Aksi Berani

Melihat kondisi yang tidak mengenakkan, tetap saja Adina tampak santai.

“Kakek, bagaimana kabarnya?” tanya Adina begitu akrab.

Leonardo Osmon, pria tua yang selalu menjadi tempat berlomba keluarga untuk menarik perhatiannya merasa apa yang di berikan Adina adalah sebuah ketulusan yang sangat mahal.

“Kakek sehat terlebih hari ini kau berjanji akan datang.” jawab Leonardo dengan ramah. Lalu ia pun memerintahkan sang pelayan untuk melayani gadis cantik yang menjadi titik sumber pemanas di siang hari itu.

“Ayah, jangan berlebihan seperti itu.” sahut Aileen ketus dan melarang sang pelayan melakukan perintah sang ayah. “Bi Tari, masuk kembali ke dapur. Biarkan dia melakukan apa yang biasa ia lakukan. Memangnya ini rumahnya?”

Mendengar penuturan Ailenn yang kurang mengenakkan, Adina segera tersenyum lebar dan berucap santai. “Ah tidak apa-apa. Saya bisa melakukannya sendiri. Lagi pula Kakek, bukankah Dina harus berlatih untuk melayani Kalyan kelak? Sebelum melayaninya Dina harus melayani diri Dina sendiri dulu.” di akhir kalimat ia terkekeh mungil hingga mengundang tawa Leonardo yang mendengar.

Berbeda dengan Kalyan yang mendadak tersedak karena sangat kaget mendengar keberanian gadis di depannya kini.

“Dasar mulut tidak bersekolah. Pantes dengan penampilannya.” gerutu Aileen kesal setengah mati.

“Sudah Aileen. Makanlah makanan di piringmu.” Kini sang suami yang bernama Brandon akhirnya bersuara menegur sang istri yang selalu membuat suasana tidak enak.

“Tidak apa-apa Ayah mertua. Kita lanjutkan makan saja ayo. Ini saya sudah mengambil makan juga kok.” ujar Adina menggoda sang ayah mertua dengan senyum ganjil.

Semua orang tampak saling pandang kecuali Leonardo yang menggelengkan kepala kecil dan terkekeh tanpa suara.

“Tingkat percaya dirinya sangat tinggi.” batin Kaylan bermonolog.

Ting!! Tiba-tiba hentakan sendok dan garpu memekakkan telinga semua yang ada di situ.

Tentu saja Adina yang sedang makan pun tersentak kaget dan menghentikan makannya.

“Ayah, cukup! Apa gadis seperti ini yang Ayah idamkan selama ini sampai harus melarang semua teman wanita Kaylan untuk mendekat pada cucu Ayah?” suara Aileen tampak emosi kala itu.

“Ibu mertua…maaf.” Adina membungkam sejenak mulutnya dengan tangan saat melihat pelototan mata dari wanita yang sedang terbakar emosi. Lalu melanjutkan kembali, “Tolong jangan berteriak pada Kakek. Saya akan membuktikan jika saya pantas untuk anak anda.” ujarnya dengan yakin.

“Cih. Pantas? Dari mananya? Bahkan penampilanmu saya sudah bisa menggambarkan betapa bar barnya dirimu itu. Kau bisa lihat?” Tangan Aileen menujuk ke arah Kaylan yang hanya menunduk.

“Anakku sangat sempurna. Bagaimana aku bisa rela? Untuk kau dekat dengannya pun aku tidak setuju. Apalagi jika harus bersanding.”

“Apa penilain Anda memang dari penampilan terlebih dahulu? Bagaimana jika saya berpenampilan dengan baik datang kemari? Apa anda akan menyetujui meski anda tahu jika saya tidak sudi untuk memanggil anda seorang ibu?” tanya Adina.

“Apa sebegitu penting semua materi? Jika memang anda benar-benar seperti itu mungkin saya sendiri yang akan mundur. Maaf jika kedatangan saya membuat keributan. Saya datang karena niat tulus saya pada anak anda. Tapi saya sadar, sampai kapanpun anda akan tetap seperti itu. Dan saya tidak ingin menjadi menantu yang membuat suami dan mertua akan ribut setelah kami menikah kelak.” Adina berucap dengan wajah serius.

Semua kaget, karena baru beberapa saat lalu gadis itu berlagak kocak tanpa tahu malu. Dan sekarang ia begitu tegas.

“Permisi,” ujarnya membuat Leonardo seketika berdiri dari kursinya.

“Dina!” panggilnya serak.

“Kakek,” Adina kaget melihat Leonardo memegangi dadanya yang sesak.

Semua pun ikut panik.

“Jangan pergi, Nak.” pintahnya memohoh di sela ringisan sakit menahan dadanya.

“Mommy, persiapan ke rumah sakit. Kita bawa Grandpa ke rumah sakit.” ujar Kalyan panik dan segera memapah tubuh sang kakek yang rapuh.

“Kakek, maafkan Dina, Kek.” gadis itu merasa sangat bersalah. Leonardo adalah pria yang sangat baik padanya.

Mereka memang kenal cukup dekat. Lantaran Leonardo dan Adina merupakan rekan kerja yang saling membantu satu sama lain. Bisa di bilang Adinalah yang cukup banyak membantu perusahaan Leonardo yang saat ini di pimpin oleh Kalyan, sang cucu.

Sedangkan Leonardo, begitu banyak membantu ilmu dalam berbisnis pada Adina.

Terpopuler

Comments

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

semangat ya thor lanjut

2022-07-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!