"Bisa-bisanya dia tidur se nyenyak ini."Ucap Melvin sambil menatap Selina dengan posisi nya yang duduk di depan gadis yang sedang tidur itu.
Karena gemas dengan pipi Selina yang sedikit cabby Melvin pun tidak tahan untuk mencubit pipi Selina.
Ia mulai memainkan dan mencubit kedua pipi Selina yang sedang tertidur.
" Aduh sakit sekali. Laki-laki ini benar-benar gila, sebentar duduk sebentar mencubiti wajah ku, sebenarnya apa salah wajah ku ini."Batin Selina yang ternyata tidak lah benar-benar tidur dengan pulas.
Selina pun terus berpura-pura tidak merasa jika Melvin sedang mencubit nya ia terus berpura-pura tidur agar Melvin cepat pergi dari sana.
Namun siapa sangka Melvin akan memencet hidung Selina sehingga Selina tidak bisa bernafas dan membuka mata nya.
"Ini tuan muda yang di lihat orang mengerikan? Tapi mengapa aku melihat nya seperti seorang anak kecil yang berusia lima tahun ya? Dia bahkan hampir membuat aku mati tak bernafas."Ucap Selina sambil menatap wajah Melvin yang duduk di samping nya.
Melihat Selina yang terbangun Melvin pun dengan cepat berubah menjadi dingin, wajah nya tidak terlihat seperti anak kecil ia beranjak dari tempat tidur tersebut dan pergi dari kamar itu.
"Huh, akhirnya dia pergi juga,pipi dan hidung ku terasa sakit."Batin Selina memegang pipi dan hidung nya secara bergantian.
Pagi harinya.
"Tuan muda Melvin."Sapa Tio saat melihat Melvin telah siap dan rapi dengan pakaian kantor nya.
"Hmm."Jawab Melvin dingin.
"Apa ada tugas yang harus aku kerjakan hari ini?"Tanya Tio kepada Melvin siap menerima tugas.
"Carikan aku seorang perempuan."Ucap Melvin kepada Tio.
"Apa? Perempuan?"Ucap Tio kaget dengan perilaku boss nya yang tidak bisa di tebak itu.
"Iya."Jawab Melvin singkat.
"Perempuan seperti apa yang tuan kuda Ingin kan?"Tanya Tio tak kuasa membantah legenda Melvin.
"Bersih, dewasa,rela berkorban."Ucap Melvin kepada Tio.
Tio terdiam saat ini sudah jelas-jelas Selina ada bersama nya mengapa boss nya itu masih menginginkan wanita lain? Ini benar-benar di luar nalar.
"Mengerti?"Ucap Melvin menatap Tio yang sedang melamun.
"Ah iya, iya aku mengerti tuan muda."Ucap Tio lagi.
Tio pun akhirnya pergi meninggalkan Fila tersebut untuk menjalankan tugas nya.
Sementara itu Melvin juga keluar dari Fila sendirian dan tidak tau entah ada urusan apa.
Dua haru kemudian.
"Aku harus secepatnya pergi dari sini, ini sangat membosankan, walaupun di sini aku hidup enak, memiliki pelayanan tapi aku tetap tidak boleh terus tingal di sini."Batin Selina sambil duduk memeluk lutut di atas sofa ruang tamu Fila tersebut.
Tampa Selina sadari kedua pelayan nya itu sedang mengamati nya dari jauh.
"Kasian nona muda, dia sudah lama tidak melihat keluarga nya, setelah keluar dari pulau terpencil itu dia malah di kurung di Fila ini dan tuan muda juga sudah dua hari tidak pulang nona muda pasti sangat kesepian"Ucap salah satu pelayan itu kepada teman nya.
"Kau ini,apa kau tau dia itu memiliki keluarga atau tidak, sebaiknya jangan Basal bicara."Jawab pelayanan yang satunya.
"Kalau tidak memiliki keluarga bagaimana dia bisa lahir."Jawab pelayan itu sambil menggelengkan kepalanya tak habis fikir dengan teman nya.
"Oh iya aku dengar-dengar tuan muda tidak akan pulang hari ini karena dia sedang menghadiri pesta."Ucap pelayan tersebut.
"Benar kah? Bagus' lah kalau begitu kita tidak akan terlalu tertekan selama tuan muda masih di luar. Aku sampai lupa, semalam aku sempat membelikan obat tidur karena akhir-akhir ini aku sangat susah untuk tidur."Ucap pelayan tersebut mengobrol tanpa takut Selina akan mendengar pembicaraan mereka.
Selina menoleh menatap kedua pelayan tersebut yang sedang memegang sebotol obat tidur.
"Hari ini dia tidak akan pulang? Bagus lah,kalau begitu ini kesempatan ku untuk keluar dari sini."Batin Selina sambil menampilkan senyum manisnya.
Selina pun menunggu saat kedua pelayan tersebut meminum obat tidur yang mereka beli dan akhirnya mereka pun tertidur pulas, saat itu lah Selina mulai bereaksi.
Selina pun Menganti pakaian nya dengan sweater hitam bertopi, ia berjalan pelan-pelan melewati tuang tengah dan melihat kedua pelayan tersebut masih tertidur dengan pulas di atas sofa
Selina yang tadinya dengan sengaja membawa selimut untuk kedua pelayan tersebut pun menyelimuti mereka.
"Dosis obat itu sangat kuat, seharusnya mereka akan tidur selama lima jam bagus lah."Batin Selina tersenyum puas.
Selina pun berjalan keluar dari Fila tersebut.
"Aku tidak boleh mengambil keputusan terlalu cepat,aku masih membutuhkan perlindungan laki-laki pesicopat itu."Batin Selina cerdas.
Selina tidak lah berniat kabur saat sekarang karena ia belum mendapatkan perlindungan siapa pun kecuali Melvin karena jika dia benar-benar meninggalkan Melvin sama saja dia akan kembali menyerahkan dirinya kepada keluarga Hartono yang jahat, karena keluar Hartono tidak akan tingal diam saat mengetahui dirinya belum meningal.
Selina berlari kecil agar ia tidak membuang-buang waktu nya untuk menikmati suasana luar.
"Hummm, ini dia namanya kebebasan."Ucap Selina merentangkan tangannya menghirup udara segar malam itu.
Selina pun mulai melangkah kan kaki nya menuju jalan raya, saat tiba di pinggir jalan ia pun memberhentikan sebuah taxi dan masuk ke dalam taxi tersebut.
"Kemana nona?"Tanya sopir taxi tersebut.
"Daerah Albert."Ucap Selina lagi.
"Baik nona."Ucap sopir taxi tersebut yang kemudian menyalakan mesin mobil nya dan mulai melaju.
"Butuh waktu berapa jam untuk ke sana?"Tanya Selina lagi.
"Kalau tidak macet bisa tiba dalam tiga puluh menit nona."Jawab sopir taxi itu.
"Oke pak."Jawab Selina lega.
Sopir tersebut pun hanya mengangguk kan kepala nya sambil kembali fokus ke jalanan.
"Aku harus tiba di Fila sebelum mereka bangun."Batin Selina lagi.
Tiga puluh menit berlalu kini Selina tiba tepat di depan rumah keluarga Hartono yang berada di daerah Albert tersebut.
"Nona total nya jadi seratus dua puluh ribu."Ucap sopir taxi itu.
"Aku tidak Bawak uang,bisa kah bapak menunggu sebentar aku akan turun untuk mengambil uang nya."Ucap Selina Santai.
"Baik lah nona,apa ini rumah mu?"Tanya sopir taxi tersebut menurunkan kaca mobil nya dan melihat rumah keluarga Hartono yang cukup besar.
"Bukan ini rumah musuh."Jawab Selina sambil tersenyum miring.
"Apa?"Ucap sopir taxi itu kaget.
"Haha, tidak-tidak aku hanya bercanda, tunggu sebentar."Ucap Selina yang kemudian turun dari taxi tersebut.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Aidah Djafar
Selina jngn smpai pulng ke Fila trlmbat, ngeri klo psikopat pulng lebih dulu dari kamu 🤔🤦
2023-08-08
0