Setelah beberapa menit terlewatkan, jalanan yang ramai lalu lalang kendaraan tampak riuh kala melihat keributan yang sangat menegangkan. Dimana seorang wanita melawan banyak pria bertubuh kekar.
“Itu perempuan atau laki-laki yah?” begitu suara beberapa orang yang menonton pertarungan sengit.
Lebih sepuluh orang pria terkapar dengan luka di wajah masing-masing.
“Jangan halangi aku untuk bersama Kalyan. Kalian ingat itu! Jika masih berani, aku tidak akan segan mencongkel mata kalian satu persatu.” Ancaman Adina sontak menggerakkan kepala pria yang lemas tak berdaya mengangguk patuh.
“Ba-ik. Baik. Ampuni kami. Kami hanya menjalankan perintah.”
Usai dengan peringatannya, Adina langsung bergegas pergi dari sana. Banyaknya mata yang memandang tak sedikit pun ia hiraukan. Bahkan beberapa kamera handphone yang merekam kejadian barusan membuat Adina menyunggingkan senyuman.
“Dasar picik.” umpatnya pada seseorang.
Beberapa jam berlalu, di mansion Osmon.
Tring! Tring! Tring!
Dering ponsel pun membuyarkan pergulatan panas sepasang suami istri yang tengah memadu kasih.
“Mom, sedikit lagi.” suara berat sang suami memohon untuk tidak menghentikan aktifitas mereka.
Namun, Aileen justru bergerak cepat mendorong tubuh sang suami jatuh ke samping. “Ini pasti kabar gadis itu, Dad. Mommy tidak sabar mendengarnya.” ujarnya dengan senyuman licik di wajah cantik yang polos dari make up.
Brandon tengah menahan gairah yang hampir saja terlepas, kini mengusap kening kasar. Rasa ingin marah begitu menguasainya namun sekali lagi ia tetap menjadi pria yang sabar.
“Sebegitu bencinya Mommy dengan perempuan itu? Dia tidak bersalah apapun pada kita, Mom. Kasihan Ayah jika tahu hal ini.” Aileen mendelikkan mata tanpa berkomentar apa pun pada sang suami sembari mengaitkan piyama di tubuh polosnya.
Tangan putihnya meraih ponsel di samping nakas dan berjalan menuju jendela yang ia singkap tirainya. “Bagaimana? Apa masih ada nyalinya mendekati keluargaku? Aku harap kerja kalian sangat memuaskan atau bahkan memberikan kejutan yang lebih membahagiakan aku?” tuturnya tanpa memberi waktu sang penelpon bicara.
Di seberang sana, napas terengah-engah masih berusaha kuat bicara. “Nyo-nyonya, kami… kami minta ampun. Gadis itu benar-benar kuat. Kami semua kalah olehnya. Ampuni kami Nyonya. Kami tidak…”
“Kalian benar-benar tidak becus. Apa kalian laki-laki? Dimana harga diri kalian sebagai pria? Satu wanita tidak mampu kalian kalahkan dengan banyaknya kalian. Argh!!!” Teriakan Aileen membuat Brandong yang semula ingin terlelap sampai berjingkat kaget.
Ia tahu apa yang telah membuat istrinya semarah itu.
Suasana yang panas justru kini berbanding terbalik pada apartemen pria tampan yang tak lain adalah cucu dari Leonardo Osmon.
Tatapan mata yang sangat antusias terlihat jelas dengan sorot cahaya monitor laptop. “Susah sekali mencari akunnya…apa dia itu tidak punya akun sosial media yah?” sejak kepulangan Adina, Kalyan di buat penasaran sekali dengan sosok gadis yang sudah membuat hatinya porak poranda.
Asal usul dan keseharian Adina sangat membuat penasaran Kalyan. Namun, rasa gengsi mengalahkan segalanya.
Ingin bertanya pada sang Kakek, rasanya tidak mungkin. Bertanya pada Adina sendiri pun rasanya jauh lebih tidak mungkin.
“Sesulit itu mencarinya… argh! Apa dia berasal dari desa pedalaman sampai tidak punya akun sosial media? Atau… tidak. Tidak mungkin kan dia memakai nama akun yang alay seperti anak-anak kecil itu. Cih…seorang Kalyan Fin Osmon bisa mencari tahu gadis sampai seperti ini hahaha aku rasa aku sudah gila.”
Perdebatan dengan hati sendiri seketika terhenti kala terdengar notifikasi pesan dari hanphone miliknya.
Senyuman mereka di bibir pink pria tampan penerus Osmon.
“Jangan memikirkanku. Aku adalah milikmu. Adina.”
Begitu isi pesan singkat yang ia baca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
@de_@c!h
lnjut kk...critanya tmbah zru...
2022-07-22
1
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
semangat thor👍
2022-07-21
1