BAB 2

Vania masuk kedalam kamar dengan segala pikirannya.Dia kesusahan berpikir dimana dia akan mendapat kerja dengan hanya bermodalkan selembar ijazah SMA.Tapi dia tidak akan berputus asa

SRAAAKKK… Vania membolak-balikkan koran yang ia beli keesokan paginya, duduk dihalaman rumahnya yang kecil sambil melingkari beberapa kolom lowongan pekerjaan

Rata-rata dari lowongan pekerjaan itu membutuhkan orang yang berpendidikan minimal S1. Selain itu hanya ada pekerjaan paruh waktu menjaga toko atau pekerjaan buruh untuknya

Vania menggelengkan kepalanya menjadi buruh gajinya tidak akan sebesar gajinya sebelum ini tapi setidaknya ia memiliki pekerjaan dan menghasilkan uang untuk dirinya dan juga ibunya

Vania menoleh kearah rumahnya dengan perasaan sedih, seandainya Ayahnya masih hidup mungkin hidupnya tidak akan serumit ini

" Aaah.. dasar tuan Granger menyebalkan" Vania membaringkan dirinya di teras rumahnya, memandangi langit biru yang tepat berada diatasnya

"Siapa itu tuan Granger?"suara Ibunya menyahut dari dalam rumah. Vania mendudukkan dirinya cepat lalu berbalik menghadap kearah dalam rumah

"Bukan siapa-siapa"

"Kenapa kau tidak bekerja hari ini?"tanya Ibunya tiba-tiba.Vania memalingkan wajahnya kedepan lagi sambil mengerutkan hidungnya

"Aku masuk jam sore"

"Aa.. kau jarang mengambil jam sore"

"Iya... eehhmm.. ada temanku yang tidak bisa mengambil jam sore, jadi ia memintaku bertukar jam denganya"

"Oo..vania,kita kehabisan garam, bisakah kau membantu membelinya untuk Ibu?"

"Baiklah bu" Vania bangkit, memakai sepatunya lalu bergegas keluar rumahnya menuju warung yang ada didekat rumahnya.

Dalam perjalanannya menuju ke warung tiba-tiba pikirannya teringat pada kertas yang dilihatnya tadi.Terpikir olehnya kenapa ada orang yang menginginkan hal aneh seperti itu

Tapi di zaman sekarang itu bukanlah hal yang aneh.Namun,kenapa harus ada seleksi hanya untuk mengandung.Kenapa tidak dipilih saja seorang wanita yang datang di awal.Bukankah sama saja semua wanita,ada rahim tempat mengandung.Aneh pikir Vania lagi

Tiba-tiba saja terbersit rasa penasaran dibenak Vania untuk mengetahui seperti apa orang gila yang mempunyai keinginan seperti itu?.

Setelah membeli garam dari warung Vania kembali dan membelikan beberapa kue panggang untuk Ibunya,Vania bersenandung ringan sembari melangkah pulang

Tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini selain menerima apa yang sudah ditakdirkan untuknya, karena itu Vania akan selalu tersenyum menghadapi semuanya

"Ibu... ini garamnya" Vania masuk kedalam rumah dengan tangan menjinjing kantong belanjaannya

"Ibu...?" menyadari tidak adanya sahutan Vania pun memanggil sekali lagi ibunya. Dengan alis yang berkerut Vania berjalan menuju dapur.Matanya melebar terkejut melihat ibunya tergeletak dilantai dapur

"IBUU...?" Vania berlari cepat menghampiri ibunya, memutar tubuh ibunya cepat lalu mencari tanda-tanda kehidupan ditubuh ibunya,

Nafasnya berhembus pelan karena ibunya masih hidup, Vania melirik ke kompor yang masih menyala, memasak sesuatu yang berada didalam panci itu kemudian meraih ponselnya menelpon ambulan.

Dirumah sakit, Vania menunggu diruang tunggu dengan perasaan yang campur aduk. Berharap dokter akan keluar secepatnya dan membawa berita baik untuknya.

"Tuhan tolong, semoga ibuku hanya pingsan saja.. tolong.." Vania tidak bisa berdoa yang lebih dari ini lagi, ia tahu ibunya sering sekali sakit-sakitan dan pingsan karena penyakit kanker yang dideritanya

"Nona Vania" Vania berdiri dari bangku yang didudukinya menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang periksa

"Bagaimana dok?"

"Sama seperti yang aku katakan padamu operasi atau kita hanya tinggal menunggu waktu"

"Tapi…"

"Kanker yang ibumu derita menyebar sangat cepat, jika tidak segera dioperasi maka aku tidak bisa lagi menolongnya, maafkan aku"

"Aku.. aku butuh waktu lagi untuk mengumpulkan uangnya dok, tidak bisakah menunggu?"

" Tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi pada ibumu selagi kita menunggu" Vania menghembuskan nafasnya sambil menganggukkan kepalanya mengerti

Jadi beginilah keadaannya, ia dipecat dan tabungannya belum cukup untuk membayar biaya operasi ibunya. Meskipun ditambahi dengan uang pesangon sekalipun uangnya masih belum cukup. Bahkan masih banyak yang kurang

"Aku harus bagaimana?" Vania pulang kerumah mengambil semua uang yang dimilikinya lalu menghitungnya cepat, ia sudah memberitahukan keadaan ini kepada Mira untuk meminta sedikit bantuan yang ia yakini belum cukup untuk menutupi kekurangan biaya operasi ini

vania harus berfikir cepat, dimana ia bisa mendapatkan uang dalam jumlah yang besar dengan waktu yang singkat. Jika ia meminjam uang di bank akan butuh waktu lama untuk memprosesnya.

Dimana..? dimanaa.. ia bisa mendapatkan uang dengan cepat?. . . . Tap..tap..tap.. suara langkah kaki seseorang dikoridor rumah sakit membuat semua orang menoleh pada si pemilik kaki, begitu juga Vania yang sedang duduk bersandar dikursi ruang tunggu sambil memegang handphone ditangannya

Ia melihat Mira berlari sambil menghembuskan nafasnya yang tersengal-sengal kearahnya.

"Aku sudah mengumpulkan uang dari teman-teman dihotel, manager Heru juga menyumbang dengan jumlah yang besar. Ini.." Mira mengulurkan amplop yang berisi uang kepada Vania

" Apa cukup?" Vania mengambil uang itu lalu menghitungnya cepat, kepalanya menggeleng lemah.

"Aku masih butuh banyak lagi"

"Ya Tuhan, aku.. aku akan mencoba meminjam ditempat lain ya? kau jangan bersedih"

" Mir..." Vania menghentikan Mira yang sudah hendak pergi meninggalkannya.

"Aku.. punya alternatif lain" Vania mengulurkan tangannya yang memegang selembar kertas yang sedikit robek karena sudah ia genggam dan remas sejak dari halte.Vania memutuskan mengambil kertas itu entah untuk apa.Tangannya seakan bergerak sendiri saat akan memungut kertas berisikan alamat dan nomor itu

Mira mengambil ragu-ragu kertas itu dan melihatnya dengan hati-hati

"Apa ini?" tanya Mira penasaran saat melihat hanya ada alamat dan sebuah nomor di kertas itu

Vania menghembuskan nafasnya dan menceritakan pada Mira apa yang didengarnya kemaren tentang asal usul kertas itu

Mata Mira melebar terkejut, dia tak dapat percaya dengan apa yang di dengarnya Pikirannya pun sama seperti Vania yang menganggap konyol keinginan itu.

"Kau gila, aku tidak akan mengizinkanmu melakukan ini semua"

"Tapi itu satu-satunya cara untuk mendapatkan uang dengan cepat"

"Yaak.. Vania anastasha, ini sama saja dengan menjual dirimu untuk melahirkan seorang anak, sama saja dengan kau menjual bayi pada seseorang"

"Aku tahu, tapi tidak ada salahnya mencoba bukan?" Mira duduk dihadapan Vania sambil menggenggam kedua tangan sahabatnya itu

"Kau sedang kalut, pikiranmu tidak bekerja dengan logis. Tarik nafas panjang lalu hembuskan secara perlahan, nah begitu.. sekali lagi"Mira mengusap tangan Vania

"Masih banyak cara lain, kita pinjam uang ke Bank"

"Butuh waktu untuk memprosesnya"

"Baiklah, kita pinjam uang ke manager Raka"

"Kau tahu dia tidak akan memberikannya"

"Sial, kau benar.. lalu kita pinjam uang ke..."

"Sudahlah Mir..."potong Vania

"Kau tahu tidak ada cara lain lagi"

Airmata jatuh diwajah Mira, ia tahu. Tapi ia tidak bisa mengizinkan Vania melakukan tindakan konyol seperti itu

"Kau akan menyesal nantinya" bisiknya pelan

"Aku akan lebih menyesal jika aku tidak bisa menolong Ibuku, satu-satunya keluarga yang kumiliki" Vania berujar pelan, matanya menatap tidak fokus ke tangannya yang digenggam oleh Mira

"Aku tidak bisa kehilangan Ibu" Mira mengusap airmata dipipinya mencengkeram kuat tangan Vania

Ia tidak berkata-kata lagi, tidak melarang ataupun mengizinkan. Yang bisa dilakukannya saat ini adalah mendukung Vania

"Kau sudah menghubungi nomornya?" Vania menganggukkan kepalanya

"Aku akan bertemu dengan orangnya nanti malam. Bisakah kau menolongku menjaga Ibuku malam ini?"

"Tentu saja aku bisa"

🍀🍀🍀

Malamnya.. Seorang pria tua dengan rambut yang sudah mulai memutih dan kerutan diwajahnya memasuki ruang tamu dengan langkah yang santai dan berwibawa, pria itu menatap Vania yang berdiri ditengah-tengah ruangan dengan mata yang meneliti tajam

Gadis itu masih muda, bahkan terlalu muda pikirnya

"Anda nona Vania Anastasha" tanya pria tua itu

"I..iya.Saya Vania" Vania menunduk dengan hormat kepada pria tua itu

" Kita sempat berbicara ditelepon tadi, kupikir kau sedikit lebih tua dari suaramu, berapa usiamu?"

"Iya..? 23 tahun tuan" Pria tua itu berjalan memutari Vania matanya menatap dari atas sampai kebawah pakaian Vania

'Wanita ini sepertinya wanita baik-baik, sederhana dan wajahnya cukup cantik' pikirnya.

"Boleh aku tahu alasanmu untuk menerima tawaran ini?" Vania menelan salivanya ngeri karena tatapan meneliti pria tua itu

Apakah pria ini yang menginginkan anak itu

" Aku.. aku membutuhkan uang tuan"

"Uang? Untuk apa?" pria itu menaikkan alisnya

"Untuk biaya operasi ibuku"

" Ibumu sakit..?"

"Ya tuan...Kanker"

"Oo... jadi karena untuk membiayai operasi Ibumu kau bersedia hamil selama sembilan bulan untuk seseorang?" Vania menelan salivanya, membasahi tenggorokannya yang kering dan memejamkan matanya yang terasa perih

" Yaa.."jawabnya serak. Pria tua itu sekali lagi menaikkan alisnya. sungguh menarik, pikirnya

CEKLEEEEEKKK.. seseorang menginterupsi kejadian diruang tamu itu. Pria tua itu menoleh kearah pintu yang baru saja terbuka lalu tersenyum

"Tuan muda, aku baru saja akan menelponmu"

Vania menolehkan kepalanya ke seseorang yang pria tua itu panggil tuan muda, matanya melebar menatap wajah tampan pria yang baru saja masuk dengan pakaian olahraga, serta keringat yang tampak membasahi wajah dan sebagian pakaiannya

Vania yakin pria itu baru saja selesai berolah raga.Tapi bukan itu yang membuatnya mematung, jantungnya berdegup sangat kencang hanya dengan memandangi wajahnya. Tubuhnya tinggi, rambutnya sedikit basah karena peluh dan tubuhnya terlihat sangat kekar. Membuat sesuatu didalam diri Vania bergetar detik itu juga

"Pria itu melirik kearah Vania kemudian melihat kearah pria tua itu

" Ada apa?"

"Aku menemukan calon yang kau inginkan?" Alis pria itu terangkat sebelah, iapun menoleh pada Vania dengan pandangan yang meneliti

Menatap Vania dari kepala hingga kaki.Vania memakai pakaian yang sangat biasa dengan celana jeans dan kaos biasa dibalik jaket birunya

Gadis ini masih sangat muda pikirnya, biasanya yang akan datang kesini untuk menerima tawaran itu adalah seorang wanita yang sudah lanjut usia, seorang pelacur ataupun seorang pecandu narkoba. Dan Pria itu tidak melihat ketiga kriteria itu dari dalam diri Vania

"Berapa usiamu?"

"23"jawab Vania serak

" pekerjaan?"

"Tidak ada" Pria itu menganggukkan kepalanya

'O**rang miskin' Pikirnya

"Kau seorang pelacur?" Wajah Vania memerah seketika

"Bukan"

" Pecandu narkoba?"

"Bukan"

" Kau masih perawan?" Vania melebarkan matanya terkejut, wajahnya yang memerah semakin merah. Pertanyaan Pria ini lebih mengejutkan dari pada pertanyaan yang diucapkan oleh pria tua itu pikirnya

"Kenapa tidak menjawabku?" Vania tersentak mendengar suara pria itu.Apa yang harus ia jawab, jika ia mengatakan ia masih perawan apakah mereka akan menerimanya?

"Tidak" jawab Vania memutuskan untuk berbohong

"Kau berhubungan s3x dengan berapa orang pria sebelum ini?"tanya pria itu, semakin menyelidiki, semakin tidak sopan

"Sa.. satu.." jawan Vania tergagap. Ia harus berbohong lagi

"Kau punya penyakit bawaan atau semacamnya?"

" Tidak"

" Kau gadis yang sehat?"

"Sangat sehat"

" Berapa ukuran panggulmu?"

"Apa...?" Vania mengerjabkan matanya bingung, apa maksud dari pertanyaan itu

Vania sedang berfikir bingung ketika tiba-tiba lengan kekar pria itu melingkar dipinggangnya. Tubuhnya tiba-tiba saja menempel didada Pria itu, membuat Vania bisa melihat dengan jelas peluh yang membasahi leher pria itu

Menelan salivanya pelan Vania pun meletakkan kedua tangannya didada pria itu, menjaga jarak diantara mereka. Pria itu mengusap pinggangnya lalu turun ke p4nt4tnya dan naik lagi mengusap tulang panggulnya

Vania diam dalam usapan itu, sesuatu mengalir dari sentuhan itu. Jantungnya berdegup sangat kencang, ia belum pernah dipeluk bahkan disentuh seperti ini. Matanya naik menoleh kewajah pria itu, Vania terdiam karena pria itu sedang memandanginya

Nafas vania tertahan karena interaksi dari tatapan itu. ia tidak bisa tidak terpesona oleh mata yang menyorot tajam itu. Vania kembali bisa bernafas lega ketika dilepaskan dari pelukan pria itu, tubuhnya sedikit linglung karena dekapan yang tiba-tiba terlepas

"Kau harus mematuhi semua peraturan yang ada. Kau dilarang untuk membuka mulut sedikitpun, tidak ada yang boleh tahu kau mengandung, dan untuk siapa kau mengandung, tidak ada yang boleh tahu juga keberadaanmu selama mengandung. Kau akan tinggal disalah satu rumahku selama sembilan bulan, diberi makan dan fasilitas yang mewah. Kau boleh pergi setelah kau melahirkan secepat yang kau bisa. Tidak boleh ada kasih sayang untuk anak itu atau pun cinta. Anak itu milikku dan bukan milikmu. Kau mengerti?" Vania terdiam sejenak, lalu ia pun menganggukkan kepalanya.

"Bagus, secepatnya pindah kesini.."

" Anuu.." Vania memotong

" Bayarannya?"

"kau akan dibayar 1 milyar"

Vania melongo takjub mendengar harga yang diucapkan oleh pria itu. itu harga yang sangat fantastis

Vania bahkan bisa membeli sebuah rumah dan mobil mewah dengan uang itu

" Akan ada surat kontrak untuk ini, jika kau membuka mulutmu, menceritakan ini semua kepada orang lain kau akan dituntut. Jika kau sudah mengerti kau bisa pulang dan kemasi barangmu"

"Anuu.." Vania memotong pria itu lagi

"Apa aku bisa mendapatkan setengah dari bayaranku sekarang?, aku membutuhkannya" Pria itu menaikkan alisnya bingung

"Ibunya butuh biaya untuk operasi"pria tua itu menjawab pertanyaan diwajah pria muda itu

"Berikan setengah dari biaya itu, jika dia kabur dengan uang itu. Tuntut dia" pria itupun pergi setelah memberi perintah pada pria tua itu

"Baik tuan muda, kemarilah Nona Vania"

"Aku diterima? Begitu saja?"tanya Vania kaget. Mengikuti pria tua itu yang berjalan kesalah satu ruangan. Pria tua itu tersenyum

"Ada banyak yang mencalonkan diri tetapi kebanyakan dari mereka adalah sampah, kau adalah gadis normal pertama yang datang, yaah.. tapi tidak terlalu normal karena kau mau melakukan hal konyol ini bukan?"

" Aku butuh uang"jawab Vania "Tapi, aku terkejut karena aku langsung diterima"

"Tuan muda Granger tidak ingin membuang kesempatan langka, sudah lama dia menunggu orang yang pas untuk mengandung anaknya"

"Tuan muda Granger?" Vania membeo

"Apa maksudmu dia pemilik dari lima hotel berbintang di Jakarta?" pria tua itu mengangguk

"Apa maksudmu dia adalah Julian Granger"

"Tepat sekali Nona. dan seperti peraturan yang berlaku. Kau dilarang menyebarkan berita ini pada siapapun" pria tua itu masuk kedalam sebuah ruangan dan berjalan menuju meja besar yang bisa diasumsikan sebagai meja kerja.

Pria tua itu mengambil selembar cek lalu menuliskan angka dikertas tersebut. Vania masih terdiam membisu, luar biasa pikirnya

Julian Granger, orang yang membuatnya dipecat adalah orang yang akan memberikannya uang lima ratus juta untuk operasi Ibunya

"Ini uangmu" pria tua itu memberikan cek itu kepada Vania

"Oo.. terima kasih tuan…" Vania ragu untuk memanggil nama pria tua itu

"Norman" jawab pria tua itu

"Pelayan sekaligus pengurus rumah ini, kita akan sering bertemu"pria itupun tersenyum kepada Vania.

Vania mau tidak mau membalas senyum pria itu. Pelan-pelan ia menatap angka di cek itu, jadi beginilah akhirnya, ia akan hamil selama sembilan bulan lalu pergi begitu saja setelah ia melahirkan

Yang membuat Vania terpana adalah, ia akan mengandung anak dari JULIAN GRANGER

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sabar Vania,, sapa tau dengan cara ini kau juga bisa nikah sama dia..

2023-03-08

1

Siti Orange

Siti Orange

Wow Vania Langsung D Byr 500jt
Lanjut Thor
Keren Ceritanya

2023-01-15

1

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

orang kaya banyak duit punya jabatan apa lagi muda ganteng banyak bonusnya mmg auranya beda walaupun dingin dan arogan ttp aja mempesona 🤭🤭🤭

2022-10-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!