia bak istana negara yang penuh di kelilingi dengan beberapa hiasan emas kedua orang tua Felicia memang lah seorang triliuner namun Felicia tidak ingin sedikit pun menyombongkan diri. Baginya harta nya itu hanyalah milik kedua orang tua nya dan terutama milik sang pencipta bahkan ia tidak memiliki hak untuk bersenang senang di atas penderitaan orang tua dan yang lain tentu nya, bagi Feli hidup seadanya saja itu sudah lebih dari cukup. terlihat dari penampilan nya yang sederhana dan tidak berlebihan.
"ALICIA" ibunda Feli yang seorang bisnis women sangat sibuk setiap hari nya , bahkan bisa di bilang ia jarang bertemu dengan anaknya , namun saat mengetahui Felicia mendadak izin pulang ia telah menunggu nya di ruang keluarga pasalnya ia mengetahui putri semata wayangnya pasti mengalami hal yang membuat nya pergi begitu saja. Tak lama pun Feli yang telah sampai di rumah melihat sang bunda sedang duduk di atas sofa dengan tangan berpaku di dada tanpa basa-basi pun Felicia menghampiri ibunda nya .
"kok bunda tumben di rumah,,,?" tanya Feli sambil beranjak duduk mendekati ibunya , ia mengetahui bahwa saat ini ibunya dalam kondisi emosi yang tertahan sebab melihat Felicia yang sudah pulang sekolah sebelum waktunya, dengan nada sedikit tegas ibunya pun menjawab ucapan Felicia.
"kenapa kamu sudah pulang jam segini Fell"
"bukan nya ini belum waktunya kamu pulang hemm?
Felicia menarik nafas kasar dan berkata secara terang terangan kepada ibunya , bahkan tiada satu katapun ia tutup tutupi , "ALICIA" pun hanya menggeleng atas sikap yang Felicia lakukan yang semata-mata hanya untuk membela harga diri saja ia sampai meninggal kan sekolah tanpa izin resmi dari kepala sekolah.
"Fell ,,, sebelum kamu muda bunda pun pernah muda dan merasakan sekolah, bunda tahu sangat tahu bagaimana rasanya seperti kamu tapi bunda lawan semua itu sampai bunda lulus sekolah, bunda tidak menghiraukan kelakuan Genk Genk yang berdiri di sekolah bunda , karena tujuan bunda hanya satu yaitu lulus dengan nilai baik di sekolah dan kamu tau!! orang-orang yang dulu membuly bunda sekarang? mereka bekerja sebagai bawahan bunda di kantor yang dulu sibuk memamerkan harta orang tua dan menindas murid lain demi kekuasaan orang tua, kini mereka semua berbalik menjadi bawahan bahkan bisa di sebut sebagai babu di kantor bunda , jabatan mereka gak ada yang lebih dari office boy Fell,,jadi untuk apa kamu menyerah ' lanjutkan tugas mu sebagai anak dirumah dengan baik , lanjutkan tugas mu di sekolah sebagai siswi yang baik, dan lanjutkan tugas mu sebagai hamba Tuhan mu yang baik . Tidak perlu kamu hiraukan manusia seperti itu ingat felli !! kehidupan akan terus berputar percaya sama bunda , sekarang bunda maafkan kamu dan besok kamu harus kembali sekolah bunda tidak ingin mendengar kamu pulang begitu saja sebelum waktunya sekarang kamu istirahat bunda mau pergi dulu "
setelah berkata demikian Alicia bergegas pergi meninggalkan Felicia sang anak sendiri dan berharap merenungi apa yang telah ia katakan karena pada dasarnya tiada nasihat yang salah dari seorang ibu yang di berikan untuk anak-anaknya itulah pentingnya peran seorang ibu bagi anak seusia Felicia yang baru menginjaki umur belasan tahun hal itupun yang membuat Felicia sedikit termenung akan ucapan ibunya , sebab tiada sedikitpun kesalahan dari kata-kata ibunya .ia pun bernafas lega setelah berbicara dengan ibunya dan melupakan sejenak emosi yang sempat membuncah sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments